Oleh:
Nur Sholikhah
Kau sebut namanya dalam setiap
propaganda
Menjadikannya melambung termenung di
angkasa
Terombang-ambing diterpa angin,
badai, petir
Tak peduli meski jiwa dan raga
meraung menggigil
Terkadang lara meradang, dingin
menusuk
Kami yang tak pernah makan jatah
Harus ikut menelan pahitnya
obat-obat busuk
Nasi basi
Susu tengik
Tak lupa menghirup bunga-bunga yang
telah meringik
Kehilangan mahkota, kelopak juga
putik
Kau tertawa dan kami hanya menatap
dasar gelas kosong
Tak bergula, tak berwarna karna
semua usai tumpah
Kau tidur dalam dekapan kain tebal
Sedang kami hanya bersama
gurauan-gurauan tak berbekal
Di mana namanya yang sering kau
sebut?
Dalam setiap jejak pendapatmu,
pendapat mereka
Mungkin tak pernah sekalipun kami termaktub
dalam doa
Bahkan dalam setiap jengkal langkah
dan arah pikir
Karna kami hanya sebagai
Rak
Yat
Je
La
Ta
Yang tak pura-pura mencintai Indonesia
Malang, 25 Juli 2018
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar