@fitri_yesss
Sepertinya itu yang saya sadari ketika mempraktekkan ilmu
bebersihnya Marie Kondo. Saya begitu syok saat melihat tumpukan buku yang
menggunung di loteng rumah. Parahnya ketika kardus demi kardus saya buka,
banyak buku yang rusak. Entah karena basah atau karena ulah hewan-hewan nakal. Benar
kata Marie Kondo, betapa kasihan buku yang lama tak tersentuh, disudutkan
bertahun-tahun tanpa dibaca dan diambil manfaatnya.
Kemudian saya menemukan sebuah buku tebal dengan ukuran 10 x
20 cm. yah, itu buku catatan harian. Berisi banyak hal yang dulu saya pelajari
dan catat. Tak hanya itu beberapa merupakan nasihat dan menggambarkan proses
kehidupan saya. Betapa sedihnya ketika harus menyadari bahwa buku itu telah
basah bahkan menghitam. Bagaimana bisa membuangnya? Tapi bagaimana juga bisa
menyimpannya. Akhirnya dengan berat hati memang buku itu harus dilepaskan
karena tak mungkin lagi di simpan.
Dari pengalaman perih itu, saya baru menyadari. Betapa perlunya
menyimpan tulisan di tempat yang lebih aman. Yang tak mudah basah maupun kusam.
Memang benar, buku cetak itu sangat penting. Sebagaimana mata saya yang masih
belum mampu beradaptasi dengan format pdf yang tak semanis saat memegang, membuka
lembaran dan mencium bau buku cetak. Namun, alangkah lebih baik jika
catatan-catatan kita, tentang ilmu, nasihat atau pengalaman pribadi, dapat
disimpan di tempat yang aman seperti blog atau website. Selain itu, bukankah
jika kita simpan di sana tidak hanya kita yang dapat membacanya, melainkan
banyak orang yang akan mengambil manfaat darinya. Tetap simpan buku yang kau
cintai, rawat dia, dan praktikkan apa yang ia ajarkan. Karena sejatinya buku
akan benar-benar berarti jika apa yang ada di dalamnya membawa perubahan.
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar