Oleh Rofikatul Islamiyah
Dewandaru, 20/02/2017
Kesehatan adalah kesejahteraan jiwa
raga. Ketika jiwa bermasalah, maka
sangat mungkin bahwasannya raga akan rapuh. Karena keduanya merupakan kesatuan
yang tak dapat di pisahkan satu sama lain. Kita tahu, dari organ-organ yang ada
dalam tubuh ini yang paling mempengaruhi kekebalan jiwa adalah segumpal darah
beku yang sering kita gambarkan dengan “Love”. Jika sudah organ tersebut yang
terjangkit virus, semua data-data kekebalan tubuh akan terdeteksi secara cepat.
Pengobatan apapun yang di berikan pada raga tak mampu di tanggulagi, apa lagi
di obati. Satu-satunya cara adalah bersihkan virus itu, selajutnya berikan
obat-obat yang dibutuhkan. Sangat banyak rasa virus yang sering menjangkit
organ tersebut, tapi semua itu bisa di manage oleh si pemilik. Apalagi virus
merah jambu yang paling popular dikalangan remaja atau bahkan orang dewasa.
Menurut
Furqon Setia Kholid
Jika kita salah
"klik" cinta,Mudah sekali untuk menghentikan perasaan yang terlanjur kena "virus" merah muda.
Cobalah berhenti meng"install" apa lagi meng"upgrade" rasa itu.
Dan mulailah untuk men"delete" rasa cinta itu,
Kalaupun susah, "un friend" saja rasa cinta itu dengan sungguh-sungguh.
Kalau masih susah juga? cobalah untuk "blokir" rasa cinta itu, dan biarkan waktu yang "processing" untuk menghapus lukanya.
Meskipun "loading" nya lama
Sahabat, sebetulnya move on itu mudah,
Hanya saja kita sendiri yang suka buat susah.
Ingin move on darinya,
Tapi susah banget buat melangkah mengikhlaskannya.
Ingin lupa darinya,
Tapi masih sibuk memikirkan nasibnya. Jika bertahan hanya akan membuat dirimu terluka karena cinta yang tak seharusnya, untuk apa?

Kata usaha dan move on mu hanya di
bibir saja. Dengan sangat jelas kau tak
pernah mengikhlaskan taqdir Tuhan. Kau menyalahkan keadaan bahkan dirimu
sendiri sebab cinta yang kau anggap benar. Bukankah kau sangan tahu, cinta yang
benar hanya setelah pernikahan? Selain itu….. bulsyit bahkan nafsu belaka.
Kau yang semakin hari semakin
menikmati keterpurukan itu, meng –upgrade segala yang bersangkutan dengannya. Tak
sadarkah kau, coba kau fikirkan dalam sehari ada 24 jam. Berapa jam kau buat kebaikan? Berapa jam kau buat
membaca kalam Ilahi? Dan berapa jam kau buat merenungkan hal-hal yang mungkin hanya
akan memperdalam luka itu? Mempercepat penyebaran virus itu?
Sahabat, sampai kapan waktumu akan
kau gunakan untuk hal-hal yang sudah jelas banyak mudhorotnya? Yang perlahan
juga sudah mengkikis jiwa, raga bahkan kehidupanmu. Waktu ini terus bergulir,
menghampiri yang mau maju dan meninggalkan yang tenggelam dalam kenangan. Sesekali
kau boleh merasa hancur dan melarikan diri tapi jangan pernah lupa untuk pulang.
Kata
Bang Fiearsa Besari “pergilah dengan kekanakan, pulanglah dengan pendewasaan”. Cinta yang
telah di pondasikan oleh orang tua dan orang-orang yang menyayangimu itu lebih
indah dari segala cinta yang maya itu. Atau
memang kau manusia yang sangat keras kepala hingga egomu begitu memenjarakan
mu?
Dalam garis waktu kita dipertemukan
dengan orang-orang yang memang disediakan untuk belajar, bukan memberhentikan
garis itu. Ruang memberikan space untuk kita berproses menjadi lebih baik bukan
untuk meratapi kegagalan ataupun kepedihan.
0 komentar:
Posting Komentar