picture from: justrifky.wordpress.com
Oleh:
Nur Sholikhah
Ibu memang sudah berusia senja,
sering sakit-sakitan. Dan saat ini ia sedang terbaring lemah dengan kabel-kabel
yang menempel di kepala dan dadanya. Aku sungguh tidak tega, aku ingin dia
segera terbangun dan menatap penuh harap padaku. Ada hal penting yang ingin
kutanyakan.
Di
suatu pagi, kudapati ia membuka matanya. Aku sangat bersyukur Tuhan telah
memberiku kesempatan untuk berbicara langsung. Dengan belaian lembut khas seorang
anak, kucium tangan yang keriput itu. Kutatap wajahnya yang semakin teduh, dan
kutanya dengan penuh keikhlasan.
“Ibu
mau dikubur dimana?”
“Di
kampung ibu dilahirkan.”
“Terlalu
jauh bu, bagaimana jika di dekat makam bapak?” Tawarku.
Ibu
menganggukkan kepala, lalu matanya perlahan-lahan memejam. Aku tersenyum, hatiku
terasa begitu lega, akhirnya kutemukan jawaban itu setelah beberapa hari aku
menunggunya. Terimakasih ibu sudah tidak merepotkan anakmu.
Malang, 6 Agustus 2018
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar