Oleh : Daiyatul Choirot
Pesantren
adalah sebuah nama yang di dalamnya terdapat sebuah lembaga pendidikan yang
berbasic tradisional, tapi lebih mengarah ke agama. Yang para muridnya tinggal
langsung didalamnya (pesantren).Cara
belajarnya di bawah bimbingan langsung sang guru atau lebih dikenal dikalangan pesantren dengan
sebutan KYAI, sedangkan muridnya
sering di kenal dengan sebutan SANTRI.
Pesantren
biasanya lebih dikenal dengan dua kata yaitu pondok dan pesantren, pondok
sendiri diambil dari bahasa arab “funduq”
yang artinya hotel, tempat tinggal atau asrama. Di dalam pesantren sendiri
biasanya terdapat fasilitas yang hampir menyerupai komplek seperti ndalem (rumah) kyai, beberapa kamar buat
para santri, masjid, kantin, tempat belajar dan lain lagi.
Pesantren
biasanya terdapat tembok yang tidak terlalu besar yang mengelilingi seluruh pondok
agar tidak terjadinya kelancangan para santri yang keluar masuk pesantren tanpa
izin dan seenak nya sendiri, jadi dengan adanya tembok dan gerbang di pesantren
mungkin lebih mengajarkan kepada santri akan tindak tanduk.
Contoh
hal positif yang tidak kita dapatkan ketika kita belajar di luar (sekolah umum)
contoh hal kecil yaitu sopan santun terhadap guru atau kyai, di luar mungkin
kita ketika berhadapan terhadap guru-guru kita enjoy-enjoy saja sampai kadang
ada juga guru rasa teman, dengan seenaknya sendiri mereka merangkul guru nya
atau bergurau tanpa adab dengan guru nya, dan yang lagi viralnya dan mirisnya
sekarang di negara kita sendiri Indonesia, murid membantah, membully dan
menghajar guru nya.
Dari
situ mungkin kita sudah bisa membedakan sikap dan tindak tanduk antara di
pesantren dan sekolah luar, di pesantren hal yang terkecil ketika sang kyai
berjalan dari kantor ke ndalem contohnya, dari kejauhan para santri pun udahberdiri
tegap sambil menundukkan pandangan dengan tangan di taruh di depan, santri
memberhentikan aktifitasnya ketika sang kyai berjalan melewati lapangan dan
masih banyak lagi contoh-contoh positif lainnya.
Santri
sendiri terkenal dengan kata-kata “tirakat”. Tirakat sendiri diambil dari
bahasa arab tarkun yang artinya
meninggalkan. Yakni belajar untuk meninggalkan hal-hal yang terlalu memicu
duniawi, perjuangaan meninggalkan orang tua di rumah demi tholabul ilmi,
perjuangan meninggalkan kampung halaman yang banyak kenangan, atau mungkin
meninggalkan kenangan-kenangan masa lalu.
Pesantren,
kyai mendo’akan sang santri ketika selesai sholat begitu juga sebaliknya sang
santri mengaamiini do’a sang kyai sedangkan di luar bisa jadi sang tirakat sang
guru terhadap murid kurang jadi tidak disalahkan lagi jikalau sang murid
bersikap tidak senonoh terhadap sang guru, dari situ kita juga bisa melihat
perbedaan antara sekolah luar dan pesantren.
Santri
itu sejatinya yang akan menggantikan jejak para ulama’-ulama’ terdahulu karna santri
terdiri dari lima (5) huruf hijaiyah yaitu sin,nun,
ta’, ro’ dan ya’ dari huruf nun sendiri yang mempunyai kalimat naaibun ‘anil masyakhihyang artinya
pengganti para ulama’ jadi sudahseyogyanya bagi para santri-santri untuk menggantikan
kedudukan para ulama’ kelak.
Meski terkadang santri di ejek dengan kata misalnya “dasar kampungan,
orang kok gak tahu zaman, sarung tu udah zaman emak-emak udah jadul gitu masih
aja dipakek” itu adalah hal kecil yang sering kita dengar, tapi itu tidak jadi
penghalang buat para santri untuk tetap istiqomahmemakai peci, sarung. Karena
bagi santri itu sudah menjadi gaya tarik sendiri bagi yang melihatnya.Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar