Pondok Pesantren Darun Nun Malang
Oleh Ninis Nofelia
Alhamdulillah semalam (Senin/11/09/2017) Pondok Darun
Nun kedatangan tamu spesial untuk mengisi kelas kepenulisan yang biasa dijadwalkan
pada setiap hari Senin malam. Dua pemuda energik bagian penggiat literasi di kota Malang ini hadir
membawa atmosfer baru di ruang kami biasa bermuothola’ah. Beliau adalah
M. Yasin Arief (founder Sabda Perubahan) dan Al Muiz Liddin (owner Oase Caffe
dan pencetus Gubuk Tulis). Keduanya pernah menempuh jalan pendidikan di kampus
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan kini berkiprah secara totalitas dalam
dunia literasi.
Mengawali
kelas dengan bercerita tentang jejak perjalanan mereka menggagas sabda
perubahan dan gubuk tulis, menjadi suatu hal yang menarik untuk disimak. Belum
genap berusia dua tahun namun sayapnya sudah melebar di kancah nasional. Virus
cinta kepenulisan menjalar begitu cepat di hati penggemarnya. Tulisan padat nan
cerdas menjadi konten penting dalam setiap goresannya. Hal penting yang mereka
sampaikan kepada kami adalah betapa komitmen merupakan suatu elemen sangat penting
dalam membangun sesuatu. Di antara keduanya saling berbagi peran untuk
menjalankan misi masing-masing dalam koridor visi yang searah. Mas Yasin aktif
di dunia online dan Mas Muiz aktif di dunia offline. Dengan menu dan suguhan
mungkin berbeda tapi insyaAllah gizi setara.
Menulis
ada seninya. Yang mana setiap tangan memiliki karakter dalam setiap karyanya.
Perlu ditekankan bahwa kualiatas menulis menjadi utama sehingga mampu menggugah
pembaca untuk melakukan perubahan yang lebih baik. Bagaimana mengupgrade
kualitas tulisan kita? Semalam Mas Yasin dan Mas Muiz menjelaskan dengan
gamblang bahwa penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Keduanya memaparkan
bahwa era ini arus informasi begitu
deras dan cepat. Rimbun bagaikan belantara. Jika kita tidak pandai dalam
memilah dan memilih dengan baik maka akan dikhawatirkan tersesat dalam
belantara tersebut. Salah memilah dan menjadikannya tulisan kembali tentu akan
berakibat menyesatkan orang lain bukan? Disinilah pentingnya menghidupkan
budaya santun berliterasi yakni tidak lupa mencantumkan sumber referensi
apabila menyadur dari karya orang lain. Sehingga perjalanan sanadnya jelas dan
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya juga yang terpenting tak menyakiti
hati penulisnya.
Malam
semakin larut, menambah kekhusyukan diskusi. Namun bagaimanapun tetap harus
diakhiri dan segera memulainya dengan aksi. Semoga barokah menghampiri sesuai
nama pengisi. Arif wa Muiz, masa depan cerah dengan kebijaksanaan diri. Terimakasih
kami haturkan untuk para pemateri. Semoga meninggalkan atsar di hati dan baik
berbudi pekerti. Bersinergi menghidupkan dunia literasi dan perubahan berarti
di bumi pertiwi yang kita cintai.
Wallahualam bisshowwab
Malang, 12 September 2017
www.darunnun.com
0 komentar:
Posting Komentar