
Latar belakang pergaulan,
pendidikan dan keluarga kini menjadi
faktor yang sangat berpengaruh terhadap pola pikir seseorang. Aktivitas yang
begitu padat, kebutuhan hidup yang tak terduga merajalela menjadikan emosional
seseorang meningkat. Disaat usia emas, daya pikirpun dapat diasah hingga
mengkilat. Namun, dapat pula daya pikir berubah menjadi dangkal kala orang itu
hatinya terpaku erat dan memandang sebatas mata melihat.
Kala hati ini
terusik akan berbagai aktivitas yang kian mengusik, memadat akan waktu yang
terus berputar maka hati ini menjerit seolah berontak. Bagaimana aku bisa
khusyuk dalam ibadah, sedang rasa diri di hajar oleh berbagai aktivitas yang
entah itu dibuat hanya untuk kepentingan golongan atau umat. Namun, kembali ku
bolak balikkan hati, bahwa semua itu adalah nikmat, jarang orang yang merasakan
apa yang kau rasa, dan jelas berbeda apa yang tiap orang dapat. Semua ini
melatih ku, melatih untuk menghadapi segala tantangan yang menghadang. Dan
lagi-lagi kembali pada bagaimana aku mengatur waktuku.
Hanya sang maha melihat,
mendengar dan membolak balikkan hati yang tahu seluruhnya tanpa tiada satu
orang pun tahu. Semua telah direncanakanNya. Tak bisa aku memaksa orang faham
terhadap apa yang ku rasa. Meski tiada bahu untuk bersandar tapi tetap ada
sajadah untuk bersujud. Tuhan… Sungguh inikah masa-masa emas dimana ia adalah
masa yang akan membawa menuju kehidupan gemilang, dengan jiwa yang mampu
bertahan, tetap tangguh ditengah hiruk pikuknya kehidupan dan kerasnya zaman.
Sebagaimana Firman
Allah dalam (QS. Al-Baqoroh: 286). “Allah tidak membebani seseorang itu
melainkan sesuai dengan kesanggupannya”. Nahh.. Maka tiada keraguan lagi pada
diriku bahwa “ Aku Pasti Sanggup”. Kujaga semangat dan kesehatan agar aku bisa
menjalankan semuanya dengan seimbang.
By: Anggun Amalia Fibriyanti
Malang, 4 November 2017
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
Perum. Bukit Cemara Tidar, Blok F4, No.3 Malang
0 komentar:
Posting Komentar