Oleh Ninis Nofelia
Nak, saat kau mengambil sebuah crayon untuk
mewarnai gambarmu, itu adalah sebuah keputusan dan ekspresimu. Entahlah apa
yang sedang bermain dalam benak dan pikiranmu. Dengan langkah yang percaya
diri, kau goreskan warna-warna itu satu persatu hingga lega hatimu. Dan mungkin
kau merasakan,” inilah karya terbaikku, Bunda…, tak sabar akan kutunjukkan
padamu”
(sebuah refleksi)
Alhamdulillah, Jumat (20/10/2017), kegiatan santri TPQ
Baiturrahman, Bukit Cemara Tidar Malang nampak berbeda dari biasanya. Semuanya berkumpul menjadi satu di
masjid bagian belakang. Menuang berbagai macam ekspresi dalam kegiatan mewarna.
Sengaja kami
mengundang Kak Rahma dari pondok pesantren Anshofa- Malang untuk memandu. Sebenarnya
kegiatan mewarna merupakan sebuah
kebebasan berekspresi karena keindahan suatu seni tidak ada standarisasinya. Bergantung
penikmatnya saja. Namun, ada suatu hal yang menarik dari kebebasan ini. Layaknya
memasak, kita tentu perlu belajar bagaimana menakar bumbu, memadukan bahan olahan,
dan sebagainya sehingga masakkan kita bisa diterima dan diakui kelezatannya
oleh banyak orang. Nilai gizi pun tak mungkin ketinggalan. Sehingga
pengalaman-pengalaman itu bisa menjadi dasar dan pemantik kreativitas memasak olahan
yang lain. Yah, mungkin analogi ini bisa disandingkan dengan kegiatan mewarna
kali ini. Tidak hanya mewarna biasa, para santri dipandu untuk mengetahui bagaimana
teknik pemilihan warna, menggoreskan pewarna , memadukan warna, dan lain
sebagainya. Sehingga diharapkan para santri semakin kreatif dalam berkarya
selanjutnya,
Hal yang menarik dari kegiatan ini adalah
selain menjadi media refreshing kita juga mampu mengetahui perkembangan
anak saat itu. Dilihat dari arah goresan, pemilihan warna, dan cara memadukan
warna. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa hasil mewarna seseorang mampu menunjukkan
karakteristiknya. Apakah dia tipe sanguinis, melankolis, atau yang lainnya. Apakah
ia sudah mulai memahami konsep suatu benda atau belum. Apakah seseorang sudah
mampu peka terhadap lingkungannya atau belum. Sehingga kegiatan ini bukanlah
menjadi hal yang biasa lagi.
Dalam sebuah referensi ilmu psikologi ditemukan banyak hal
positif yang dapat kita raih dari kegiatan mewarna ini, diantaranya adalah mampu
merangsang imajinasi, memperbaiki emosional, memupuk keseimbangan, memberi
kendali pada anak, memiliki kemampuan melihat sisi positif dari pengalaman
buruk, meningkatkan rasa percaya diri, memupuk integritas, melatih memecahkan
masalah, memperkaya empati, memperkaya toleransi, sehat secara fisik maupun
mental juga sosial, anak lebih optimis dan disiplin, juga meningkatkan
kecerdasan akademik.
Nah, tidak perlu diragukan lagi untuk banyak
mengabil faedah dalam kegiatan mewarna ini. Dimanapun dan kapanpun. Mewarna
mampu dijadikan sebagai media refreshing yang menyehatkan, menyenangkan dan
mencerdaskan. Semoga kita menjadi anak yang sholeh-sholehah ya, Nak. :)
Malang, 20 Oktober 2017
www.darunnun.com
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar