Siti Fathimatuz Zahro'
Hai
Pejuang Kekasih Allah......
Edisi
kali ini, saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan yang sangat...sangat...sederhana
dan sering sekali dialami oleh para pejuang ilmu pengetahuan.
Pertanyaan
Pertama
Pernahkah
anda dalam suatu majlis ilmu dan posisi anda duduk di barisan depan sehingga
memudahkan sekali untuk menangkap apa yang disampaikan oleh guru. Namun mengapa
ketika belajar berakhir dan guru meninggalkan ruangan, anda merasa apa yang
diajarkan juga ikut ‘keluar’?
Jawabannya
ada dibawah dan jangan melihat sebelum anda membaca pertanyaan dibawah ini!!!
Pertanyaan
Kedua
Pernahkah
anda ketika menghafalkan suatu ayat dan merasa benar-benar sudah ‘menancap’
tapi ketika akan setoran, mendadak anda amnesia?
Penyebabnya
ada pada sesi akhir dan jangan melihat terlebih dahulu!!!
Pertanyaan
Ketiga
Pernahkah
anda ketika akan melaksanakan ujian dan anda sudah mempersiapkan dengan baik namun
ditengah-tengah mengerjakan soal anda tidak menemukan jawaban yang tepat
padahal hal itu merupakan hal mudah dan sudah anda ulang-ulang sebelumnya?
Pernahkah
anda mengalaminya? Jangan stop disini. Temukan jawaban diakhir sesi
Naaah
mungkin ini yang sering banget terjadi diera milenial serba instan. Kayak jaman
sekarang niih...
Pertanyaan
Keempat
Bandingkan!!! Berapakah waktu yang anda habiskan untuk berkutat dengan Al-Qur’an
dan handphone?
Sebelum
anda melanjutkan hingga kebawah, mari berpikir sejenak tentang
pertanyaan-pertanyaan diatas. Pernahkah? Pernahkah? Pernahkah?
Mari
bertanya kepada diri masing-masing, mengapa hal itu bisa begitu?
Sebenarnya
itu permasalahan yang sering terjadi bahkan terpikirkan tapi tidak pernah kita
ulas secara jauh. Mari, perlahan kita putar kembali potongan-potongan kejadian
untuk menemukan penyebabnya.
“Subhanallah
kamu cantik banget hari ini J”.
Ungkapan
ini pasti sering kita ucapkan ketika berjumpa dengan teman-teman kita yang kala
itu terlihat berbeda. Tapi ada yang salah. Coba cermati kata ‘hari ini’.
Seolah-olah hari-hari sebelumnya, teman kita tampak tidak cantik.
Itu
adalah hal yang sangat kecil tapi mengandung sebuah kesalahan. Bagaimana
perasaan dari teman anda ketika mendengar ucapan tersebut. Sedikitnya akan ada
sebuah perasaan miris dan bisa saja ia memikirkan pakaian apa yang akan
dikenakan kemudian hari agar tetap ‘cantik’. Dari sebuah ucapan yang memberikan
sebuah dampak sakit yang memiliki efek berlanjut.
Lantas
bagaimana dengan kesalahan-kesalahan yang sudah jelas salah namun kita masih
melakukannya dan kita mencari-cari celah diantaranya agar tidak terlihat salah
dengan segudang alasan dan pertimbangan.
Ini
sebuah kisah nyata yang terjadi disalah satu pondok pesantren Al-Qur’an di Kota
Malang.
Kala
itu ada anak bernama Aminah dan ia merupakan salah satu dari santri pondok
tersebut. Ketika waktu kunjungan ia bertemu dengan orang tuanya. Ia menanyakan
suatu hal “Ma, kenapa sih aku kalau nderes selalu ngantuk? Padahal belum
ada 30 menit dan aku sudah wudhu”. Dan ternyata mama Aminah menjawab “Bisa jadi
Al-Qur’an tidak mau dibaca oleh mu nak. Kamu sering meninggalkannya dan
membacanya hanya ketika tiba waktu setoran. Tidak karena ringan hati untuk ‘berbicara’
dengan Allah”.
إِلهِي لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاً
وَلاَ أَقْوَى عَلىَ النَّارِ الجَحِيْمِ
فَهَبْ ليِ تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذُنُوْبيِ
فَإِنَّكَ غَافِرُ الذَّنْبِ العَظِيْمِ
03 Maret 2019
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar