Pondok Pesantren Darun Nun Malang
Oleh: Siti Fathimatuz Zahro'
“Adek
nggak boleh nakal. Nanti nggak disayang Allah”
“Adek
harus rajin sholat. Kalau males nanti Allah marah”
Dan
peringatan-peringatan lainnya. Haruskah seorang orang tua menanamkan kata-kata
seperti itu? Secara continew, hal itu akan tersimpan pada long term
memory anak dan menyimpulkan bahwa Allah itu jahat. Selama ini orang tua
dan guru hanya bisa memberikan gambaran awang-awang pada anak, mengenalkannya
hanya berupa kata-kata. Anak akan
bertanya pada dirinya sendiri, “Siapakah Allah? Mengapa ia jahat? Padahal aku
tidak pernah bertemu dengannya”. Dia akan mengenal bahwa Tuhannya adalah jahat.
Bukan suatu hal yang benar saat orang tua mengatakan peringatan dengan
menyertakan kalimat negatif. Jika hal itu selalu terjadi secara terus-menerus,
maka anak akan berkesimpulan bahwa Allah jahat dan suka marah. Sangat perlu
kata-kata tersebut diubah menjadi kalimat positif, contohnya “Allah akan
menyayangi anak yang sabar” disana anak akan berasumsi bahwa ia harus berbuat
hal-hal yang baik agar disayang Allah. “Allah akan mengabulkan doa anak yang
rajin sholat” dengan begitu anak akan lebih mudah untuk diajak sholat.
Kalimat-kalimat tersebut harus secara berulang dikatakan pada anak, agar
menjadi suatu ingatan jangka panjang.
Tanamkan
hal baik sejak dini untuk dipanen dikemudian hari.
Pondok Pesantren Darun Nun
Malang, 16 September 2017
www.darunnun.com
0 komentar:
Posting Komentar