Oleh : Dihyat Haniful Fawad
Pada hakikatnya, pemuda adalah pemimpin masa depan. Tetapi, banyak
sekali dari kalangan pemuda yang tidak sadar atau menyadarkan bahwa kontribusi
dan eksistensinya dalam masyarakat itu sangatlah dibutuhkan. Mengapa demikian? Karena,
secara logika pemuda memiliki tenaga yang masih kuat dan pemikiran yang matang
untuk bagaimana berperan di era globalisasi ini.
Coba kita lihat orang-orang tua saat ini, tidak selayaknya lagi
untuk berperan dalam negeri ini. Mereka cukup menikmati hasil jerih payah yang
mereka salurkan untuk negeri ketika masa mudanya kemarin. Dan, pemerintah
pun sudah memberikan berbagai macam jaminan kepada mereka.
Lantas, apa yang harus dilakukan oleh pemuda untuk masyarakat?
Contoh kecilnya adalah berkontribusi dengan masyarakat, karena bagaimanapun,
pemuda adalah sebuah andalan di kalangan masyarakat. Pemuda harus bisa dan
mengerti apa yang masyarakat butuhkan.
Pemuda adalah Agent of
Change atau Change Agent. Yaitu yang bertindak sebagai katalis atau
pemicu sebagai terjadinya sebuah perubahan. Contoh Agent of Change di
dunia ini salah satunya adalah Hitler. Lihatlah bagaimana Hitler mampu mengubah
tatanan dunia dengan memicu perang dunia ke-2. Hanya karena ada satu orang saja
seluruh dunia bias kacau balau dibuatnya.
Agent of Change adalah
orang-orang yang punya semangat untuk mendorong seseorang seseorang serta
mengilhami semangat pada orang tersebut. Perubahan itu adalah kerja keras dan
tentu saja memerlukan banyak energi. Tanpa gairah dan energy maka akan
sangat sulit untuk membuat perubahan di dunia ini.
Masih banyak sekali pengertian-pengertian dari Agent of Change atau
Change Agent menurut para ahli. Setiap orang dapat mendefinisikan
pengertian dari Change Agent atau Agent of Change. Maka, kita
sebagai pemuda ini adalah orang yang harus merubah dunia menjadi lebih baik.
Dan, harus ada beberapa sifat dan kriteria yang harus ditanamkan dalam
jiwa-jiwa Agent of Change.
Setidaknya ada lima karakteristik pemimpin yang baik yang
harus ada dalam diri seorang Change Agent. Yang
pertama, visi yang jernih. Sebagai pemimpin, seseorang
harus memiliki target yang jelas sehingga program kerja dapat disusun dengan
baik dan dengan tahapan yang berkesinambungan karena arah yang dituju jelas.
Pemimpin yang baik harus bisa menjelaskan ide dan konsep yang ada dalam
pemikirannya secara jernih kepada orang lain dan terutama kepada anggota tim
kerjanya. Saya pikir Albert Einsten benar, “If you can’t explain it simply, you don’t
understand it well enough”.
Yang kedua, memiliki kegigihan untuk mencapai
target. Yang ketiga, bersikap
kritis dan analitis. Dengan kata lain, pemimpin yang baik harus selalu bernalar
dan menggunakan akal sehatnya. Tidak ada hal yang ditelan bulat-bulat tanpa
mengerti substansinya.
Yang keempat, syarat akan pengetahuan dan memimpin
dengan memberikan contoh, bukan hanya dengan instruksi. Yang
kelima, membangun hubungan yang kuat dengan orang-orang
sekitarnya dengan membangun kepercayaan. Dengan kata lain, pemimpin yang baik
harus memiliki integritas agar dapat dipercaya. (Dini Shanti Purwono : 2017)
Tak lepas dari kata “kontribusi” sebagai pemuda. Karena
memang itulah yang dibutuhkan kalangan masyarakat kepada para pemuda. Zaman
sekarang banyak sekali faktor-faktor yang membuat para pemuda tidak berkembang.
Gadget misalkan, ada sisi negatif dan positif bagi
kalangan manusia. Kita bahas sisi negatif dari gadget, gadget merupakan musuh
besar bagi para pemuda yang mengacaukan kehidupan mereka. Misal, ketika ingin
membeli makan mereka cukup membuka aplikasi online untuk memesan makanan dan
akan diantarkan menuju tempat yang diinginkan.
Malas. Itulah penyakit pemuda zaman sekarang ini.
Kecanduan bermain game online misalkan, tiada hentinya memainkan game online
karena keseruannya dan penasarannya untuk memenangkan game tersebut.
Dan juga hoax yang beredar di sekitar kita. Pemuda
harus memiliki keintelektualan dalam memilih berita yang baik dan benar. Harus
cermat agar tidak terperangkap kepada berita hoax. Ada juga sebagian
dari kalangan pemuda yang menyebarkan berita hoax kepada masyarakat
untuk mendapatkan perhatian dan sensasi yang diberikat masyarakat kepada
mereka.
Kesimpulan dari semua ini adalah untuk para pemuda
generasi milenial ini, harus mengembangkan dan menanamkan jiwa patriotisme dan
nasionalisme untuk pembangunan negeri ini, tidak hanya pembangunan bangunan,
tetapi pembangunan sumber daya manusia yang berintegrasi kuat.Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar