By : Siti Khoirun Niswah
Tanggal 2 Desember 2018 masjid Baiturrahman memperingati hari
kelahiran Nabi Muhammad Saw. Diantara takmir dan yayasan mulai dari PP. Darun
Nun, TPQ, dan PAUD Baiturrahman bekerjasama untuk memeriahkan dan menggerakkan
semua elemen untuk menjadi panitia dalam acara tersebut. Acara peringatan
Maulid nabi ini diisi dengan kegiatan lomba-lomba seperti lomba mewarnai
tingkat TPQ kategori A berumur 5-8 tahun dan kategori B berumur 9-12 tahun,
lomba Pildacil khusus untuk anak-anak yatim, lomba mewarnai tingkat PAUD dan
lomba Tahfidz Al-Quran tingkat PAUD se-Malang raya.
Dalam lomba ini saya mengapresiasi
kegiatan yang telah berjalan, karena pada awal adanya keputusan kegiatan pada
tanggal 2 ini, sepertinya ragu karena acara ini sedikit mendadak untuk
menyebarkan pengumuman perlombaan. Namun dengan kerjasama dan kekompakan dari
teman-teman Darun Nun, Komite PAUD, Takmir dan dari guru-guru TPQ akhirnya
acara ini berjalan dengan lancar.
Dalam acara tersebut para peserta sangat tertib mulai dari
registrasi sampai berlangsungnya perlombaan, sehingga acara tersebut berjalan
dengan lancar. Hal yang membuat saya paling terkesan ialah lomba Tahfidz
tingkat PAUD, walaupun surat telah ditentukan sebelumnya, namun mereka membuat
hati saya terenyuh terutama anak umur dua tahun yang saya ajar. Mereka sangat
berani untuk mengikuti perlombaan. Hal tersebut dapat melatih mental dalam
perkembangannya. Salah satu murid yang bernama Zidna Karima sangat pemberani, dia
mengancungkan tangan ketika MC menanyakan tentang siapa yang berani maju
terlebih dahulu. Itu menunjukkan kemajuan yang sangat besar, karena yang kita
ketahui anak ini sangat pendiam dan jarang berbicara di kelas. Yang selanjutnya
Banin Nismara, seorang anak laki-laki yang sangat pemalu berani melantunkan
surat yang ditentukan oleh panitia dengan menggunakan mic. Padahal yang kita
ketahui, anak tersebut pendiam dan tidak
pernah mau ditinggal ibunya pulang saat di sekolah. Tapi ia begitu berani
memegang mic sendiri dan menghafal surat Al-Fatihah dan An-nas di depan juri.
Sungguh hal yang sangat mengesankan bagi seorang guru. Anak-anak yang berumur
dua tahun pun tidak kalah dengan mereka seperti Khaira Anandita Rhenanda atau
biasa dipanggil Rara dan Muhammad Afaf Abdul Karim atau biasa dipanggil Afaf, ia
berani mengacungkan tangan dan maju dengan berani ketika MC menanyakan tentang
siapa yang berani maju tanpa dipanggil sesuai urutan nomer.
Saya sebagai guru mereka tidak menyangka, bahwa ilmu yang selama ini
kami sampaikan kepada mereka diserap sungguh-sungguh dan mereka praktikkan di
muka umum. Padahal dikelas mereka
anak-anak yang masih begitu fokus dengan mainan, ketika di minta maju seperti
tidak merespon perintah gurunya. Tapi saat lomba ternyata mereka dapat
melafalkan surat-surat pendek dengan benar. Berarti selama ini apa yang kita
sampaikan mereka memahami. Hati saya begitu terharu melihat lantunan yang
mereka lafalkan didepan juri dan peserta dari sekolah lain.
Selanjutnya pada acara puncak malam hari diisi oleh tarian saman,
pembacaan sholawat nariyah dari anak-anak TPQ, banjari dari ibu-ibu jamaah pengajian
Annisa’, pembacaan surat-surat pendek dari PAUD. Para siswa PAUD dengan berani
tampil dalam acara gebyar maulid, yang disaksikan oleh jamaah sholat. Mereka berani
membaca surat al-Lahab dan menari di panggung. Padahal, mereka hanya dua kali
latihan untuk tampil. Sungguh mengaharukan anak-anak PAUD, masih kecil tapi
sudah berani tampil dan lomba.
Acara tersebut merupakan wujud kecintaan kita terhadap baginda Nabi
Muhammad Saw. Dengan mewujudkan kecintaan tersebut marilah kita sebagai umat
muslim untuk terus meneladani kebaikan-kebaikan yang dicontohkan oleh Nabi
Muhammad Saw.
0 komentar:
Posting Komentar