picture from: merdeka.com
Oleh:
Nur Sholikhah
Hai,
kenalkan namaku hoaks. Lahir dari generasi orang-orang yang cerdas, tumbuh
berkembang di lingkungan yang menjunjung tinggi ego dan emosi. Jangan tanya
alamatku di mana, karna aku bersifat nomaden alias suka berpindah-pindah.
Rumahku ada di mana saja sesuai keinginan, di media sosial, media cetak dan
media-media lainnya.
Setiap hari aku diciptakan dengan
berbagai tujuan, aku bahkan sengaja dilahirkan dari tulisan-tulisan, dari mulut
para manusia, dari telinga yang tiada guna dan dari pikiran kotor sang
pengagasku. Aku dibawa ke mana saja yang mereka mau, ke kantor, ke sekolah, ke
balai RT, ke jalan raya bahkan ke pengadilan dan istana negara. Jangan tanya
gajiku, aku pun tak pernah mendapat keuntungan sepeserpun dari hasil kerja
kerasku.
Aku diciptakan dari orang-orang yang
kreatif dan cerdas, namun sayang mereka adalah orang-orang pengangguran.
Buktinya saat orang lain sibuk mencari solusi untuk sebuah masalah, mereka
malah mencari dan menambah-nambah masalah dengan menciptakanku. Aku sih diam
saja, karna aku bukan siapa-siapa. Setelah aku berhasil tercipta, mereka akan
menebarluaskanku. Dan orang-orang bodoh dan awam lah yang ikut berperan sebagai
distributorku. Dengan tanpa berpikir panjang, mereka terus membelah diriku, entah
lewat ucapan atau tulisan-tulisan tak bermutu.
Aku lelah. Apa yang ada dalam diriku
bukanlah sebuah kebenaran, mengapa manusia begitu cepat mempercayaiku? apa
memang aku terlihat begitu menarik? Atau aku memang lebih indah dari bait-bait
puisi yang cantik? padahal mereka tahu aku bisa mendatangkan celaka. Aku bisa
memecah belah golongan manusia, aku bisa membuat orang menjadi marah bahkan
menyulut emosi mereka, aku bisa membuat kerusuhan, aku bisa mencemarkan nama
baik orang, dan kejadian-kejadian buruk yang tak diinginkan. Sungguh berbahaya
bukan jika aku terus saja berkeliaran di dunia yang fana ini?
Sudahlah, hentikan untuk
menciptakanku dan menebarluaskanku. Aku ingin hidup tenang, aku lelah menebar
kebencian di antara kalian. Janganlah serakah hai manusia! jika kau
menghidupkanku untuk memuaskan hatimu, membalaskan dendammu, menuruti semua
hawa nafsu dan egomu, maka apa bedanya kau dengan budak setan. Lebih baik kau
manfaatkan waktumu untuk menebar kebaikan, menciptakan kedamaian.
Aku tak mau menjadi tenar kembali,
kubur aku dalam-dalam agar aku tak membahayakan dan meracuni banyak orang.
Jangan membuatku merasa terbebani dengan dosa-dosa kalian. Jangan membuatku
semakin merasa bersalah di hadapan
Tuhan. Meski aku tak punya akal pikiran juga perasaan, tapi aku ingin hidup
tenang dan kembali pada kebenaran karena aku selalu mengingat pesan Tuhan:
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang
fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar
kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang
akhirnya kau menyesali perbuatanmu itu. (Qs.Al Hujurat : 6)
Malang, 2 November 2018
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar