Seperti yang sudah kita
ketahui saat ini, bahwa Indonesia berada pada masa globalisasi. Dan salah satu
dampaknya yaitu terhadap dunia kepesantrenan. Indonesia merupakan bangsa Timur
dan bertradisi Nusantara, kini sedang terjajah oleh modernisasi bangsa Barat
melalui globalisasi. Dampaknya adalah berubahnya budaya-budaya asli Nusantara
yang semakin kabur dan bahkan sudah hilang. Dampak-dampak negatif akan cepat
merubah kebudayaan Indonesia jika tidak dapat memfilternya dengan baik.
Diharapkan para santri Pondok Pesantren menjadi pencegah berbagai dampak negatif
tersebut. Akulturasi merupakan cara penting untuk menghindarkan para santri
dalam perubahan kebudayaan yang ada. Misalnya saja dalam hal berpakaian, santri
boleh mengenakan pakain keren untuk kelihatan modern dan kekinian, namun juga
harus mengetahui batasan kesopanan pakaian tersebut jika digunakan saat masih
dalam lingkugan pesantren. Begitu juga saat di luar, harus bisa membedakan mana
yang keren dan mana yang tidak sopan saat dikenakan oleh santri. Sehingga
identitas santri akan tetap terlihat dimanapun santri itu berada, dan tidak
meninggalkan ciri khasnya sendiri.
Karena santri seperti
yang banyak orang ketahui, sudah memiliki banyak pengalaman selama masa
hidupnya di Pondok, yang berciri khas istiqomah, tawadhu, dan menghormati orang
yang lebih tua merupakan karakter-karakter
yang telah dibentuk semasa di Pondok Pesantren. Sehingga dengan adanya karakter
para santri yang seperti itu, diharapkan dapat mereda arus negatif globalisasi yang
terjadi di Indonesia. Karakter yang seperti ini akan menjadi benteng tersendiri
bagi para santri di Indonesia. Adanya arus globalisasi ini, para santri harus
memiliki pegangan hidup yang sudah diajarkan pada masa di pesantren.
Meningkatkan ibadah dan semakin mendekatkan diri terhadap Allah menjadi kunci
utama pegangan seorang santri dalam menghadapi tantangan zaman sekarang.
Di Pondok Pesantren,
santri diajarkan kesederhanaan dan kebersamaan. Dengan ditempatkan di suati tempat
yang sama, di atap yang sama, akan mengajarkan para santri untuk saling menolong
dan saling menjaga satu sama lain. Para santri juga diajarkan akhlaqul karimah yang
menjadi karakter utama yang harus dimiliki santri saat sudah keluar dari
pesantren. Di samping itu, spiritualitas juga diimbangi dengan kemampuan intelektual.
Santri selalu dibiasakan terbangun untuk sholat malam dan berdzikir kepada
Allah. Kebiasaan tersebut akan tetap ada saat seorang santri sudah menjadi
alumni dari sebuah pesantren. Tak harus pesantren itu besar ataupun terkenal,
tapi dilihat dari segi pembiasaan ibadah dan karakter yang dilaksanakan di
pondok pesantren. Dan karakter akan semakin terbentuk kuat dan kokoh untuk menghadapi
tantangan globalisasi yang sedang melanda dunia, khususnya di Indonesia.
Seharusnya karakter seperti
ini yang dibutuhkan Indonesia dalam membangun peradaban Indonesia di masa modern
saat ini. Karena santri diyakini menjadi seseorang yang mampu bertahan dan cinta
tanah air di saat semua orang terlena dengan adanya era ini. Yang akan menuntut
santri atau pesantren untuk menyaring kebudayaan atau peradaban yang sedang
berkembang di masa ini. Dengan harapan penuh bahwa santri-santri terus terlahir
dari pesantren dalam pembentukan karakter peradaban Indonesia yang modern.
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
Bagus sekali memotivasi kita semua sebagai santri milenial dimasa depan. Semoga harapan penulis bisa tercapai.
BalasHapus