Sebuah kata- kata mutiara yang menjelaskan tentang kegundahan
yang aku rasakan selama ini. Memberikanku inspirasi dan motifasi agar tak
terkungkung dengan kerendahan diri dan keegoisan sikap yang sudah tak sepantasnya
masih ada pada umurku yang sekarang. Gelar tambahan maha sudah dimiliki tapi
kebijakan akedemisi masih sekedar imaji. Sebuah kata-kata mutiara yang aku
peroleh dari seseorang yang telah banyak makan garam, katanya. Kata-kata
mutiara itu menganalogikana sebuh kopi,sesuatu yang tak lepas dari keseharian
orang – orang pada zaman kesibukan ini. kata-kata Mutiara tersebut berbunyi sebagai
berikut
“ Jadilah seperti kopi
yang menerima gula untuk menjadi manis,
dan menerima susu untuk
menjadi lebih berwarna”.
Mungkin itu merupakan
sebuah kata – kata yang sederhana yang tak
terlalu memiliki arti bagi orang lain , akan tetapi rangkaikan kata-kata itu yang telah memberikan
pencerahan tersendiri untuku. Diriku yang mengartikan kata-kata tersebut dengan
sudat pandang dan pemahamanku. Benak dan pikiranku mengartikan, seandainya kita
bisa menjadi kopi yang bisa menerima gula untuk menjadikan dirinya menjadi
lebih manis. Lalu kenapa kita dengan kekurangan dan bermacam masalah tidak bisa
menerima manisnya hikmah yang akan kita dapatkan. Lebih lanjut lagi kopi yang hitam
pekat saja bisa menerima susu untuk menjadikan dirinya menjadi berwarna. Lalu kenapa kita tidak bisa menerima
pengalaman hidup dari berbagai macam masalah yang membuat hidup terasa kelam. Jadi
saya menyimpulkan kopi yang pahit saja memliki penawar berupa gula dan susu, berarti
pahitnya masalah dalam kehidupan juga ada penawarnya yaitu berupa kepercayaan pada
diri sendiri dan kepercayaan pada tuhan.
NA
Malang, 25 November 2017
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar