REVIEW FILM RUMA MAIDA
JASMERAH
oleh : Nur Ma'rifatul Jannah
“Jasmerah, seperti kata presiden pertama kita dulu,
soekarno. Jasmerah, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Dan satu-satunya cara
agar setiap manusia, orang perorang dapat merdeka adalah dengan pendidikan. Pendidikan
akan membuat kita merdeka sejak dari dalam jiwa kita”. (Maida)
“Beginilah sejarah, yang manis kita rayakan dan yang
pahit kita catat. Agar jangan terjadi lagi”. (Dasaad Mukhlisin)
Mengisahkan
seorang tokoh bernama Maida mahasisiwi jurusan sejarah. Dia seorang gadis yang
tomboi, keras kepala tapi tetap cantik dengan jiwa nasionalis yang bergelora
dalam dirinya. Dia membuka sekolah gratis untuk anak-anak jalanan di sebuah
rumah tua yang telah kosong bekas jajahan jepang. Di sana anak-anak tersebut
dapat belajar dan bermain. Di tempat tersebut masih tersissa alat-alat musik
yang masih dapat digunakan seperti biola, piano dan alat musik keroncong
lainnya. Konon rumah tersebut dulunya adalah rumah dari seorang prajurit
Kemerdekaan yang merupakan keturunan indo-belanda bernama Ishak Pahing. Beliau
dikenal dekat dengan presiden pertama RI, Ir. Soekarno pada masanya. Beliau
menciptakan lagu bersama kelompok musik keroncongnya, berjudul “Pulau Tenggara”.
Menginspirasi Ir. Soekarno yang kemudian mendirikan gerakan non-blok, karena
beliau tidak berpihak pada blok barat dan blok timur.
Film ini
bercerita dengan berlatar masa lalu dan masa sekarang. Di mana maida yang hidup
di masa sekarang, tertarik dengan sejarah masa lalu yang berkaitan dengan Rumah
tua itu. Dia tertarik untuk meneliti sejarah yang tersimpan di rumah tersebut
untuk menjadikannya sebagai bahan skripsi. Pada suatu ketika, ada beberapa
orang yang datang ke rumah tersebut. Mereka mengusir Maida dan anak-anak
jalanan yang tengah belajar di rumah tersebut. Maida pun menolak dan bersikukuh
untuk melawan. Tak lama kemudian datang seorang laki-laki. Dia adalah seorang
Arsitek yang ditugaskan untuk membangun tempat ini untuk dijadikan lahan
bisnis. Maida pun masih berontak dan memaksa ingin bertemu langsung dengan
pemilik tanah tersebut.
Hari-hari berjalan, Maida masih seringkali datang
mengunjungi rumah tua itu. Dia sangat gigih untuk berusaha mempertahankan rumah
tersebut agar tidak digusur. Sakera, nama Arsitek tadi. Sakera mengatakan pada
Maida agar segera mengusung barang-barangnya, karena dalam waktu seminggu rumah
itu akan di robohkan. Dengan berat hati, Maida pun akhirnya menurutinya. Dengan
dibantu oleh Sakera, Maida memindahkan barang-barang tersebut sebagian di rumah
Maida dan rumah Sakera. Ayah Maida seringkali marah-marah karena kesal terhadap
tingkah Maida yang dianggap keterlaluan sebagai seorang anak perempuan. Tapi
dengan dukungan ibunya Maida kemudian berusaha melanjutkan penelitiannya
tentang sejarah di balik rumah tersebut. Sakera pun akhirnya turut membantu
Maida mempertahankan rumah itu agar tidak sampai dirobohkan.
Sakera menunjukkan Sketsa bangunan rumah tersebut yang unik menggambarkan sejarah masa
penjajahan Jepang. Dia mendapat kesempatan mempresentasikan proyeknya itu dengan
tujuan agar bosnya yang bernama Dasad mukhlisin tidak sampai meratakan bangunan
itu. akan tetapi, ternyata bosnya justru marah-marah dan bersikukuh untuk tetap
harus meratakan bangunan itu dan diganti dengan bangunan yang modern. Dasad
Mukhlisin bahkan mengatakan kalau dia sangat tidak suka dengan sejarah, dia
ingin menghapus segala sejarah dalam memorinya. Kenapa coba? Temukan jawabannya
hingga akhir paragraf. hehe
Sakera mulai tertarik dengan Maida, hingga ia pun menjadi
terlibat membantu Maida dalam segala usahanya. Sakera mendapat informasi,
bahwasanya tanah itu masih sengketa. Dari situlah Maida sangat bersemangat
untuk tetap berusaha mempertahankan rumah itu. Tentunya bersama dengan Sakera
yang setia membantunya. Namun di sepanjang usahanya itu, ternyata banyak
rahasia yang harus mereka pecahkan terlebih dahulu. Penyelidikan pun di mulai
dengan bantuan kelompok musik keroncong yang masih memiliki hubungan darah
dengan Ishak Pahing, dan sejarawan Tionghoa bernama Kuan, mereka akhirnya
menemukan sebuah ruang rahasia di rumah tua tersebut. Disitulah inti dari
terpecahnya sebuah rahasia sejarah yang berkaitan dengan rumah itu.
Flashback ke masa lalu. Ishak Pahing adalah ayah dari Dasaad
mukhlisin. Ishak pahing keturunan belanda yang jatuh cinta kepada orang pribumi
bernama Nani Kudus, ibu dari Dasad Mukhlisin. Pada suatu ketika, Ishak pahing
ditangkap oleh mata-mata dari Jepang, bernama Maruyama dan kemudian menyiksanya
dengan alasan dia keturunan Belanda. Selain itu motif dari Maruyama sendiri
sebenarnya dia memang tertarik dengan Nani Kuddus, istri Ishak pahing. Ketika itu,
tiba-tiba ada segerombolan orang yag datang menyerbu rumah Ishak pahing. Nah
pada scene ini yang saya bingungkan.
Beberapa saat kemudian, Maruyama mendapat telpon entah
dari siapa. Setelah itu ia mengakhiri penyiksaannya terhadap Ishak dan bergegas
pergi meninggalkannya. Ternyata ia pergi
ke rumah Ishak, dan mendapati keadaan Nani pahing yang telah tewas mengenaskan
sebab diperkosa. Hanya tinggal anaknya yang masih bayi, bernama Fajar. Kemudian
Maruyama membawanya, dan mengasuh anak tersebut hingga besar. Namanya diganti
menjadi Dasaad Mukhlisin.
Dari informasi tersebut, Maida dan Sakera berusaha untuk
menyampaikan pada Dasaad bahwasanya rumah itu memiliki sejarah yang penting
terhadap kehidupannya di masa lalu. Akan tetapi, reaksi Dasaad tidak dapat
menerima begitu saja. Hinga kemudian, ketika acara pernikahan Maida dan Sakera,
yang dilaksanakan di Masjid dan gereja. Dasaad mengunjungi mereka dan berterima
kasih atas upaya-upaya yang telah mereka lakukan. Rumah itu kemudian tidak jadi
dirobohkan, hanya dipugar saja dan diresmikan sebagai tempat belajar bernama
Ruma Maida.
Sisi positif yang saya anggap sebagai nilai plus dalam
Film ini adalah adanya film ini yang mampu mengangkat sejarah dan membangunkan
jiwa nasionalis kembali. Penuh akan nilai moral, membahas tentang pentingnya
pendidikan, sejarah dan toleransi antar umat beragama. Film ini mampu
menggambarkan kisah dalam dua dimensi waktu yang unik dan menarik.
Hal yang menurut saya sedikit mengganggu itu dari adanya
beberapa adegan yang membingungkan. Kemunculannya terkesan seperti dipaksakan. Alurnya
unik, dengan menggunakan alur campuran. Akan tetapi perlu pengamatan yang lebih
keras untuk berpikir sehingga dapat memahaminya.
Malang, 22/11/17
Cahaya Ma’rifaht
0 komentar:
Posting Komentar