oleh: Kamila Maryam Kotta
Berbicara mengenai
pendidikan bukanlah suatu hal yang asing lagi bagi kita. Karena kita
adalah mahluk yang diciptakan Allah SWT dengan segala kesempurnaannya berupa
akal dan fikiran. Semakin berkembangnya zaman akan mempengaruhi terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan yang ada saat ini. Kali ini saya akan membahas
sedikit tentang perkembangan ilmu bahasa khususnya bahasa Arab dalam ruang
lingkup kota Ambon yang terletak di provinsi Maluku.
Menurut saya pribadi perkembangan ilmu bahasa khususnya
bahasa Arab di kota Ambon belum terlalu pesat jika dibandingkan dengan ilmu
pengetahuan lainnya, seperti Sains, Ilmu Pengetahuan Sosial dan lainnnya.
Tentunya hal tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
sebagai berikut:
Agama, menurut Kanwil Kementerian Agama Provinsi Maluku, pada tahun 2015 kelompok agama terbesar adalah Kristen (57,68%) yang terbagi
menjadi Protestan (50,54%) dan Katolik (7,14%), diikuti
dengan Islam (41,99%), Hindu (0,17%), dan Buddha (0,16%). Melihat data
tersebut dapat kita amati bersama bahwasanya agama kristenlah yang paling
dominan di kalangan masyarakat kota Ambon, hal tersebut sangat berpengaruh
terhadap minat para pelajar yang mayoritas latar belakangnya berasal dari agama
non muslim dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan bahasa Arab.
Ruang pembelajaran bahasa
Arab, pada nyatanya faktor agama memberi pengaruh cukup besar terhadap
perkembangan bahasa Arab di Kota Ambon, mengapa demikian? menurut saya sendiri
ruang yang paling tepat untuk menimbah ilmu agama dan bahasa khususnya bahasa
Arab adalah pesantren, yang didalamnya akan terbentuk biah lughowiyyah atau lingkungan berbahasa dan akan ada
metode-metode yang diajarkan mengenai pembelajaran bahasa secara intensif.
Namun hingga saat ini jumlah pesantren yang terdapat di Kota Ambon masih bisa
terhitung jari.
Sumber daya manusia (SDM).
Yang dimaksud dengan sumber daya manusia disini adalah tenaga guru pengajar
bahasa Arab. Melihat dari dua faktor diatas rupanya sangat berpengaruh ke
faktor terakhir ini, dengan sedikitnya pelajar yang betul-betul menekuni bahasa
Arab serta terbatasnya tempat pembelajaran bahasa Arab maka akan
melahirkan sedikit pula dari ahli-ahli lughowiyyin yang nantinya akan mengabdikan dirinya di
kota Ambon.
Ada penjelasan singkat di
dalam buku tarbiyyah yang berbunyi sebagai berikut :”metode itu lebih penting
dari pada teori kemudian guru lebih penting dari pada metode dan jiwa dari guru
itu sendiri lebih penting dari pada guru itu sendiri” sepatah bait diatas
menjelaskan bahwasanya betapa pentingnya seorang guru dalam meningkatkan
integritas ilmu pengetahuan. Mungkin ada beberapa kalangan yang berpendapat
bahwa masalah SDM/tenaga pengajar itu bisa diatasi dengan perkembangan
teknologi sekarang ini, buktinya banyak aplikasi-aplikasi baru yang menyediakan
fasilitas pembelajaran melalui internet, namun nyatanya tidak seperti itu.
Tidak selamanya teknologi menjadi solusi dari sbuah masalh, ada kalanya wujud
kehadira manusia itu sendiri dalam mengatasi masalah tersebut. Mungkin ada
beberapa perbedaan ketika seorang guru yang benar-benar datang dan mengajar
anak muridnya di sekolah. Disitu nanti akan terlihat nilai keihklasan,
kesabaran, kepercayaan dan nilai-nilai lainnya dari diri seorang guru tersebut.
Dan dengan adanya pertemuan antara guru dan murid di dalam kelas tersebut
nantinya akan memunculkan bibit-bibit harapan dan cita-cita yang diakhiri
dengan saling mendoakan.
Kondisi seperti ini menjadi alasan terkuat saya, mengapa saya
ingin merantau sejauh ini, di umur yang terbilang cukup muda. Dan melihat
kenyataan seperti sekarang ini merupakan alaram bagi saya dan masyarakat kota
Ambon lainnya yang sedang menempuh pendidikannya dalam bidang kebahasaan agar
lebih serius dan tekun lagi dalam menimbah ilmu, karena nantinya kita akan
saling bahu-membahu dalam meningkatkan nilai kebahasaan yang di kota Ambon,
karen kalau bukan kita siapa lagi? Dan kalau tidak dari sekarang kapan lagi?
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar