Oleh : Roychan Uzaqqy
Waktu masih menunjukkan pukul 21.00. Gemercik
air hujan terus terdengar jelas di telinga melyawa gadis yang sedang melamun.
Tok..tok..tok.. suara seorang perempuan dari luar yang mengetuk pintu kamar
melyawa sontak membangun dari lamunanya.
“Melyawa jangan lupa pakai baju
hangatmu ya,..udara sangat dingin sayang” teriak sang ibu
“Iya bu, melyawa akan pakai” ucapnya
sambil bergegas mengambil baju hangatnya. Ia mencoba terlelap tidur namun
matanya masih enggan untuk tertutup. Ia masih memikirkan kejadian tadi pagi
saat orangtuanya mendatangkan seorang pemuda yang akan men ta`arufnya.. Sedangkan
sekarang ia sudah memiliki kekasih. Ia merasa bimbang haruskah ia menuruti
permintaan orangtuanya atau tetap memilih kekasihnya.
Tak
terasa 3 jam telah berlalu dan sekarang waktu menunjukkan pukul 00.00. Ia
melangkahkan kakinya kekamar mandi untuk mengambil air wudlu dan sholat
istikhoroh untuk meminta petunjuk dari Allah subhanallahu ta`ala.
“Ya Allah Ya Robbi..Hanya kepada
Engkaulah hamba meminta pertolongan dan hanya Engkaulah yang bisa mengabulkan
segala apapun itu.., beri hamba petunjuk apa yang harus hamba pilih, haruskah
hamba memilih faliq kekasih hamba atau nanang yang akan dijodohkan dengan hamba”
pintanya sambil berdoa. Setelah sholat ia berusaha tidur kembali, kini hatinya
lebih tenang, Alhamdulillah.
Kukurruuyukkkk
suara ayam berkokok bertanda hari sudah pagi melyawa bergegas bangun dan
bersiap-siap untuk mandi. Setelah selesai berberes-beres ia turun kebawah untuk
sarapan.
“Hari ini kamu akan diantar oleh
nanang” ucap papa melyawa
“Tapi pa, melyawa kan diantar sama
faliq, biasanya juga begitu” ucapnya membantah
“Sayang, ikuti kata papamu biarkan
saja nanang yang mengantarmu ke kampus” pinta mama melyawa, melyawa hanya
pasrah ia mengangguk berarti setuju. Suara motor berbunyi dari luar rumah.
Melyawa segera menghabiskan sarapanya, bersalaman kepada orangtua dan langsung
kedepan.
“Selamat pagi, Melyawa pacarku” ucap
faliq sambil memberi bunga
“Pagi faliq” jawabnya bahagia
“Assalamualaikum” datang seorang
lelaki turun dari sepedanya
“Waalaikumsalam” jawab melyawa
dengan wajah yang datar. Faliq tampak tak senang akan kehadiran nanang
“Itu siapa” tanya faliq kepada
melyawa
“Nanti aku ceritakan dikampus”
jawabnya. Lalu faliq menggandeng tangan melyawa dan ketika ia hendak menaiki
motor faliq ia berfikir bukankah tadi ia disuruh orang tuanya untuk pergi
bareng nanang..Ia kemudian berbalik arah dan pergi bersama nanang
“Ayo antar aku ke kampus” ucapnya..nanang
hanya tersenyum dan mereka pergi meninggalkan faliq
“Maafkan aku liq” lirih hatinya
melyawa
Sesampainya di kampus dia dihadang
sama faliq.
“Kamu tadi apa-apaan si yank, kamu lebih
milih dianterin dia dari pada aku..?!!
“Aku dijodohin orangtuaku sama
dia..”
“Terus kamu mau gitu??..kamu tau
sendiri kan hubungan kita sudah kayak apa,dah berapa lama kita jalin hubungan
ini. Orangtua kita juga sudah sama-sama tau hubungan kita seperti apa?” Sontak
faliq tidak percaya akan semua kejadian itu.
“Iya..aku faham semua itu, aku
ngerti..tapi itu keinginan orangtuaku, aku udah jelasin semua itu keorangtuaku
tapi mereka tetep nerima laki-laki yang datang kerumahku untuk melamarku itu”
jawab melyawa sembilu meneteskan air mata beningnya.
Faliq terus berusaha menyakinkan
melyawa akan cinta dan sayangnya mereka berdua. Meskipun usahanya untuk
mengembalikan keadaan tetap tak merubah sikap melyawa akan semua kejadian ini.
“Berarti semua perjuangan dan
pengorbananku selama 5 tahun ini harus dibayar dengan ini..?!!,sampai aku rela
bekerja banting tulang setiap hari sambil kuliah hanya untuk tabungan kita
jalan dan nikah!! Dan semua itu kini sia-sia hangus begitu saja”.
Melyawa
akhirnya pergi meninggalkan faliq dengan tetesan air mata yang perlahan mulai
deras dan satu persatu jatuh melupakan kejadian ini. Sedangkan faliq hanya bisa
menangis tidak percaya hubunganya hanya cukup sampai segini dan semua
perjuangan pengorbanan yang ia lakukan sejauh ini hanyalah angin yang berlalu
berhembus hilang kemana,..Mungkin inilah yang terbaik buat hubungan mereka
berdua.
Keesokan
harinya ia berangkat ke kampus, namun kali ini dia melihat faliq hanya
sendirian duduk di pojok lapangan sambil melihat melyawa yang berangkat diantar
oleh nanang. Ia tau ini sakit buat faliq tapi ia tak bisa menolak permintaan
dari orangtuanya dan ia berharap ini adalah yang terbaik buat hubungan mereka
berdua,.Mereka berusaha tetap tegar meskipun hati mereka teriris sakit oleh
pisau kejadian ini. Saat jam kuliah telah selesai nanang datang menjemputnya,
“kenapa wajahmu tampak sedih” tanya
nanang
“Bukan urusanmu” jawabnya kasar.
Meski ia kini telah putus dengan faliq, namun tetap saja ia belum bisa
melupakanya dan membuka hatinya untuk nanang. Nanang adalah anak seorang ustad
temanya orangtua melyawa. Bagi melyawa kedekatanya bersama nanang hanya
keterpaksaan saja.
Waktu
berjalan dengan cepat, hari, minggu, bahkan bulan telah berlalu. Meski nanang
sangat mencintai melyawa dan ingin menikahinya, selalu saja jawaban melyawa
“Aku belum bisa mencintaimu”
Tapi hari ini bertepatan tanggal 01
agustus 2019 handphone melyawa berdering,
“Halo ada apa bu, kenapa menelpon
melyawa” tanyanya
“Mel, nak nanang kecelakaan ia
sekarang masuk rumah sakit” jawab ibu melyawa sambil terisak tangis. Melyawa
terdiam ia langsung menuju ke rumah sakit tak peduli akan kuliahnya. Ia dari
kampus naik taksi sampai di ruangan
dimana nanang dirawat. Ia tetap menangis.
“Masuklah” ucap mama nanang. Ia
melihat nanang senyum padanya, baru kali ini ia merasakan khawatir terhadap
nanang, Mungkinkah ini cinta...??? Mereka terdiam tanpa kata
“Maukah kamu menikah
denganku..?”ucapnya berusaha dengan kuat menopang kondisinya.
Melyawa mengangguk...mungkin cinta
butuh waktu dan ini yang diinginkan oleh orangtuaku dan Allah Subhanallahu
Ta`ala.
0 komentar:
Posting Komentar