oleh:
DARUN NUN ALL STAR
Pondok Pesantren Darun Nun Malang-Jawa Timur
Satu dua tetes ditekan
Perlahan, satu demi satu panahan
Menuju peraduan bumi
Yang dianya
Merambat
Meguasai alunan alam
Menderu
Memekikkan ungkapan rindu nan merdu
Tangan tangan pencipta mendesirkan cinta bagi sesiapa yang memiliki rasa
Apapun rasa yang sudah menggema dalam benak diri akan terukir indah
Bagikan air hujan yang menderu saat turun dari langit
Apakah ini saat ku memulainya?
Tidak, tidak mungkin ku memulai jikalau kau tak ingin tersakiti
Hujan inilah pertanda bahwa cinta tak selalu abadi
Karena kau datang tiba-tiba dan pergi pun tanpa disangka
Seringkali hujan dituduh,
Sebagai pngingat knangan..
Pengundang rindu...
Penyebab sesaknya dada...
Penyebab runtuhnya bendungan sumber airmata...
Mengapa seringkali hujan disalahkan?
Ketika ia telah mengembun disini (hati)
Bukankah itu justru mnyejukkan?
Bukan menyesakkan...
Tapi di sisi lain, terkadang ada sudut dimana kesejukan dan kesekakan berbeda tipis, atau bahkan datang bersamaan
Hujan...
Membersamai dalam keromantisan tapi juga dalam kebekuan dan kesepian
Benar, benarkah jika hujan itu menyejukkan?
Aku percaya jika hujan datang, ia menyimpan layang rindu, yang memaksa kita untuk meratap, menahan sesakmya kasih atas penundaan jumpa, tapi justru inilah kesempatan untuk lebih dekat denganNya, mengembunkan rindu dalam doa padaNya, menyuarakan kemesraan dan menghancurkan bekunya hati seorang hamba kepada Penciptanya...
Mengalirkan cinta dari bendung rindu di balik awan,
Hujan....
Kaulah penyembuh dahaga dari langit yang tinggi,
Menemui hati-hati yang gersang,
Menumbuhkan banyak harapan...
Hujan...
Kaulah pengungkap cinta yang tersembunyi
Yang terkadang oleh awan-awan hitam
Lalu kau curahkan segalanya
Tentang cinta, rindu dan kecewa
Hujan...
Derai mu menyimpan sejuta rahasia yg tak terelakkan
Kadang kekecewaan
Pun bahagia menjadi kemungkinan
Hujan...
Masih ingatkah saat kita bertemu..
Engkau selalu menghadirkan begitu banyak rasa yang tak sanggup kuungkapkan...
Sejukmu kadang meredamkan...
Kadang juga menyakitkan...
Tak selamanya di musim hujan
Air tak selamanya membasahi tanah
Dalam hembusan angin
Mendungpun tak selamanya kuat menopang awan
Bagaikan angan - angan
Menggapai mimpi menjadi realita
Tersadar, semua bisa terjadi
Tapi inilah kuasa Tuhan
Dia yg memberikan awan pada langit
Jadikannya kisah di setiap asa karena tidak ada sebab tanpa akibat
Tapi, ah...
Entah kau mengalunkan sejuk atau menghujamkan bencana
Kau tetaplah hujan
Yang dikirimkan Tuhan untuk melegakan para penanam padi dari kekeringan
Yang menyerbu para ikan dengan air segar
Yang memandikan para kanak dengan tarian kebahagiaan
Dan kau tetaplah hujan
Yang menyerbu tanpa berpamitan
Yang tetap jatuh tanpa dapat dielakkan
Sebagaimana cintamu, tak perlu banyak kata, namun menghujani tanpa dapat menunggu kata nanti..
*Hasil perenungan dalam kegiatan Menulis Berantai Online edisi Jumat, 25 November 2016
0 komentar:
Posting Komentar