
Meng-Iqob-Diri Sendiri
By: Anggun Amalia Fibriyanti
Target.. Semua orang memilikinya.
Akan tetapi kadarnya berbeda, sehingga semangat juang seseorang pun berbeda. Berbagai
kegiatan yang dilakukan seseorang dalam setiap waktu pasti ada tujuannya.
Namun, ketercapaian akan target tiap orang berbeda, bergantung pada langkah
demi langkah usaha untuk mencapainya. Pernahkah anda menargetkan beberapa hal
dalam satu waktu? Atau menargetkan satu hal dalam beberapa waktu? Sepintas,
langkah awal apa yang anda pikirkan untuk mencapainya? Pastilah sederetan tahap
yang penuh tak-tik dan trik agar target anda semaksimal mungkin dapat tercapai
dengan segera.
Seiring berjalannya waktu, dengan
teknologi komunikasi social media yang sangat canggih secara tidak kita sadari dapat
menjadi penghambat akan tahap-tahap yang telah kita buat untuk mencapai target
kita. Waktu yang berjalan konstan, namun kita rasakan waktu itu mengalami
percepatan. Dikit-dikit tangan kita meraba-raba HP, mata dan pikiran kita focus
pada chat-chat yang panjangnya tak hingga hingga kita sering lupa terhadap hal
yang akan kita lakukan. Akhirnya, jangka
waktu yang kita sediakan untuk suatu hal sudah habis, namun belum menghasilkan
apa-apa. Semua tahapan yang kita rencanakan tertunda hingga bisa juga
terbengkalai.
Nahh.. Dari pengalaman inilah
yang hamper dialami setiap orang, maka sangat dibutuhkan adanya iqob dari diri
sendiri untuk diri sendiri. Meski sudah banyak iqob dari pihak eksternal diri,
namun semua itu mungkin kurang mengena pada jiwa kita, hanya melaksanakan,
selesai ya sudah selesai. Namun jika dari diri sendiri dan untuk diri sendiri
pasti akan terjadi peperangan dalam jiwa saat akan melakukan hal yang sia-sia
dan kebermanfaatan yang minim. Diri ini tentu ingat akan berbagai hal yang
awalnya menjadi target dan dampak dari semua tindakan yang akan dilakukan.
Jadi, dalam pelaksanaan iqob yang paling penting adalah ketegasan pada diri
sendiri. Tidak perlu terlalu berat, namun bisa mengena dihati.
Bagaimana jika iqob dirasa
terlalu berat? Maka timbullah rasa tak sepenuhnya menjalani dengan sepenuh
hati. Hanya sekedar menjalani. Oleh karena itu, dalam setiap menjalani iqob
butuh ketegasan dan menanamkan kesadaran akan jera untuk dirinya sendiri. Nah.. Berterimakasih dengan adanya iqob itu Penting. Untuk apa? ya untuk menempa kedisiplinan diri kita akan kelalaian.
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
Perum. Bukit Cemara Tidar F3/04
Malang, 25 Oktober 2017
0 komentar:
Posting Komentar