Oleh
Nur Sholikhah
Aku ingin mencintainya dengan cara
yang berbeda. Bukan lagi dengan cara klasik yang tanpa melibatkan-Nya. Bukan pula dengan cara murahan seperti
mereka. Aku ingin cinta ini lebih istimewa, lebih dewasa dan pastinya lebih
berharga dari kilauan emas dan permata.
Luka itu sudah cukup menyesakkan, membuat
lumpuh hati dan pikiran. Tapi semuanya telah berlalu, isakan tangis yang sempat
menghias hari, kini akan terbang jauh. Lewat doa dan sujud malamku, aku ingin
menghadirkan cinta itu kembali dengan wujud dan rupa yang berbeda. Karna aku
tak mau seperti dulu, mengharap dan menghamba pada manusia yang tak berdaya
menghias senja.
Masa lalu memang tak kan terlupa, ia
akan selalu terbayang walau deras hujan telah mengahapusnya. Tapi sadarlah,
dari sana kita belajar dewasa, kita belajar luka, bahkan kita juga belajar tentang
cinta. Mungkin masih terbesit ingatan tentang dia, yang pernah membuatmu
gundah, apakah ini yang dinamakan cinta? kenapa cinta ini menghidupkan rindu yang
menyesakkan pilu? beribu tanya mungkin akan bersiap menampar perasaanmu.
Lalu bukankah rasa itu tak selamanya
utuh, mungkin karna dia dan dirimu belum waktunya menyatu. Luka itu hadir
sebagai warna, yang jika tanpanya cinta tak akan mengenal sesal. Bukankah
perasaan kita sering di bolak balik oleh Sang pemberi cinta? yang awalnya suka
menjadi lupa, yang darinya manis menjadi sinis. Haha maaf aku tertawa, aku mengingat
diriku sendiri yang pernah terjerat luka.
Mungkin saat itu aku lupa pada siapa
ku harus mencinta, aku telah keliru menitipkan perasaanku padanya. Bahkan
sempat langit pun tertawa pada hujan deras di suatu senja, mengapa kau
menangis? kemana hamba yang dulu sering kau puja? katanya dia akan selalu buat
kau bahagia, nyatanya hanya kenangan dan kata-kata manis yang kau bawa.
Ah sudahlah, itu hanya sekilas
bayangan masa lalu tentang cinta dan dia. Kini aku tahu bagaimana cara mencinta
yang sesungguhnya. Benar katamu kawan, cinta tanpa melibatkan Allah hanya akan
berujung luka.
Malang, 13 Oktober 2017
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar