Pondok Pesantren Darun Nun Malang
Oleh :
Nur Alfiyatul Hikmah
Identitas
cerpen
Judul Cerpen : Cinta Seumpama
Matahari
Nama Pengarang : Arafat Nur
Penerbit : Gramedia,
2015
Pendahuluan
Arafat Nur
adalah penulis puisi dan
prosa. Novelnya Lampuki (Serambi, 2011) memenangkan Sayembara Novel Dewan
Kesenian Jakarta 2010 dan meraih Khatulistiwa Literary Award 2011, kini sedang
dalam upaya penerbitan edisi Inggris di Amerika. Sedangkan novel Burung Terbang
di Kelam Malam (Bentang, 2014) telah terbit dalam edisi Inggris dengan judul A
Bird Flies in the Dark of Night. Novel terbarunya Tempat Paling Sunyi
(Gramedia, 2015).
Isi
Bang thaib
adalah seorang pejuang tentara pada zaman dahulu kala namun ia sekarang menjadi
seorang yang hanya merawat bunga matahari serta kebiasaannya yakni merapikan
rak sepatu, membersihkan halaman rumah serta pekerjaan yang lainnya. Sedangkan putri
adalah seorang gadis cantik jelita yang suka meyirami bunga matahari, dan ana
ialah sahabat putri yang selalu menemani putri pergi kekebunnya melihat bunga
dan merawat bunga.
Disisi
lain putri telah menaruh hati pada bang thaib saat dulu bang thaib pernah
mengatakan di terminal riau ketika mereka saling jumpa, selain itu putri juga
pernah mendengarkan kata cinta dari mulut bang thaib waktu dijamban masalla
dkrueng geukuh, tapi ana salah seorang teman putri menangkap semua cerita putri
bahwa ia tidak percaya dengan semua perkataan yang dilontarkan oleh bang thaib.
Disisi lain bang thaib mendengarkan perbincangan mereka tanpa sepengetahuan
putri dan ana di dalam kamar. Dengan kerendahan hati bang thaib ia berkata di
dalam hatinya, mana mau putri mau menjadi istri dari seorang suami seperti ku
ini, aku kan hanya seorang pengangguran yang tidak memiliki apa-apa. Lalu si
ana mengatakan bahwa putri gila, dengan herannya putri mengatakan kenapa? Soalnya
putri merasa dicintai padahal belum tentu.
Untuk lebih
jelasnya ana ingin sekali mengetahui apakah bang thaib menaruh hati kepada
putri, berbagai usaha serta pertanyaan dilontarkan kepada bang thaib namun bang
thaib masih saja membungkam mulutnya dan tak mau mengucap sepatah katapun.
Setelah lama
kemudian ana meninggalkan putri dan bang thaib berduaan, disengaja agar mereka
berbincang-bincang serius, namun mereka berdua diam tak bersuara. Lama kemudian
akhirnya bang thaib bersuara “putri kau sudah gadis matang. Usiamu juga sudah
dua lima, kalau tidak salah. Kenapa kau tidak kawin saja dengan laki-laki
disini yang mencintaimu?” tanya bang thaib perlahan. Jawaban putri dengan nada
perlahan “aku suka laku-laki yang mau mengerti aku”. Pertanyaan demi pertanyaan
dilontarkan bang thaib kepada putri namun putri tidak mau dengan semua lamaran
yang diajukan oleh lelaki yang datang kerumahnya.
Hingga akhirnya
perasaan bang thaib kepada putri hanya sebatas katak yang merindukan rembulan,
terlalu terbawa perasaan hingga akhirnya putri merasa lelah dan tidak berdaya
lagi. Namun ana tetap mendampingi putri dikala putri merasa dirinya terbawa
perasaan.
Analisis Unsur Intrinsik
1. Tema : cinta dan kesetiaan
2. Setting: di rumah, dikamar dan dijalan
3. Alur : campuran
4. Tokoh : Putri, Thaib, Ana
5. Perwatakan:
Putri : Baik, Cantik dan Memendam perasan
Thaib : Baik, Rajin dan bijak
Ana : Baik, ramah dan asik
6. Sudut Pandang: pengarang sebagai orang ketigaserba tahu.
7. Amanat : Apabila memendam rasa itu lebih baik dari pada mengungkapkannya akan menambah sesak di dada.
Analisis Unsur Ekstrinsik
1. Nilai Moral : Diamlah dari pada engkau harus menyakiti sesama.
2. Nilai Sosial : Menghargai perasaan sesama.
3. Nilai Budaya : Mencintai dalam diam.
Kekurangan & Kelebihan
Kekurangan : Terlalu datar dalam pembawaan suasana serta cerita yang disajikan kurang adanya greget dari pembaca.
Kelebihan : Dalam cerpen ini, pengarang menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh para pembacanya dan isi ceritanya menjelaskan bahwa diam itu lebih bermakna
Penutup
Cerpen yang berjudul cinta seumpama matahari ini menjelaskan bahwa , matahari tidak pernah mengaharapkan cahaya dari bumi, akan tetapi matahari selalu menyinari bumi meski kadang bumi tidak merasa ada kehangatan yang diberikan oleh matahari. Seperti halnya cinta, cinta tidak butuh balasan dari seseorang yang kita cintai akan tetapi cinta memang harus diperjuangkan meski kadang yang diperjuangkan tak pernah merasa diperjuangkan, karena cinta tidak pernah butuh balasan akan tetapi butuh kepastian.
1. Nilai Moral : Diamlah dari pada engkau harus menyakiti sesama.
2. Nilai Sosial : Menghargai perasaan sesama.
3. Nilai Budaya : Mencintai dalam diam.
Kekurangan & Kelebihan
Kekurangan : Terlalu datar dalam pembawaan suasana serta cerita yang disajikan kurang adanya greget dari pembaca.
Kelebihan : Dalam cerpen ini, pengarang menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh para pembacanya dan isi ceritanya menjelaskan bahwa diam itu lebih bermakna
Penutup
Cerpen yang berjudul cinta seumpama matahari ini menjelaskan bahwa , matahari tidak pernah mengaharapkan cahaya dari bumi, akan tetapi matahari selalu menyinari bumi meski kadang bumi tidak merasa ada kehangatan yang diberikan oleh matahari. Seperti halnya cinta, cinta tidak butuh balasan dari seseorang yang kita cintai akan tetapi cinta memang harus diperjuangkan meski kadang yang diperjuangkan tak pernah merasa diperjuangkan, karena cinta tidak pernah butuh balasan akan tetapi butuh kepastian.
0 komentar:
Posting Komentar