Oleh: Rofikatul Islamiyah
Memfokuskan
cinta pada sesama, namun tak berarti mengenyampingkan cinta pada Sang Pencipta.
Namun dalam bahasan ini, si penulis merasa belum pantan untuk membicarakan
tentang cinta pada Nya, sebab masih memiliki tingkat yang mungkin di bilang
amat sangat rendah untuk mencapai kecintaan pada Nya. Baiklah…
Cinta
adalah suatu perasaan yang positif dan diberikan pada manusia atau benda
lainnya. Bisa dialami semua makhluk. Penggunaan perkataan cinta juga
dipengaruhi perkembangan semasa. Perkataan senantiasa berubah arti menurut
tanggapan, pemahaman dan penggunaan di dalam keadaan, kedudukan dan generasi
masyarakat yang berbeda (versi wikipedia) . Secara pastinya cinta menjadikannya
sebuah opini yang subjektif, bukan lagi objektif. Sebab cinta akan terasa manis
saat si pencinta dalam keadaan bahagia, mengalami hal-hal indah bersama yang
dicintai. Tapi cinta akan terasa pahit yang tiada ampun ketika sang pencinta
merasakan kekecewaan, penghinatan dan harapan yang pupus sebab yang dicinta.
Dari
berbagai versi maka tak dapat kita patenkan apa arti cinta tersebut, belum lagi
ada beberapa istilah yang kini muncul seperti cinta terlarang, cinta pada orang
yang salah dan cinta datang terlambat dari bebera kata ini terfikir cinta yang
begitu rumit dan pahit tapi disisi lain ada istilah romantisme asmara, pengorbanan cinta, entah masih banyak lagi
tentang cinta. Kata yang membuat orang merubah karakter, kebiasaan, kehidupan,
kekerabatan atau bahkan agama. Semua yang bernafas pasti pernah mengalaminya
sebab cinta datangnya tanpa bisa kita kendalaikan pada siapa dan kitapun tak
bisa memakasakan utuk siapa termasuk jika kita sendiri yang dicintai. Jangan
berbohong mencintai sesorang sebab kasihan karena itu lebih menyakitkan dari
penolakan.
Dari
berbagai experience yang pasti cinta muncul dari kenyamanan. Meski banyak yang
bilang cinta pada pandangan pertama huft lebai deh, memang pertemuan pertama
menentukan pertemuan berikutnya tapi mengenai cinta, selama saya hidup cinta
cinta pada pandangan pertama itu hanya terjadi di film-film dan sinetron ala
Negara yang berkependudukan kekinian. Hehehe bercanda..
Pada
kenyataanya, orang bisa memiliki hubungan karena mereka berinteraksi, kemudian
bersama dan timbul rasa nyaman satu sama lain hingga terkadang tanpa disadari
perasaan cinta itu timbul dianta keduanya, namun tak sedikit yang terkadang
mengelak akan hadirnya sebab hubungan sebelumnya takut hancur, sehingga mereka
lebih memilih menyimpan cintanya tapi bisa tetap bersama. Namun, ketika salah
satu dari mereka di miliki oleh orang lain kemungkinan terbesar adalah dia
kehilangan cinta dan hubungan tersebut. Jika sudah seperti ini, apa yang
terjadi? Penyesalan kah? Atau sok tegar dengan berkumandang “bahagaku adalah
bahagianya, karena cinta butuh pengorbanan lagi pula cinta tak harus memiliki”.
Jika memang butuh pengorbanan, kenapa harus sepihak yang berkorban jika itu
cinta. Adakah yang bisa menjelaskan?. Apakah cinta tak luputnya seperti
permainan? Mengorbankan kartu king demi membunuh kartu dibawahnya yang dimiliki
lawan. Tapi apa yang di dapat dari pengorbanan? Kebahagiaan atau keterpurukan?
Adakah cinta dapat di gantikan dengan yang lain? Atau cinta akan menjadikannya
sendiri selama hidupnya.

0 komentar:
Posting Komentar