Oleh : Dedi Hidayat
Daun kelapa dan rumbia kau anyam satu
ku jadikan atap tanpa menggunakan paku
sebuah lentera redup ber-asap kelabu
penerang pandang dari atas meja kayu
Pondok tiris berdinding papan
berlantaikan tanah tempat pijakan
gubuk kecil di pinggir hutan
tempat berpulang segala kenangan
terpahat kisah di dalam qalbu
bagaimana payah di masa nan lalu
di tengah hidup yang penuh liku-liku
namunnya kasih erat menyatu
kala pagi dan juga senja
depan pintu duduk berdua
walau hanya air putih yang ada
dengan cinta manis jua rasanya
tapi kini malah sebaliknya
sudah lupa kacang akan kulitnya
sudah lupa kacang akan kulitnya
Oleh karna harta kasih-pun jadi binasa,
kusiram layu bunganya
kepegang ranting luruh daunnya
emas berbongkah apa gunanya
Jika menjadi siksa di dalam rumah tangga..
0 komentar:
Posting Komentar