Siti Fathimatuz Zahro'
“Ya
Allah, kulo kuesseeel. Muter-muter kampus nyari temen ku terus ambil KHS terus
ngembalikan buku ke perpustakaan pusat lantai 3”.
Sering
kali kita sandingkan nama-Nya dengan rentetan keluh kesah. Memang benar jika
hanya kepada-Nya lah kita bersandar dan berserah. Namun bukan berarti
mengingat-Nya hanya dengan kata ‘aduh’. Mungkin ada juga yang menyahut “Gusti
Allah kok digawe sambat wae. Mbok yao lek seneng eling pisan”. Salah. Bagi persepsi
ini kita salah. Lalu ada dalih lain katanya “Jangan bergantung dengan selain
Allah. Punggung yang kokoh saja bisa keropos apalagi bahu yang sebaris?”.
Persepsi ini mengatakan bahwa Allah-lah tempat kembali dan berserah.
Nah..persepsi
yang seperti ini harus benar-benar diluruskan karena banyak yang mengambil
pesan-pesan agamis hanya secara instan. Bukan sesuatu yang tersirat. “Yaaah,
namanya juga generasi micin. Tinggal tuang langsung menikmati”. Salah lagi. Lalu
mengapa jika ini generasi micin? Apakah semua-semuanya yang tersedia langsung
didalihkan sebagai ‘generasi micin’ tanpa ada reparasi? Lalu buat apa serok
penggorengan jika tempe matang langsung bisa dinikmati?.
*1'st anniv at darun nun
Malang, 17 Juli 2018
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar