source : infosumbar.net
Oleh :
Nur Sholikhah
Kawan, kali ini aku tidak akan menceritakan suatu
kisah apapun. Biarkan kisah-kisah itu terangkum suatu saat nanti. Entah kapan.
Yang terpenting sekarang aku ingin menuturkan sedikit tentang apa yang kutahu. Yang
jelas ini bukan persoalan cinta atau tentang rindu, karna keduanya sama-sama
sulit bagiku. Kalian pasti tahu, berita yang sedang naik daun sejak beberapa
hari yang lalu. Sayang sekali, mengapa harus terjadi di tanah air yang mulai
terluka ini. Hari minggu, seharusnya penduduk kota sedang bersuka ria untuk
menikmati kegiatan yang sudah terkenal dengan sebutan car free day karna hari tu adalah hari kebebasan bagi mereka untuk
menikmati udara kota tanpa polusi. Namun sayang, semua menjadi kurang
menyenangkan karena ulah negatif para manusia.
Ribuan
orang sudah berkumpul di jantung kota, tidak peduli usia. Orang miskin dan kaya
berbaur, tak tampak sudah mana buruh rumah tangga, pengusaha, pegawai swasta
maupun pegawai pemerintah. Tempat yang luas itu berubah menjadi lautan manusia.
Mungkin inilah gambaran suasana kelak di akhirat nanti, saat tiba waktunya
manusia dibangunkan kembali dari mimpinya yang teramat panjang. Kegiatan car free day merupakan budaya baru
masyarakat kota yang bertujuan untuk mengurangi tingkat polusi akibat kendaraan
bermotor. Kegiatan ini dijadikan sebagai sarana sosialisasi antar penduduk kota
sekaligus sebagai sarana berolahraga. Sehingga, masyarakat diharapkan dapat menjalin
relasi antar sesama dan meningkatkan kualitas kesehatan mereka.
Kegiatan
car free day membebaskan masyarakat untuk berkreasi dalam rangka
memeriahkannya. Entah kegiatan itu berkaitan dengan seni, olahraga maupun
musik. Banyak komunitas-komunitas yang memanfaatkan kesempatan ini untuk
berkumpul bersama atau bahkan mempromosikan acara mereka. Pada intinya banyak
kegiatan positif yang bisa dilakukan disini. Namun tidak bisa dipungkiri,
sebagian masyarakat malah menjadikan kegiatan car free day sebagai sasaran empuk untuk tujuan tertentu. Ya salah
satunya adalah mencopet dan kejadian 3 hari yang lalu.
Mungkin
aku tak patut berkomentar panjang lebar tentang masalah ini, semua orang sudah
tahu dan mengerti. Betapa sangat disayangkan, kesempatan untuk menikmati pagi
hari itu harus terasa sesak hanya karna kejadian yang tidak pantas. Tujuan
positif dari car free day telah
disalahgunakan, memang kegiatan ini membebaskan masyarakat melakukan
aktivitasnya disana, namun bukan berarti kita bebas bermain bukan?
Kita
juga dibebaskan untuk berpakaian apapun, yang penting jangan sampai telanjang.
Tapi memakai kaos yang bertuliskan seperti itu bukankah merupakan tindakan
provokatif? Sehingga rakyat seolah-olah terpecah menjadi dua golongan. Padahal
tidakkah mereka ingat bahwa kita adalah satu bangsa, satu bahasa, satu tanah
air. Ideologi kita masih sama, pancasila. Lagu kebangsaan kita masih tetap Indonesia
raya. Jangan lukai indonesia dengan tindakan yang tak pantas seperti itu.
Haruskah kutanya, seberapa besar cintamu yang tersisa untuk Indonesia?
Satu
golongan dengan golongan lainnya saling mencela, saling menjatuhkan,
masing-masing merasa golongannya lebih baik, yang terbaik, sehingga cenderung
fanatik. Perang di media sosial sudah tak terelakkan, ada yang memakai sindirin
bahkan kata-kata kasar tak sopan. Bagaimana Indonesia bisa bersatu kalau rakyat
terpecah menjadi beberapa golongan? Sedangkan setiap golongan mempunyai tujuan
yang berbeda, pendapat yang berbeda. Dimana letak rasa persatuan dan saling
memiliki terhadap bangsa ini?
Aku
sebagai netizen sekaligus rakyat Indonesia merasa miris, apapun alasannya aku
tak bisa menutup diri dari berita-berita di negeri ini. Setidaknya meskipun aku
bukan politisi atau aktivis apapun, aku harus tahu keadaan Indonesia, karna aku
memang bagian darinya. Benar begitu bukan? Mari kita lekas pulihkan keadaan
negeri ini, ia sudah terlalu sakit karena virus-virus terorisme dan KKN
menjangkitinya. Kembalilah mengisi kegiatan car
free day dengan hal-hal yang positif. Berbahagialah disana, jangan saling
mengecam. Suarakan rasa cinta tanah air kita, karena sebentar lagi usianya kan
bertambah. Siapapun yang sedang memimpin Indonesia saat ini dan yang akan
datang, semoga ia adalah orang yang amanah, yang sengaja diutus Tuhan menyembuhkan
penyakitnya.
Malang, 2 Mei 2018
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar