picture from: nasional.tempo.co
Oleh:
Nur Sholikhah
Masalah sampah merupakan masalah yang terus berkelanjutan
dalam kehidupan manusia. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di muka
bumi ini, jumlah sampah dari limbah kegiatan manusia akan semakin bertambah. Di
Indonesia, sampah yang banyak ditemukan adalah sampah plastik. Kementrian Lingkungan
Hidup Dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan bahwa plastik hasil dari 100 toko atau
anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dalam waktu satu tahun
mencapai 10,95 juta lembar sampah kantong plastik. Jumlah itu ternyata setara
dengan luasan 65,7 hektare kantong plastik atau sekitar 60 kali luas lapangan
sepak bola.
Berdasarkan data Jambeck (2015), Indonesia berada di
peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik ke laut yang mencapai sebesar
187,2 juta ton setelah Cina yang mencapai 262,9 juta ton. Kedua data tersebut
membuktikan bahwa Indonesia sangat krisis sampah. Kesadaran dan pengetahuan
masyarakat akan pengurangan sampah masih sangat minim. Selain itu, rasa malas
untuk tidak menggunakan plastik dalam kehidupan sehari-hari juga masih
menggelayut di masing-masing individu.
Memang aktivitas keseharian kita tidak terlepas dari
penggunaan plastik, misalnya ketika berbelanja entah di warung ataupun di
minimarket. Barang-barang yang dibeli akan diletakkan di dalam kantong plastik,
alhasil setiap berbelanja selalu membawa pulang plastik. Jika hal sekecil ini
terjadi secara terus menerus, bisa kita bayangkan berapa banyak kantong plastik
yang sudah terpakai dalam sebulan. Belum lagi semua produk entah makanan, sabun,
dan kebutuhan kecil lainnya pasti menggunakan plastik sebagai pembungkusnya.
Dan kita tidak bisa menghindar untuk tidak mengonsumsi barang-barang tersebut.
Jika memang kita adalah para pecinta lingkungan, kita pasti
akan berusaha untuk mengurangi volume sampah plastik di bumi yang mulai tua
ini. Tidak perlu membayangkan dengan memulai sesuatu yang besar seperti
mengadakan sosialisasi pengurangan sampah plastik atau kegiatan lainnya. Kita
dapat melakukan hal-hal kecil mulai dari diri kita sendiri. Berikut upaya-upaya
sederhana yang dapat dilakukan untuk mengurangi sampah plastik:
1.
Membawa tas khusus saat berbelanja.
Ketergantungan akan kantong plastik sangat sulit dihilangkan, dengan membawa
tas sendiri saat berbelanja secara tidak langsung akan mengurangi pemakaian plastik
secara perlahan.
2.
Menggunakan kembali kantong plastik yang sudah dipakai,
misalnya ketika selesai berbelanja dan kantong plastik masih terlihat bersih
dan tidak rapuh maka dapat dilipat. Kemudian disimpan untuk dipakai kembali
saat dibutuhkan.
3. Mendaur
ulang sampah plastik. Saat ini sudah banyak metode untuk mendaur ulang sampah
plastik dan semua metode tersebut dapat dicari dengan mudah di internet.
Misalnya untuk sampah bungkus dari makanan ringan atau minuman dapat dibuat tas
atau ecobrick. Sampah sedotan plastik
bisa dibentuk menjadi bunga untuk hiasan.
Ketiga cara di atas merupakan upaya yang mudah untuk
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun jika niat dan tekad kita untuk
mengurangi sampah tidak begitu kuat, semudah apapun caranya tidak akan dapat
terlaksana. Semua kembali pada individu masing-masing, ingin menjadi manusia
yang hanya bisa memproduksi sampah atau menjadi manusia yang ikut bertanggung
jawab dalam masalah sampah. Jangan merusak bumi ini dengan keegoisan kita, mari
senantiasa ikut berpastisipasi dalam menjaga lingkungan demi kehidupan keturunan
kita di masa yang akan datang!
Malang, 31 Juli 2018
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar