Pesantren yang masih seumur jagung yang dikenal dengan pesantren “literasi
dan bahasa” sudah banyak berjibaku dalam dunia literasi, kebahasaan dan
keagamaan, walau hal tersebut masih dalam tahap belajar dan belajar, namun
keinginan besarnya adalah menjadi pesantren yang mampu menerbitkan intelektual
muda yang mumpuni dalam keagamaannya, kuat karakternya, hasanah akhlaknya,
mumpuni dalam leterasinya.
Diantara usaha Pondok Pesantren Darun Nun untuk mengembangkan
literasinya adalah dengan mengikut sertakan santrinya dalam banyak pelatihan
kepenulisan, kesusastraan, kajian turas, filologi, keislaman, dan lainnya. Dan
pengasuh Pondok Darun, Dr. Halimi Zuhdy juga wakil ketua RMI Kota Malang, selalu “memaksa” santrinya untuk setiap hari
mengoreskan pena, karena dengan mengasah pena setiap hari, ia akan tajam, dan
bila pena dan otak sudah tajam, tinggal bagaimana menggunakannya, namun santri
Darun Nun dengan tajam penanya digunakan untuk berdahwah. Disinilah istemewanya
santri Darun Nun.
Pondok ini, sudah banyak menguapkan tulisan dengan berbagai genre,
dan juga sudah menerbitkan beberapa buku. Dan opsesi pengasuh Darun Nun, harus
menerbitkan kitab-kitab yang menjadi rujukan keislaman suatu hari nanti, namun
hari ini harus sudah dimulai, katanya.
Alhamdulillah, hari ini ada kabar gembira, dua santri PP. Darun
Nun lolos seleksi Call For Papers Muktamar Pemikiran Santri Nusantara 2018
yang diadakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia DirJen Pendidikan Islam,
Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren melalui Panitia Hari Santri 2018, dan nantinya
kedua santri tersebut akan mempresentasikan pemikirannya pada tanggal 10-12 Oktober 2018, dan Panitia
menanggung seluruh transportasi dan akomudasinya.
Kedua santri tersebut adalah; 1) Nur Marifatul Jannah dengan tema “Implikasi
Pesantren Darun Nun Terhadap Pelestarian Budaya Seni Satra Melalui Agenda Astra”.
2) Dyah Ayu Firiani, dengan tema “ IslamMOOC: Wadah Pembelajaran Online dari
Pesantren. Dan menariknya, ada salah satu tema yang membincang Pondok Darun Nun
dengan tema “Tradisi Literasi di Pompes Darun Nun Malang” yang ditulis oleh M.
Alfan Santoso.
Selamat untuk santri yang lolos seleksi, mudah-mudahan menjadi
motivasi bagi santri Darun Nun dan lainnya, serta menjadi ajang peningkatan
kompetensi literasi dan kebahasaan khususnya di Pondok yang terus berusaha
untuk mengembangkan sayapnya, menebar kemanfaatan untuk umat [Diah, Mutiara]
0 komentar:
Posting Komentar