Oleh:
Nur Sholikhah
“Kamu kelas berapa sekarang?”
“Kamu
maba ya?”
“Oh,
aku kira kamu masih semester 3.”
Pertanyaan
dan pernyataan itu sudah sering kali terdengar, entah di kampus, di rumah, di
taman bermain, di tukang sayur, bahkan di atas motor. Nasib memang, dimana-mana
selalu dianggap masih kecil padahal usia sudah hampir 2 dasawarsa, hiks. Tapi
semua itu bukan berarti membuatku harus minder, takdir sudah berkata demikian.
Manusia tidak bisa menuntut pada Tuhan bukan?
Terkadang
ada rasa bangga tersendiri yang tidak bisa didefinisikan, mungkin rasa syukur
atau kayak ada manis-manisnya gitu (korban iklan). Memiliki badan kecil ada
baiknya pula. Setiap orang menasehatiku untuk makan yang banyak dan minum susu.
Siapa yang tidak senang kalau disuruh makan banyak dan minum susu? Sayang
sekali usaha itu sudah pernah aku coba, tapi hasilnya adalah negatif. Kalau
biasanya di penjara suci ini (pondok) jatah untuk makan hanya 2 kali, nah kalau
ada kesempatan untuk pulang ke rumah yang sebenarnya (bukan makam ya) aku bisa
makan 3 kali dengan porsi lebih banyak tentunya. Tapi tetap saja
saudara-saudaraku bilang aku seperti orang kurang makan, hmm.
Jika
kebanyakan wanita akan sensitif kalau dibilang gendutan, aku justru sebaliknya.
Aku bisa tidak tidur siang hanya karna aku dibilang tambah gendut. Sebenarnya
menajdi kurus itu banyak keuntungannya, diantaranya aku bisa menyelip di
keramaian seperti pasar, aku bisa makan sesukanya tanpa khawatir gendut, aku
bisa berlari tanpa beban, aku bisa meloncat dengan ringan, aku bisa tidur
nyenyak. Tapi ya begitulah, aku harus siap dengan pertanyaan dan peryataan di
atas. Apalagi tinggi badanku tidak sampai 1,5 meter. Bisa jadi kalau aku pakai
seragam SMP, semua orang tidak akan heran.
Pernah
suatu kali aku cek kesehatan di puskesmas untuk keperluan masuk kuliah. Saat
ibu dokter mulai memeriksa dan bertanya aku sekolah dimana, dengan PDnya aku
menjawab, “Saya sudah lulus bu, ini mau daftar kuliah.” Ibu dokter tersenyum
dan berkata, “Kamu sekecil ini sudah mau kuliah?”
Kriik,
krikk, suara jangkrik tidak lagi berbunyi karna aku telah melahapnya untuk
menambah nutrisi dan berat badanku.
Malang, 1 Muharram 1440 H
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar