Pondok Pesantren Darun Nun Malang
Saat ibu-ibu pada ketemu di tukang sayur keliling.
Bu endang:
"eh, denger-denger dia kemarin lo bertengkar sama
suaminya" (berkata pada ibu-ibu disebelahnya ketika melihat bu asih sedang
menyiram tanaman di depan rumah)
Bu rena: "loh, iya to bu? padahal selama ini mereka kan
sangat harmonis, gak pernah tu denger ada ribut-ribut"
Bu endang: "beneran bu, pagi-pagi saya denger suara
"prang" seperti piring melayang, terus setelah itu suara pintu
ditutup dengan keras"
Bu ruli : "masak
sih bu, kan kemarin bu asih dapat penghargaan sebagai keluarga paling harmonis
di komplek kita??"
Bu nidya: (menimpali) iya bu, kayak gak percaya,,,
Bu endang: "saya tu denger sendiri bu, kan saya
tetangga rumahnya, kalau ibu-ibu gak percaya sama saya ya sudahlah, kan saya
hanya menginformasikan" (dengan mimik agak kecewa, lantas pergi)
––––––
Eits,,,inilah fenomena yang terjadi disekitar kita. Bahkan
bukan hanya kalangan ibu-ibu seperti cntoh diatas, tapi juga menjangkit kaum
muda:(
Dengan dalih "hanya menginformasikan",
"memberitahu yang sebenarnya", "hanya pengen cerita", dan
DALIH-DALIH yg lain.
Taukah anda???
"membicarakan keadaan orang
lain, yang jikalau dia mendengar merasa tidak senang" , itulah
GHIBAH!
walaupun kadang ketika diingatkan, *si dia* selalu beralasan
"Ini Kan Kenyataan" atau "Saya Kan Berbicara Apa Adanya"
Tunggu dulu, justru kalau yang dibicarakan bukan kenyataan
yang terjadi, itu adalah FITNAH!
Ngeri bukannn??😰
Dan taukah bagaimana islam memandang orang yg Ghibah??
*"Dosa menuturkan kejelekan orang lain adalah lebih
besar daripada dosa melakukan perbuatan zina tiga puluh kali"*
(al-ghazali:252)
sekian, semoga bermanfaat:)
Laila Nadhifah
Malang, 27/02/17
......................................
Cerita & nama tokoh hanya rekayasa penulis, mohon maaf
jika ada kesamaan.
Ref: Al-Ghazali. 2013.Terjemah Kitab Bidayatul Hidayah.
Surabaya: Al-Miftah
0 komentar:
Posting Komentar