Oleh : Dedi Hidayat
Keindahan merupakan salah satu sifat yang melekat pada Allah SWT,
sebagaimana yang disebutkan dalam salah satu hadis riwayat muslim. ان الله جميل و يحب الجميل “sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan”. Tak hanya indah
saja (ان الله جميل) Allah SWT juga adalah sebaik-baiknya pencipta, Tak sebatas
melekat pada dirinya, Allah juga meng-anugerahi manusia potensi untuk menikmati
dan mengekspresikan keindahan. Imam al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menuliskan,
bahwa: “Siapa yang tidak berkesan hatinya pada musim bunga dengan
kembang-kembangnya, atau oleh alat musik dengan getaran nadanya, maka fitrahnya
mengidap penyakit parah yang sulit diobati”. Sehingga demikian, seni menjadi
fitrah dan naluri manusia.
Sudah semenjak dahulu keindahan itu di-indentikkan dengan seni.
Pencipta-nya disebut seniman, dan hasil ciptaannya disebut karya, tentu dengan
syarat memiliki nilai keindahan. Sesuatu yang memiliki nilai keindahan atau
ke-estetisan diartikan ia memiliki nilai seni. dan karna telah bernilai seni
maka ia akan menjadi berharga, bahkan boleh jadi sampai di sakralkan. Hal ini
dikarenakan keindahan atau nilai seni merupakan salah satu aspek penting dalam
kehidupan manusia.
Seni sendiri sering kali ditafsirkan berbeda-beda sehingga memiliki
berbagai pendapat dan pengertian yang beragam. Pengertian pokok yang umum
dipakai dalam mengartikan seni diantaranya ialah keindahan, ungkapan perasaan,
imajinasi, estetis dan lain sebagainya. Menurut Qurais Shihab seni adalah ekspresi
ruh dan budaya manusia yang mengungkapkan keindahan. Ia lahir dari sisi terdalam
manusia dan di dorong kecendrungan
seniman kepada yang indah, apapun bentuk keindahan itu.
sebagaimana ilmu dan agama, seni tidak mudah dimasukkan kedalam
suatu batasan dan tidak mudah didefinisikan kedalam pengertian yang sederhana. Seni
sangat terbuka bagi berbagai penafsiran atau kesalah pahaman, sehingga hampir
tidak ada batasan yang cukup rapat untuk memagarinya. Ia merupakan ungkapan
dari kualitas ‘citra jiwa atau intisari’ yang terdalam. (Nanang Rizali, 2012).
Seni lah pelaku yang menawan indera manusia, melenakannya tiap kali menjumpainya. Nah, ada banyak sekali
seni di atas dunia ini. mulai dari yang terbesar seperti keindahan jagat raya
hasil mahakarya sang pencipta nan maha indah, hingga keindahan seni dari
berbagai hasil karya manusia dengan kreatifitas yang dimiliknya. ada seni rupa
yang dapat kita nikmati bentuk atau wujudnya, baik itu yang dua dimensi maupun
tiga dimensi. seni musik dengan keharmonisan melodi dari suara yang dibunyikan
atau dilantunkannya, melalui alat musik ataupun manusia itu sendiri. Hingga
seni tari yang memanfaatkan gerakan tubuh sebagai keindahan, melenakan para
penikmatnya dengan ke-estetisan koreografinya, masih ada banyak lagi macam dan
cabang seni lainnya, yang tentu juga mampu memanjakan fitrah manusia sebagai
penikmat keindahan, salah satu anugerah terindah dari yang sang maha indah (الجميل).
Di antara banyaknya seni yang ada di atas dunia ini, lantas manakah
yang paling indah?. Menurut Ki Hajar Dewantara, arti seni adalah hasil
keindahan sehingga dapat mempengaruhi perasaan seseorang yang melihatnya, dan
seni merupakan perbuatan manusia yang bisa mempengaruhi dan menimbulkan
perasaan indah. Juga sejalan dengan pernyataan yang sebelumnya, bahwasannya
seni itu tak dapat dipagari atau dibatsai pengertian dan bentuknya.
Dari beberapa artikel yang ditelah dibaca penulis, di dalamnya
menyebutkan bahwa seni terindah itu adalah wanita dengan segala apa yang ada
padanya. Wanita adalah maha karya terindah dan keindahannya melebihi segala
keindahan yang ada diatas dunia ini. Tentunya yang menciptakan wanita di atas
dunia ini adalah Allah SWT yang maha adil.
Wanita adalah manusia, dan manusia itu ada yang laki-laki dan ada
juga yang perempuan. Jika disebutkan wanita lah yang terindah, berarti tentulah
lelaki tak lebih indah dari perempuan. Penulis sebagai seorang lelaki merasakan
pernyataan ini adalah hal yang tidak adil, namun disisi lain tidak menolak
serta juga tetap mencoba memahami maksud dari pernyataan tersebut. oleh karena
itu penulis mencoba mencari keindahan
lain yang mampu menjadikan baik perempuan maupun laki-laki sebagai seni
terindah.
Muncullah pertanyaan utama dari hal di atas, “keindahan apakah yang
mampu menjadikan baik wanita maupun lelaki sebagai seni terindah? Terlebih lagi,
jikalau ada keindahan tersebut jugaharus mampu menyaingini segala keindahan
yang ada di atas dunia ini”. Dari pertanyaan utama tersebut muncul lagi
beberapa pertanyaan baru dalam benak penulis, di antaranya “Tentulah yang
disukai atau dicintai Allah merupakan hal yang terindah bukan? kenapa nabi
muhammad di sebut habiballah? Keindahan apa yang beliau miliki? Bukankah
beliau laki-laki?” Hingga pada akhirnya setelah
mencurahkan usaha dan do’a, akhirnya penulis menemukan keindahan yang mampu
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. walaupun ini masih hanya merupakan
pendapat atau opini pribadi penulis yang berangkat dari pengertian umum
bahwasannya seni itu adalah keindahan, jadi apapun itu asalkan indah dan sedap
di pandang maka ia adalah seni. Nah, disini penulis beranggapan bahwasannya seni
yang terindah itu ialah seni Akhlakul Karimah atau akhlak yang mulia.
Alasan nabi Muhammad Disebut habiballah dan menjadi suri
tauladan seluruh umat manusia, bukanlah karena fisik ataupun materi, tetapi
ialah karena keindahan akhlak. Keindahan itulah yang di perintahkan oleh Allah
SWT untuk diteladani dari diri nabi Muhammad SAW. Untuk mencapainya tentunya
seseorang itu harus mensucikan diri dan memantapkan iman terlebih dahulu,
karena Akhlakul Karimah merupakan refleksi atau cerminan dari iman,
berbeda dengan ilmu yang apabila seseoang memilikinya belum tentu ia akan ber-
Akhlakul Karimah. Tetapi seseorang yang memiliki sesungguh-sungguhnya iman
didalam dirinya maka sudah barang tentu ia akan ber- Akhlakul Karimah. “Orang
mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (H.R
Tirmidzi)
Seni Akhlakul karimah ini Baik laki-laki maupun perempuan
mempunyai kesempatan untuk memilikinya. Berbeda dengan kebanyakan seni atau
keindahan yang lainnya, Akhlakul Karimah tak hanya memanjakan lima
indera saja, ia juga mampu memanjakan indera ke-enam yang ada dalam diri manusia,
yaitu ‘jiwa’ atau ‘roh’, ‘hati’ dan ‘cahaya’ untuk merasakan tentram dan damai akan
kehadirannya. Artinya ia tak hanya indah dari luar tapi juga indah dari dalam.
(و
يحب الجميل) bahwasannya Allah SWT menyukai atau mencintai keindahan, dan tujuan
diutusnya nabi Muhammada SAW diatas muka bumi ini adalah untuk menyempurnakan
akhlak. Nah, terdapat benang merah
diantara dua hal tersebut, Akhlakul Karimah merupakan seni yang mampu
meng-indahkan apa-apa yang ada disekitarnya.
Hanyalah seorang seniman yang pada dirinya terwujud seni Akhlakul
Karimah yang mampu menjaga jati diri agama ini, menuntaskan risalah suci,
memenuhi fitrah hati. mewangikan taman yang dicemari, mewujudkan kehidupan yang islami. Dimanapun
orang yang ber-Akhlakul Karimah berada, Lingkungan disekitarnya cepat
atau lambat niscaya akan ikut indah dan sedap dipandang. Senantiasa bersih,
menarik walaupun miskin, sederhana walau kaya. Cepat atau lambat ia akan
memberi pengaruh kepada orang-orang disekitarnya, sehingga keindahan itu menjdi
bertebaran, Bukan kah Allah SWT menyukai keindahan? bagaimana jika keindahan
itu telah bertebaran dimana-mana, tentunya rahmat dan kasihnyapun akan amat
benar-benar kita rasakan. .
“Ucapannya membuat manfaat, diamnya pertanda tafakur, pandangannya
alamat i’tibar/ merenungi. Bila beruntung ia bersyukur, bila di uji ia
bersabar, bila bersalah ia istighfar. Demikian menyatu seluruh kebaikan dalam
dirinya lahir dan batin.”
(Umar Thohir bin Yahya)
Itulah seni yang
menurut penulis adalah seni yang paling indah, ialah seni Akhlakul Karimah. Tak
hanya indah bagi pemiliknya saja, namun juga mampu mengindahkan apa-apa yang
disekitarnya.
0 komentar:
Posting Komentar