Dia bukan orang besar
dia bukan orang kaya dia bukan ulama dia bukan penasehat tapi dia lah panutan,
dia lah perizinan , dia lah yang menasehati dia lah yang menghalangi keganjilan. Dia bukan yang tertua tapi dia di tuakan dialah tempat bagi para
saudarannya untuk bekeluh kesah tanpa mengenal lelah. Dia akan menyambut para
saudara dengan sajian kenyamanan dan keterbukaan serta segala pengayoman
darinya.
Rumahnya adalah rumah
singgah para saudarannya, Aku sering mendengar dan melihat para saudarannya berkeluh
kesah denganya. Meminta nasehat untuk segala masalah yang di hadapi di keluarga
masing- masing dengan harapan dia dapat sedikit memberi mereka pertolongan.
Tanpa memikirkan masalah dan kebutuhannya sendiri, dia selalu akan berusaha
sebisa mungkin untuk membantu para saudarnya. Baginya yang terpenting adalah
keluarga dia tidak mau ada kerusakan dalam keluargannya biarlah dia yang
berkorban asalkan keluarga selalu dalam keadaan adem ayem tanpa ada prahara saling tegur
sapa dan saling menyayangi satu sama lain. Bitulah keadaan keluargaku, rumahku
akan menjadi sangat hangat dan menyenangkan dengan kedatangan para saudarannya
yang membawa kegimbaraan anak kecil dari para keponakan yang bisa memeriahkan hari minggu
dirumah sederhana di pojok pertigaan jalan desa. Semuanya itu karena dia di
tuakan walau dia bukan yang tertua tapi dia yang dihargai.
Ketika dia harus
berlomba dengan kokokan ayam jago untuk sekedar mencari seberkah rejeki untuk
anak suami. Ketika sang fajar masih malu untuk
menampakan dirinya dia sudah melantukan segala musik kreatif dari
perkakas Dapur. Membangunkan kami yang masih bergulung dengan kehangatan mimpi.
Dia sosok yang tak kenal lelah dan menyerah dia sosok yang tak mau memberatkan
orang lain.
Dia ibuku orang yang
telah berjuang untuk membuatku ada di dunia ini orang yang telah berusaha
membuatku hidup dengan kehidupan yang telah diberikan –NYA. Dia berjuang mulai dari
keterlambatan sang fajar hingga kelelawar mulai keluar dari sarangnya.
Kesemuanya dia lakukan hanya untuk mensejahterakan anaknya. Dia hanya tidak mau
anaknya merasakan kesusahan yang
berlebih hanya untuk sekedar makan, cukuplah dia saja yang merasakannya, sekarang
biarlah anaknya mengejar impian dengan perut yang kenyang bersama semangat
dan kegimbaraan di hati. Biarlah waktu tidurnya terbuang begitu saja yang dia
mau hanya anaknya sehat. Yang aku tau dia tak pernah minta lebih yang dia inginkan hanya
senyum bahagia merekah pada bibir Anaknya dengan segala ketulusan dan
keberkahan di hati..
Novia Anggraeni
Malang, 08 November 2017
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar