MENGAPA MENULIS
Menulis
adalah salah satu jalan bagi saya untuk belajar lebih fokus, kristis dan sabar.
Fokus untuk mengembangakan materi , ide, atau imajinasi yang telah saya pilih.
Mengfokuskan mata, hati, dan otak agar tidak terpengarauh dengan lingkungan sekitar
agar lebih mantap dengan tujuan saya . Sehingga tidak mudah goyah dan melenceng dari ide yang
telah di tentukan sebelumnya. Mengajarkan untuk teguh pada pendirian yang
telah diyakini.
Selanjutnya
adalah menulis mengajarka saya untuk lebih kritis dengan bahasa dan tutur kata
yang akan saya utaran, Dalam tulisan saya bisa menghapus kata – kata atau tindakan
yang sekiranya kurang pantas, akan tetapi jika saya bicara secara langsung saya
tidak bisa menghapusnya. Sehingga dengan menulis membantu saya untuk lebih
bijak dalam memilih kata – kata yang
tepat dan sopan agar bisa diterima oleh
Orang. Kritis dengan keadaan diri sendiri dan lingkungan yang mengelilingi karena menulis seringkali mengambarkan
emosi diri dalam menanggapi masalah yang dialami.
Sabar juga harus ada saat menulis karena akan
selalu ada godaan- godaan yang menbuat saya
kehilangan fokus dan sifat kritis saya dalam menuliskan ide. Sabar jika suatu
ketika menghadapi kebuntuan yang terjadi di tengah – tengah proses menulis. Sabar
dengan segala tantangan dalam berimajinasi dan mengembangkan sebuah ide. Disini
saya analogikan ide sebagai sebuah
tujuan atau cita-cita dalam hidup. Jadi dalam mencapai sebuah tujuan hidup
diperlukan kesabaran ekstra.
Saya
pernah mendengar bahwa tulisan adalah gambaran diri. Jadi setiap
tulisan saya adalah gambaran baigimana tingkat kefokusaan saya dalam mencapi
tujuan dalam hidup ini, Bagaimana tingkat kepakan dengan lingkungan, dan bagaimana
cara untuk mengolah dan mengontrol emosi . Jadi kenapa menulis? karena saya ingin mengetahui diri
saya . Karena jujur saya masih susah dalam memahi diri sendiri dan menurut saya akan sulit memahami
orang lain jika dirinya sendiri saja tidak bisa memahi. Jadi saya membutuhkan
sesuatu cara untuk bisa menguak dan menjelaskan diri sendiri. Dan dengan segala goresan tinta dan
ketikan jemari saya sedikit demi sedikit akan menguak diri saya yang
sebenarnya. Entah orang lain atau saya yang akan menemukan lebih dahulu.Novia Anggraeni.
Malang, pada suatu hari
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
Bukit Cemara Tidar
0 komentar:
Posting Komentar