"Tiada seorangpun menanam suatu tanaman melainkan Allah menuliskan
pahalanya sesuai dengan kadar buah-buahan yang dihasilkan dari tanamannya."
Salah satu hadits dari kitab Mukhtaarul Ahaadits an-Nabawi nomor
1068 yang disampaikan oleh Ustadz Thoriq salah satu dosen di UIN Malang. Kamis,
19 Juli 2018 pagi di Pondok Pesantren Darun Nun, di Perumahan BCT Karang
Besuki, Malang.
Beliau menjelaskan hadits di atas bahwa menanam sangat penting,
bukan hanya kemanfaatan bagi si penanam tapi juga kepada yang mengambil manfaat
dari tanaman tersebut, baik buah-buahan, sayur-sayuran, dan lain-lain. Maka
Allah akan mencatatat seberapa banyak tersebar hasil tanaman tersebut.
Bercocok tanam bukan hanya bermanfaat untuk si penanam, tapi juga
bagi yang mengambil manfaat dari tanaman itu. Jikalau dimakan hewan berkaki
empat dicatat sebagai shadaqah, kalaupun tidak maka ia akan menciptakan
CO2 yang menciptakan kemaslahatan.
Diantara
manfaat bercocok tanam ialah :
1.
Mempercantik
keindahan lingkungan.
2.
Meningkatkan
level kesehatan dan kebahagiaan.
3.
Memperbaiki
kualitas udara.
4.
Mengurangi
perderan timbal dan gas beracun.
Menanam
menjadikan visioner untuk anak cucu kelak, seperti pohon jati yang dimanfaatkan
di masa depan. Beramal shaleh tidak harus bermanfaat secara langsung, tapi juga
bisa berefek di masa datang.
Mutiara Rizqy Amalia
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar