Ketika aku menjadi darunun adalah
sebuah kisah kecil pengalaman seseorang wanita
yang buta akan agama. Dimana dia merasa bahwa hidupnya selama ini
seperti tak berguna sangat tak terarah.
Melakukan semua sesuia kehendak hatinya. Bermanja – manja pada sebuah kenyamana yang menyesatkan. Mengenal dirinya hanya sebatas
egoisme saja yang tak memikirkan apa yang akan terjadi nanti setelah semuanya berakhir.
Dengan semua masalah tersebut menjadi
seorang santri adalah keputusanya,dengan segala pertentangan hati dan
lingkungannya. Dengan kebimbangan yang dihadapinya apakah bisa dia menjadi
seorang santri apakah mampu dia menempuh semua ujian yang akan dia hadapi nanti. Apakah mampu dia melepaskan semua
kenyamanan yang dia miliki. Kehidupan santi
adalah kehidupan yang penuh dengan kemandiriian. Kehidupan santri adalah
kehidupan yang merupakan teladan bagi
masyarakat luas. Mampukah dia?
Pada akhirnya dengan melawan semua
kebimbangan yang ada. Dia memantapakan diri
untuk tetap pada keinginannya yaitu menjadi santri. Dan dengan bantuan
sahabatnya diapun akhirnya menjadi santri
di sebuah pondok kepenulisan bernama darunnun.
Bayangan awal dia saat masuk
pesantren darunun semua akan berat. Dia pasti akan merasakan ketidaknyamanan
dengan lingkungan baru dimana semunya harus berbagi. Mengahadapi orang – orang asing yang mungkin saja tidak
dia sukai. Mengerjakan semua tanggung jawab yang belum pernah dia laksanakan
sebelumnya dan ketebatasan ilmu yang dia miliki. Tapi salah semua itu salah apa
yang di bayangkan sebelunya salah. Semua kebimbanga yang di rasakan sebelumnya
terbantahkan.
Di darunnun semua indah sungguh
indah mereka sangat bertoleransi
dengan keadaanku yang sekarang.
Mereka membinbingku menolongku,meraka
menghargaiku dengan penuh kasih sayang. Banyak sekali pengalaman pertama yang dia
dapatkan banyak sekali pelajaran yang,banyak sekalia teladan yang dia dapatkan
dari para ustad ustadazah. Dia sungguh mengucapkan banyak terimakasih untuk
semua yang berada di darunuun. Dia yang galau menjadi dia yang gembira.
Intesitas tangisanya sekarang sudah
mulai berkurang. Senyum bahagia selalu dia dapatkan dari para saudarnya di
darunun. Dia banyak mengucapkan terimaksih karena telah menjadikan wanita itu sebagai keluarga
darunun dan maafkan dia jika kau masih banyak melakukan banyak keselahan. Ketika
aku menjadi darunun adalah sesuatu yang indah tak akan pernah dia lupakan.
Novia Anggraeni
malang, pada suatu hari
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar