Pondok Pesantren Darun Nun Malang
KEJARLAH YANG PASTI, JANGAN YANG TIDAK PASTI!
(Sebuah Biografi Bpk.Moch Anas Mansur S.T)
(Sebuah Biografi Bpk.Moch Anas Mansur S.T)
Wawancara kali ini seperti masuk kelas dengan 4 sksJ. Ilmu yang luar biasa disampaikan beliau dengan
renyah dan mudah dicernaJ
Jalan
kehidupannya sungguh luar biasa, ditinggal
ayah meninggal dunia pada tingkat pertama masuk perkuliahan membuat sosok laki-laki
kelahiran malang, 44 tahun silam
ini membuatnya menjadi pribadi yang tangguh, tahan banting
dan banyak ilmu kehidupan yang menjadi hikmah dalam kehidupannya.
Anak kelima dari 8
bersaudara, sudah mulai bekerja dari SMA untuk membantu perekonomian keluarga.
Memilih untuk kuliah sambil berdagang. Mulai dari jualan kaset CD/DVD percakapan bahasa asing,
sales dari beberapa badan usaha, pun menjual bantal dan kasur dari rumah ke
rumah, pintu ke pintu, beliau lakoni.
Bpk. Moch Anas Mansur S.T, itulah beliau, lahir di malang, 11 april 1972, suami dari ibu Rofiqo
Zuliswati SE , dan ayah dari Shofiya Aulia Rahma dan Ahmad Adrian Maulana.
Beliau adalah lulusan Universitas
Muhammadiyah Malang.
Pebisnis yang sekarang juga
menjadi pengurus Pondok Pesantren Darun Nun ini merupakan sosok yang sangat lihai dalam berbisnis, baik itu melihat peluang, menangkap cara kinerja pasar, meraih pelanggan, dll. Kelihaian beliau dalam berbisnis tak lain dan tidak bukan adalah karena pengalaman beliau dari masa ke masa dalam bidang bisnis, terutama marketing. Tidak heran jika ditanya lulusan dari universitas mana, beliau selalu menjawab ”Saya lulusan UMM, Universitas Marketing Malang, haha”, begitulah jawaban renyah beliau.
menjadi pengurus Pondok Pesantren Darun Nun ini merupakan sosok yang sangat lihai dalam berbisnis, baik itu melihat peluang, menangkap cara kinerja pasar, meraih pelanggan, dll. Kelihaian beliau dalam berbisnis tak lain dan tidak bukan adalah karena pengalaman beliau dari masa ke masa dalam bidang bisnis, terutama marketing. Tidak heran jika ditanya lulusan dari universitas mana, beliau selalu menjawab ”Saya lulusan UMM, Universitas Marketing Malang, haha”, begitulah jawaban renyah beliau.
Ayah dari 2 orang putra ini
telah membuka mata saya dalam menjalani kehidupan, terutama dalam hal mencari
rezeki, “Tak
ada yang instan mba, semua itu butuh proses, apapun itu” orang itu kalau mulai
dari bawah, maka dia
akan terus tumbuh dan berkembang,
seperti pohon (sambil beliau
menunjukkan pohon besar yang ada di depan rumah)
tapi kalau langsung diatas, dia justru malah akan turun, karena apa? akar dia ini belum kuat, seperti itulah bisnis, kalau mulai dari kecil, dari
bawah, maka dia akan tumbuh dan
berkembang, karena pondasi dia sudah kuat, tapi kalau
langsung di atas,
mungkin dimodali oleh orang tua nya, misalnya langsung dibelikan
ruko sekian juta lengkap dengan isinya,,suuuudahh, tinggal
menunggu aja kemerosotan dia, karena dia
tidak tau proses bawahnya, tidak tahu bagaimana menumbuhkan dan mengembangkan.”
Jelas beliau yang selain mempunyai hobi berdagang, traveling, berenang, juga
jalan-jalan ke pantaiJ
“Intinya
semua itu butuh proses, tak pandang dia anak
orang kaya atau bukan, dari golongan mana atau dari strata apa, asalkan dia mau
berproses, orang yang penuh dengan
keterbatsan pun bias sukses!” inilah jawaban beliau ketika saya
mulai bertanya tentang inpirasi kehidupan dalam mencari rezeki utamanya, yang
mungkin notabene dilupakan pemuda pemudi zaman sekarang, yang mana mereka senang dengan hal-hal yang instan. hemmmm……..
Beliau adalah orang yang ulet dan telaten dalam
bekerja. Dari beberapa perusahaan yang pernah beliau sambangi (PT.Bentara Asia,
PT.Anugrah Mitra Jaya, PT.Asrindo, PT.Ardendi), baik sebagai marketing sampai kepala bagian, hampir
bisa dipastikan beliau ada disitu kurang lebih selama 4-5 tahun.
Dan dari pengalaman bekerja di berbagai perusahaan
itulah yang membuat beliau termotivasi untuk berwirausaha sendiri.
“Orang itu mba, mending menjadi kepala semut,
daripada menjadi buntut gajah”,
lanjut beliau. Mending
mempunyai usaha
sendiri, meskipun kecil, daripada mempunyai jabatan tinggi, tapi tetep dibawah kekuasaan
orang lain, ya istilah buntut
gajah itu tadi, ngetut dan dientuti
terus,,haha”, sontak penjelasan beliau membuat saya, teman saya dan istri
beliau yang pada saat ada dalam satu majlis dibuat tertawa.
Dalam pandangan beliau, orang kalau mau berwirausaha,
tapi dia sedang ada pada jabatan yang tinggi, itulah zona
yang berbahaya. Gaji sudah besar, jabatan tinggi sudah didapat, belum
lagi insentif-insentif atau tambahan-tambahan yang lain
diluar gaji pokok. Itu
semua membuat orang terlena, dia aman
dan nyaman, perlu mental yang kuat untuk
bisa keluar dari zona ini. Meskipun di punya kemauan dan kemampuan bisnis yang
tinggi.
“Sampean tau lalat yang dikaca ini? (sambil beliau menunjuk pada arah kaca rumah) ya
begitulah perumpamaannya, sebenarnya lalat itu pengen keluar dari kaca, pengen
melanglang
buana melihat keluar dan menyaksikan indahnya
luar, tapi ya tidak
bisa, mau keluar ketabrak kaca, pindah
lagi kesisi lain,
ketabrak lagi, pindah lagi ketabrak
lagi, tidak akan bisa keluar dia” jelas beliau.
Ketika oleh istri beliau mempersilahkan untuk meminum
teh yang sudah dibuatkan, beliau bercerita pada saat dulu masih di kampung
halaman, “Saya
dulu pernah menjadi
guru ngajar fisika dan matematika sewaktu jadi
mahasiwa, mengajar
anak TPQ di kampung, seneng
gitu rasanya, pada waktu itu diberi
gaji 20.000 tiap bulan, tapi itu kan bukan orientasi ya mba,
mengajar les atau ngaji
bagi saya adalah
sarana untuk mengabdi, bukan pekerjaan. Pernah
juga ikut grup sholawatan di kampung yang bagian nabuh gendang, lha saat itu
teman saya berucap, “koen
iku daripada nabuhi terbangan, lakyo mending nabuhi duwit (kamu itu daripada
nabuhi alat untuk sholawatan/ pengiring sholawatan, mending nepuk uang), arek kok seneng e solawatan (anak kok senangnya
sholawatan). Tapi ya gitu mba, kehidupannya sekarang ya gitu-gitu ja, tidak ada
perubahan yang signifikan menurut saya,
apa mungkin karena menyepelekan agam itu tadi ya, menyepelekan swolawat itu
tadi ya, hehe..” tawa beliau diikuti seisi
ruangan
Penjelasan beliau yang lugas dan mudah dicerna membuat
saya penasaran dan ingin bertanya lebih banyak tentang bisnis.
“Sebenarnya apa sih pak yang
harus ada dalam bisnis?”
“Agama “ jawab beliau.
“Agama “ jawab beliau.
Subhanallah,
begitulah kira-kira jawaban tegas beliau. Bisnis itu tidak akan ada apa-apanya
tanpa si pebisnis mendatangkan agama dala dirinya, salah satu tunutunan
strategi bisnis dalam kacamata agama yaitu jangan sampai mendholimi orang lain,
terlebih konsumen atau mitra kerja. Dan yang sangat penting yaitu pada
hakekatnya harta itu hanya titipan, kita hanya punya hak pakai saja, bukan hak
milik apalagi hak milik penuh yang harus kita kejar dan kita simpan seolah dia
tidak bisa lenyap. Yang paling penting adalah kita mau berusaha, selebihnya
adalah hak si pemberi, yaitu Allah.
“Hidup
itu mencari yang pasti-pasti saja mbak, bukankah begitu kata-kata ustadz?, apa
itu yang pasti,,,,,? Yaa mati itu mbak, bukankah begitu?” lanjut beliau dengan
wajah cerah dan senyum lebar yang membuat penjelasan kata “mati” menjadi kosa
kata yang tidak menyeramkan tapi sangat perlu digarisbawahi.
“hehe,
enggeh pak” jawab saya dengan mimik wajah memahami setiap perkataan yang beliau
lontarkan.
Dalam sesi wawancara ini
pun, ada bagian yang membuat beliau hampir meneteskan air mata.
kenapa itu??
‘
kenapa itu??
‘
‘
Jreng,,,jreng..
ketika penulis tanya ke beliau tentang sosok yang paling berpengaruh dalam kehidupannya, “Ngaputen pak, siapa orang yang paling berpengaruh dalam hidup njenengan?” (maaf pak, siapa orang yang paling berpengaruh dalam kehidupan bapak?)
ketika penulis tanya ke beliau tentang sosok yang paling berpengaruh dalam kehidupannya, “Ngaputen pak, siapa orang yang paling berpengaruh dalam hidup njenengan?” (maaf pak, siapa orang yang paling berpengaruh dalam kehidupan bapak?)
Detik pertama ketika
beliau menjawab suara “Ayah” yang berarti ayah beliau terdengar begitu lirih,
sembari diiringi mata beliau yang sembab karena air mata, beliau menjelaskan
sosok ayah yang sangat beliau kagumi dalam kehidupannya. Ayah beliau ini adalah
orang yang sangat luar biasa dalam keluarga, cerita bpk.anas tentang tanggung
jawabnya dalam mencari nafkah untuk keluarga membuat kami semua merinding
seakan tak mau mendnegar suara lain, selain cerita tentang sosok ayah beliau.
Bagaimana tidak????
Ditengah kondisi ayah beliau yang sedang sakit, sampai pincang-pincang, beliau tetap semangat mencari nafkah untuk keluarga, hingga keluar kota pun beliau berangkat.
Selain dari ayah
beliau, kepada orang lain pun beliau juga belajar tentang ilmu kehidupan. Dulu
waktu beliau masih bekerja, beliau kenal dengan seorang laki-laki yang berprofesi sebagai makelar perumahan,
kondisi dia sangat memprihatinkan, kondisi fisik tidak sempurna. Tapi
ketidaksempurnaan itu tidak membuat lelaki ini putus asa, dalam keterbatasannya
laki-laki teman beliau ini terus dan terus berusaha, dan akhirnya bisa sukses dalam
pekerjaannya ini. Yang beliau tegaskan adalah, orang yang dengan keterbatsan
fisik bisa sukses dan tetap semangat, masak kita tidak?? , begitu juga dengan
perempuan-perempuan yang mencari nafkah untuk keluarga, entah itu dipinggir
jalan, di tepi-tepi trotoar atau pasar, atau tempat-tempat yang lain, mereka
bisa dan tetap semangat, lantas pantaskah kita untuk mengatakan tidak bisa??
(Begitulah kira-kira pesan yang penulis tangkap dari
cerita beliau)
Di
sesi akhir, beliau bertanya kepada kami (saya dan teman saya).
“Hemmm, ada 2 dosa yang pasti balasannya di dunia, kontan di dunia tanpa menunggu di akhirat, apa itu mba? “Tanya beliau kepada kami
“Hemmm, ada 2 dosa yang pasti balasannya di dunia, kontan di dunia tanpa menunggu di akhirat, apa itu mba? “Tanya beliau kepada kami
Saya dan teman saya hanya
clingak-clinguk, tidur mungkin ya waktu ngaji bab ini.
Hehe (alasan
ala santri)
Kemudian
beliau menjelaskan,“Dua dosa yang tuhan tidak menunggu membalas di akhirat tapi
langsung dibalas kontan di dunia yaitu,
zina dan durhaka pada orang tua. Dua dosa ini sangat
mengerikan, setip orang yang zina atau durhaka ke orang tua, pasti hidupnya tidak karu-karuan, dan pasti itu. Saya belum pernah melihat ada
orang yang masa mudanya berzina atau durhaka ke orang tua, lantas akhirnya diasa mendatang dia
bahagia, belum pernah sekalipun melihat hal yang kayak
gini. Dan 2 doa itu sangat
berpotensi bagi orang yang berpacaran”
Istri beliau yang pada saat itu
disapingya meneruskan, “Saya dan ayah dulu juga tidak pacaran mbak, kenal 3 bulan
langsung nikahJ” (waahhhhh,,patut ditiru nih,,hehe)
“Orang itu kalau pacaran,
maka potensi ke zina itu semakin besar, ketika sudah jauh, dengan alasan karena sudah cinta,
dia berani menantang
orang tua”, lanjut beliau.
skip dulu ya
teman-teman, disini penulis
mau bercerita,J
ini ada cerita
dari guru kita semua, Ustadz Yusuf Mansur
yang insyallah sangat erat penjelasannya dengan Bpk.Moch Anas Mansur (sama-sama
nama belakang Mansur, saudara mungkin ya…hehe)
Suatu
hari ada seseorang datang ke beliau , seperti biasa, curhat masalah problem hidup, pemuda
itu berkata: “Ustadz,
saya punya masalah
besar”
ustadz menanggapi: “masalah ape?”
ustadz menanggapi: “masalah ape?”
“Begini
usatdz, saya ini lulusan
perguruan tinggi ternama di kota A, gaji saya sekarang sekitar 10 juta tiap bulan”
“hemm,
udah
keliatan jawabannya bung,
masalahnya adalah anda ini kurang syukur,
udah gitu aja”
“Bukan
begitu ustadz,,saya ini sarjana, lulusan dari universitas yang baik, comlaude pula, masa iya jadi sopir”
Masyaallah benar juga, coba ni, ibu mana ya bangga, orang tua mana yang bangga, anaknya menyandang predikat comlaude dari universitas ternama, tapi stelah lulus
jadi sopir, meskipun dengan gaji yang gede.
Dan si pemuda ini cerita, sebenarnya dari
dulu pengen keluar, tapi tidak tahu kenapa selalu
saja tidak bisa, gaji yang selalu
naik lah, insentif yang besar lah, dll. Dan seperti biyasanya ustadz yusuf mansur
menyodorkan 10 dosa besar.
Jadi perlu diketahui para pembaca semua ni, kebiasaan ustadz, kalau ada orang yang mengeluh tentang masalah hidup, beliau sodorkan 1 lembar kertas yang isinya 10 dosa besar, ada enggak yang dia lakukan dari 1 dosa besar itu sehingga kehidupannya seperti saat ini, yang penuh dengan masalah dan idak tenang.
Jadi perlu diketahui para pembaca semua ni, kebiasaan ustadz, kalau ada orang yang mengeluh tentang masalah hidup, beliau sodorkan 1 lembar kertas yang isinya 10 dosa besar, ada enggak yang dia lakukan dari 1 dosa besar itu sehingga kehidupannya seperti saat ini, yang penuh dengan masalah dan idak tenang.
Penasaran kah?????
.
.
.
.
.
..
.
Ini
dia:
·
Syirik
·
Meninggalkan
sholat
·
Durhaka terhadap
orang tua
·
Rizki haram
·
Mabuk/ minuman
keras
·
Memutus
silaturahim
·
Bohong (saksi/
sumpah palsu)
·
Kikir, pelit
·
Ghibah/
bergunjing
ketika dia membaca poin-poin dosa besar sampai selesei, anak muda ini berkata:
“Tidak ada sau pun yang saya lakukan ustadz”
“Masak sih dek, cobah deh adek baca lagi, mungkin ada yang kelewatan atau bacanya kurang jelas
(bukan maksud menghina ni ye, tapi barangkali aja ada yang kelewat, namanya manusia kan ya wajar kalau kurang teliti)
Akhirnya sama pemuda ini dibaca
lagi, lagi satu persatu dengan lebih pelan, tapi dia berkata lagi . “benar-benar tidak ada ustadz”
ustadz pun terheran-heran., lalu kenapa ya. Biasnaya orang kalau konsultasi ke usatdz, langsung disodorin tuh 10 dosa besar, seketika itu pula langsung menangis, karena tersadar betapa banyaknya dosa-dosa yang ia lakukan , bahkan ada yang melebihi dari 10 dosa besar itu,,, na’udzubiilah
ustadz pun terheran-heran., lalu kenapa ya. Biasnaya orang kalau konsultasi ke usatdz, langsung disodorin tuh 10 dosa besar, seketika itu pula langsung menangis, karena tersadar betapa banyaknya dosa-dosa yang ia lakukan , bahkan ada yang melebihi dari 10 dosa besar itu,,, na’udzubiilah
Tapiii,,,mungkin juga
memang si pemuda
ini benar-benar
tidak melakukan dosa, berati itu artinya,
ini adalah cobaan dari allah, yang artinya kita
sebagai manusia harus bersabar dalam menghadapi cobaan allah, ketika manusia di uji, allah
memperhatikan kita, ingat
pada kita, dan sayang pada kita.
Tapi tidak boleh
begitu dulu boz, alangkah
baiknya kita telusuri dulu kehidupannya
Jadi begini,
ketika seseorang
itu datang dan mengadukan masalah
hidup kepada ustadz yusuf mansur atau tim nya, dianalisa dulu. Seperti dokter begitu mungkin kira-kira,
sebelum dokter menjatuhkan vonis kepada pasien , pasti dianalisa dulu toh,
didiagnosa dulu, apa penyebabnya sehingga bisa sakit, atau ada kuman, bakteri,
salah makan, salah tidur, umpamanya, dll.
Diagnosa
dlam maslah hidup antara lain, pertama,
bisa jadi ini adzab,
dan yang kedua, bisa jadi ini musibah atau cobaan.
Kalau ternyata
diantara 10 dosa besar tersebut dia melakukannya atau salah satunya saja, maka bearti itu
adzab, yang artinya
kita harus bertobat
sebenar-benarnya taubat, meminta maaf kepada tuhan.
Tapi kalau bukan
adzab, berarti
itu ujian atau cobaan, yang artinya haus
bersabar. Karena bagaimanapun juga, sesorang itu harus ujian dulu ketika mau naik tingkat, sama
kayak anak SD tuh, kalau mau
naik kelas, ya ujian dulu.
Kembali ke
cerita pemuda
tadi, ternyata usut punya usut, lelaki ini semasa kuliah punya
pacar, dan kelakuannya sewaktu pacaran sangat memprihatinkan sehingga mendekati zina,
na’udzubillah.
Memang dia tidak
zina, tapi mendekati zina. Dan
itulah balasannya.
Hemmm,,itu
semua tadi karena apa?
“PACARAN”
Sewaktu
wawancara dengan pak.anas pun beliau juga menjelaskan bahwa pacaran itu potensi
terbesar untuk zina plus durhaka pada
orang tua, yang mana balasannya kontan di dunia, tidak nunggu dulu diakhirat,
kalau bahasanya KH.Anwar Zahid “kesueenn,
qulhu ae lekk”:D
Itulah sedikit tentang biografi Bpk.Moch Anas Mansur dan
pesan-pesan beliau.
semoga lahir bapak anas bapak anas selanjutnya, yang tidak memprioritaskan dunia, tapi ahirat lebih utama.
semoga lahir bapak anas bapak anas selanjutnya, yang tidak memprioritaskan dunia, tapi ahirat lebih utama.
0 komentar:
Posting Komentar