
By : Siti Khoirun Niswah
Ahad,(Sebtember 2017) pertama kalinya aku menginjakkan kaki tuk
melangkah dan berjalan menelusuri ilmu di pondok pesantren Darun Nun Malang.
Saat itu aku memasuki semester 7 yang sebelumnya aku adalah seorang musrifah di ma’had sunan ampel
al ali UIN Maliki Malang. Setelah beberapa tinggal di Darun Nun dan mengenyam banyak
ilmu, aku mulai akrab dengan ibu-ibu jama’ah Masjid Baiturrahman. Hari terus berjalan hingga aku mulai mengenal marbot masjid yang amat rajin di Masjid.
Setahuku,dari
kesat mata tugas seorang marbot adalah mengumandangkan adzan dan iqomah tepat
waktu, membersihkan masjid dan merawat masjid setiap hari. Namun disini, selain
dia sebagai marbot masjid, dia juga seorang mahasiswa yang lumayan pandai dan disiplin
di Kampus. Dia aktif dalam bermain panah, upss tapi bukan panah asmara loh yaa
hihi, dia juga gemar bermain bola, dan yang lebih menakjubkan dia suka bermain
dengan anak kecil yang katanya dia anggap sebagai anak sendiri. Ups...
Tugas dia sebagai marbot masjid ternyata bukan hanya mengumandangkan adzan dan iqomah saja, melainkan
semua kegiatan keta’miran yang ada di Masjid Baiturrahman hampir dia lakukan.
Mulai dari TPQ,PAUD ketika ada kegiatan, Tahsin bapak-bapak dan ibu-ibu,
kegiatan keta’liman masjid, bahkan pembangunan masjid yang saat ini dia
ditugasi sebagai bendahara. Duh... salut dengan dia. Hehe. Setiap liburan
kuliah tiba, dia tidak pulang. Padahal rumahnya di Jombang yang jika ditempuh
dari Malang hanya 2-3 jam. Pernah suatu
hari aku menanyakan, “bagimana dengan hari besar islam mas, misalnya hari raya
idul adha atau hari raya idul fitri masak tidak pulang?”. “ya, kalau saya
tinggal bagiamana masjidnya mbak?”. “Berarti idul adha dan idul fitri tidak
pulang kampung?”. Jawabnya, “tidak mbak, hehe”. Wah.. aku tidak bisa
membayangkan betapa rindunya dengan keluarga ya?”. (Bagi yang sering pengen
pulang dari pondok, nih tanya dia pulangnya kapan saja). hehe. Memang
pengabdian perlu pengorbanan ya...
Ketika hari raya
idul adha, dia membantu mulai dari kegiatan sholat ied, penyembelihan, hingga
penyerahan daging qurban kepada masyarakat. Tentunya juga dibantu oleh seluruh
anggota takmir yang lain. Ketika hari raya idul fitri, hari pertama dia tidak
pulang karena harus menyiapkan sholat idul fitri, baru setelah sholat selesai
dan malang sudah sepi penghuninya, dia baru pulang. “subhanallah, salut” hehe.
Itupun hanya beberapa hari dia dirumah. Setelah itu dia harus kembali ke Malang
lagi. aku menanyakan kembali, “kenapa sebentar saja di rumah?”. Sungguh
mengharukan jawabannya, karena dia takut masjid kurang perawatan.
Walaupun kegiatan
diketa’miran dia sangat aktif dan juga tanggap, hal itu tidak menjadikan dia
lalai pada tugas-tugas kampus. Yah, bisa dibayangkan betapa banyaknya tugas
kampus kan. Dia juga masih sempat berlatih panah setiap hari, masih sempat
bermain bola terkadang juga sempat membantu santriwati Darun Nun bila
membutuhkan bantuan. Dia tidak pernah pamrih ketika dimintai pertolongan oleh
siapapun yang membutuhkan dia. Terkadag dia pun membantu saya membersihkan
kelas PAUD sebelum kelas ditempati untuk belajar.
Pernah suatu hari
aku mengajar PAUD, anak-anak dikelasku hampir semuanya tidak bisa diam. Artinya
ada yang bermain diluar, ada yang minta bermain di kelas lain, dan ada salah
satu murid yang menagis mencari mamanya. Dari awal masuk sampai akhir pelajaran
dia menangis. Saat itu takmir itu sedang mngerjakan tugas kmpusnya, akibat
suara muridku yang tidak bisa diam dari menangis, dia keluar. Dia tidak hanya
melihat anak yang menangis itu, tetapi menenangkan dan malah membantuku
mengajar di kelas. Yang terjadi semua anak-anak mulai memperhatikan dia dari
pada saya sebagai gurunya. Hehe. Jiwa-jiwa kebapak annya muncul, ups...
Dia sosok yang
patut kita jadikan contoh juga yaa. Kadang kita merasa begitu berat tugas-tugas
yang kita kerjakan, terkadang kita malas untuk bertindak, terkadang ada masalah
kecil sudah ingin pulang kampung, curhat sana sini. Padahal kalau aku
mengamati, perkara sulit yang kita alami
atau yang kita kerjakan, tidak selamanya melekat dalam kehidupan kita,pasti
hanya seketika itu saja. So, dibuat enjoy saja.
Malang, 26 Januari 2019
0 komentar:
Posting Komentar