Peresensi - Nur Alfiyatul Hikmah - Pondok Pesantren DarunNun Malang
Jangan terlalu serius membaca ya...
![]() |
Sutradara : Joko Anwar
Produser : Sunil Samtani,
Gope T.
Samtani,
Priya N.K
Penulis : Joko Anwar
Pemeran : Tara Basro,
Dimas Aditya,
Bront Palarase,
Endy Arfian,
Ayu Laksmi,
Elly D. Luthan,
Nasar Annuz,
Arswendi Nasution,
Egi Fedly,
Muhammad Adhiyat,
Fachri Albar,
Asmara Abigail
Produser : Sunil Samtani,
Gope T.
Samtani,
Priya N.K
Penulis : Joko Anwar
Pemeran : Tara Basro,
Dimas Aditya,
Bront Palarase,
Endy Arfian,
Ayu Laksmi,
Elly D. Luthan,
Nasar Annuz,
Arswendi Nasution,
Egi Fedly,
Muhammad Adhiyat,
Fachri Albar,
Asmara Abigail
(Sumber data diperoleh dari https://id.wikipedia.org/wiki/Pengabdi_Setan_(film_2017)
Pengabdi setan ini menceritakan kisah seorang ibu tua yang sudah mengidap
penyakit hingga 2 tahun lamanya. Seorang bapak yang tegar dalam menghadapi
situasi rumah tanpa adanya bantuan ibu dalam mengurus rumah tangga, namun bapak
disini berperan sungguh luar biasa beliau merawat ke 4 anaknya beserta istrinya
yang sakit dan nenek yang hanya menggunakan kursi roda. Ibu yang sakit 2 tahun
itu tidak sembuh-sembuh hanya bisa berbaring diatas kasur, jikalau membutuhkan
bantuan ibu selalu memiliki kode, dengan satu alat yakni bel (kelintingan jaman
kuno), dengan alat tersebut ibu bisa memanggil seluruh keluarganya seisi rumah.
Sore itu, bobby anak ke 2 dari keluarga ini pulang telat. Ia yang biasanya
menyisir rambut ibunya setiap sore hari sebelum matahari terbenam. Namun sore
itu bobby tidak pulang tepat waktu melainkan ia pulang kerumah terlambat.
Sesampainya dirumah bel ibu berbunyi, bergegaslah bobby menuju kamar ibunya
sembari menyisir rambut ibunya dan berbincang-bincang hangat bersamanya, namun
ibu sedikit geram kepadanya karena ia pulang tak tepat waktu, dengan suara
lirih serta mata sedikit melotot dan kepala sedikit diangkat dengan baju putih
yang melekat ditubuhnya ibu memanggil nama anaknya "bobby..." bobby
terkejut dan memeluk ibunya "ibu, maafkan bobby ya, bobby telat menyisir
rambut ibu". ibu tediam. Lalu bobby meninggalkan ibu sendirian di kamar.
Malam hari, rini kakak pertama bobby hendak memejamkan mata di kamar yang
sedikit gelap namun memancarkan cahaya yang buram dari lampu kamar yang hampir
mati, namun rini sebelum istirahat ia bermimpi bahwa ibunya memanggilnya dengan
bel yang ia pegang, larilah rini kekamar ibunya. Namun dengan sangat
terkejutnya rini saat melihat ibunya sudah bisa berdiri di depan jendela
kamarnya, rini merasa bahagia. "Ibu sudah bisa berdiri..." tanyanya
tanpa melihat ibunya yang saat itu sedang berbaring dikasur. Saat seseorang
yang berdiri itu mau membalikkan badannya tiba-tiba sang ibu membunyikan bel
yang ada digenggamannya itu dengan sekuat tenaga sampai suara bel terdengar
keras, betapa kagetnya rini saat melihat ternyata yang berdiri bukan ibunya
melainkan orang lain dan ternyata ibunya terbaring dikasur dengan menggoyangkan
bel sekeras mungkin, dengan wajah pucat nan terkejut rini bangun dari tidurnya,
"untung itu hanya mimpi, ujarnya.!". Tak lama kemudian rini mendengar
bel sungguhan dari arah kamar ibunya, bergegaslah ia naik ke lantai atas untuk
menengok ibunya. Sesampainya dikamar ibunya rini mendapati bahwa ibunya
tergeletak dilantai tak berdaya, rini teriak sekuat mungkin agar seisi rumah
mendengarkan suara ini. Berkumpullah semua anggota keluarga di dalam kamar ibu.
Disitulah akhir dari hidupnya seorang ibu yang selama ini mengidap penyakit
selama 2 tahun.
Keesokan harinya, jasad ibu dikuburkan dipemakaman sebelah rumah rini. Dan pada
saat pemakaman ibu ada hal yang aneh di dalam kamar ibu, tukang gali kubur atau
biasa dipanggil dimas melihat sesosok ibu yang sedang berdiri di depan jendela.
Seusai memakamkan ibu, malam harinya semua warga diundang kerumah rini dalam
rangka acara tahlilan ibu yang baru meninggal. Acara sudah selesai semua
warga bergegas pulang kerumah masing-masing. Semua anggota keluarga waktunya
beristirahat dikamar masing-masing, namun bobby yang masih saja mendengarkan
radio dikamar ia belum bisa memejamkan matanya kala itu. Namun saat bobby
memutar radio ada hal yang aneh, yakni radio yang ia putar tiba-tiba beganti
channel dengan sendirinya dimana channel tersebut sedang memutar lagu ciptaan
ibunya yang berjudul “kelam malam”. Terkejutlah ia “kenapa sih kok radio ini
ganti channel sendiri, ada yang aneh, gumamnya.” Tak lama kemudian bobby
mendengar lonceng berbunyi yang terdengar dari kamar ibunya. Bergegaslah ia
menengok kamar ibunya, sesampai dikamar ibunya ia membuka pintu dengan sangat
pelan dan lonceng itu berbunyi semakin keras tanpa ada yang membunyikan lalu
lonceng jatuh kelantai dan bobby pun lari terbirit-birit menuju kamarnya dengan
nafas terengah-engah sembari menutup badannya dengan selimut.
Pagi itu, rini berjalan menyusuri dinginnya pagi hari. Ia dihampiri tukang
gali kubur hendra, mereka berbincang-bincang sembari menyusuri hutan yang
memiliki pohon tinggi berjajaran. Rini lupa kalau ia harus menjaga neneknya
dirumah yang sedang sakit hanya mampu berjalan dengan kursi rodanya. Bapak rini
meninggalkan rini dan adik-adiknya setelah kepergian ibu, untuk mencari nafkah
tambahan. Nenek di dalam rumah hanya bersama ian seorang, tiba-tiba nenek ingin
kekamar mandi dengan mendorong kursi rodanya itu, saat itulah pintu kamar mandi
tertutup dengan sendirinya dan seolah-olah ada yang mendorong nenek dari
belakang hingga nenek masuk kedalam sumur yang tepat ada di dalam kamar mandi
tersebut. Bondi anak ke 3, ia baru pulang dari sekolah. Ia menggoda adiknya ian
yang sedang bermain, namun bondi rasanya kebelet kekamar mandi. Sampainya di kamar
mandi bondi teriak sekencang mungkin sampai rini yang sedan berada di luar
rumah mendengar teriakan bondi, larilah rini dan langsung menghampiri bondi
dikamar mandi “itu kak,!” kenapa bondi, tanya rini “ada mayat nenek di dalam
sumur”. Astaga, nenek! Kakak lupa kalau kakak meninggalkan nenek di rumah
sendirian. Nenek... teriak rini sekencang-kencangnya. Tak ada yang bisa memutar
waktu nenek telah tiada.
Saat itu pula rini, bobby, bondi dan ian sering dihantui ibunya sendiri
sampai mereka tidak betah hidup dirumah. Akhirnya mereka mengungsi dirumah pak
ustadz salah satu tokoh agama di desa itu. Rini, tinggallah disini nak, bersama
adek-adekmu, ujar pak ustadz. Iya pak, terimakasih banyak atas tumpangannya. Tak
lama kemudian rini menata isi rumah rini dan rini menemukan sehelai surat yang
ada dilaci nenek. Ia baca dengan teliti seusai membaca ia langsung bergegas
menemui hendra, dengan terburu-buru rini bilang ke hendra. Hen, maukah kau
menemaniku kerumah salah satu kakek yang tinggal di rusunawa, ujar rini. Mari silahkan,
kata hendra. Bergegaslah mereka berdua menuju rusunawa yang ditempati kakek tua
tersebut. sesampai di depan kamar kakek mereka mengucapkan salam dengan sopan
namun si kakek menyambutnya dengan sinis. Ada apa kalian kesini?,katanya. Saya rini
kek saya cucu dari nenek yang menerima surat ini. Lancang sekali kau membuka
surat ku yang ku kirim untuk nenekmu, ujar kakek.” Nenek sudah tidak ada kek,
makanya saya kesini ingin meminta penjelasan kepada kakek mengenai surat ini. Kakek
menjelaskan dengan suara lirih, ini adalah surat yang berisi tentang salah
seorang wanita yang menyembah iblis dan ia telah memiliki anak dari
penyemabahan ke iblis tersebut. maka dari itu kamu rini jagalah keluargamu,
karena akan ada salah satu dari saudaramu yang akan dijemput oleh iblis pada
saat sebelum tanggal lahirnya. Rini hanya terdiam dan berkata “ahh... itu mustahil,
mana percaya aku sama hal begituan”. Kakek hanya tersenyum. Pulanglah nak
dengan membawa salah satu tulisanku ini, bacalah dan pahamilah dirumah.
Pulanglah rini dari rusunawa, sesampainya dirumah rini memberi tahu pada
bobby akan buku yang dikasih oleh kakek tadi. Bobby membacanya dengan serius
lalu ia berkata kak ini sepertinya akan terjadi sungguhan deh. Halah bob itu cuma
mustahil, ujar rini”. Hari telah berganti hendra mendapat telfon dari kakek ia
disuruh bergegas kerusunawa, hendra langsung bergegas dan mendapat wasiat harus
memberikan kertas ini kepada rini. Namun dipertengahan jalan bobby mendapati
truk didepannya dan ia terjatuh tertabrak truk hingga tubuhnya bereceran darah
hingga hendra tak bernafas lagi.
Dibawalah mayat hendra kerumah pak ustadz hendar adalah anak dari seorang
ustadz, lalu hendra dimakamkan. Seusai pemakamannya, hari terus berganti hingga
tiba malam hari. Rini bersama adik-adiknya duduk didepan jendela yang terbuka,
saat mau tidur jendela ditutup sama rini namun ada yang menarik rini dari luar
yakni hendra, namun ada lagi hantu yang lainnya mau mengejar rini dan
adek-adeknya. Namun arwah nenek menolong mereka dengan mendorong pintu yang mau
dimasuki oleh hantu-hantu tersebut. hingga mereka ketakutan, saat waktu
mencengang bapak memeluk mereka semua dari belakang. Dengan hati tenang mereka
semua kembali kerumah.
Keesokan harinya, bapak mengajak anak-anak semua untuk pindah rumah. Bahagialah
mereka semua karena mereka sudah tidak betah hidup dirumah yang angker itu.
semua barang dikemas dengan rapi dan tinggal menunggu mobil jemputan, hingga
larut malam mobil itu tidak datang sampai akhirnya semua tertidur dikamar
masing-masing. Saat bapak tidur, ada suara bengek disampingnya, dengan membuka
mata dan menoleh kesamping ternyata ada ibu yang sedang tidur menemani tidur si
bapak. Dengan wajah pucat terkaget-kaget bapak lari dari kamar menuju kekamar
nenek bersama rini dan bobby. Sedangkan bondi dan ian masih di dalam kamar
namun ian terlihat sedang berbincang-bincang dengan temannya dijendela,
terbangunlah bondi dengan suara ian. “ian, kamu sedang berbicara dengan siapa?”,
tanya bondi. Ini kak aku lagi bicara sama temenku sembari menunjukkan jari
tangannya ke jendela, dengan mata terbelalak bondi terkejut ternyata temannya
ian pocong terbangunlah bondi dari tempat tidurnya dan ia lari terbirit-birit
menuju kamar neneknya bersama bapak, rini dan bobby.
Semua berkumpul dikamar nenek, sedangkan ian sendirian dikamar. Bapak tak
tega meninggalkan anak bungsunya sendirian. bapak mau menyusul ian, ujar bapak
kepada rini. Jangan pak, jangan jemput ian. Ian bukan adek kita. Setelah mereka
berdebat ian turun dari lantai dua dengan wajah meringis dan dibelakangnya ada
ibu yang mengawal ian dengan membawa lonceng seperti biasanya. Bapak terkejut,
ibu bangkit lagi. Keluarlah bapak ingin menjemput ian, ian memanggil nama bapak
“bapak-bapak sini, sini sama ian” dengan suara lantang dari kejauhan kakek
datang untuk menyelamatkan mereka dari hujatan iblis dan pengikutnya. Masuklah kalian
kedalam mobil segera, ujar kakek. Setelah semua masuk kedalam mobil jalanlah
mobil sembari kakek bercerita bahwa ian bukan anakmu melainkan anak dari
sesembahan istrimu kepada iblis.
Tulisan ini dirangkum setelah melihat pengabdi setan
Oleh : Nur Alfiyatul Hikmah
Oleh : Nur Alfiyatul Hikmah
Jangan terlalu serius membaca ya...
Santai saja sembari minum kopi.
Semoga bermanfaat.
Wassalam...
0 komentar:
Posting Komentar