Pondok Pesantren Darun Nun Malang
Oleh : Nur Alfiyatul Hikmah
Indah Nurnaninngsih, Lahir di kota Malang, 12
juni 1995. Anak terakhir dari tiga bersaudara . Ia memiliki cita-cita menjadi
guru. Memulai pendidikan sejak TK, semenjak TK sudah mengikuti lomba fashion
show di Yaspuri meraih juara 2 . Selanjutnya Ia melanjutnya ke jenjang Sekolah
Dasar Negeri ( SDN ) di Merjosari 02. Ia aktif mengikuti Ekstra Drumband dan
sempat meraih juara 2 dan 1, selain itu pramuka juga diikutinya.
Ia memiliki Keinginan untuk mondok sudah
terblesit sejak kecil namun orang tua belum mengizini pada akhirnya setelah SD
ia melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 13 di Malang. Salah
satu mata pelajaran favoritnya yakni
matematika dikarenakan guru yang mengajarnya sangat menyenangkan dalam
pengajarannya. Olimpiade Matematika pun pernah ia ikuti untuk mewakili
sekolahnya meski tak meraih kejuaraan namun ia bangga sudah bisa memiliki
pengalaman yang begitu mengesankan karena sudah mewakili sekolahnya . Setelah
itu ia melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 9 di Malang,
keinginannya untuk mondok semakin kokoh meski tidak mondok namun ia mengikuti
ekstra keislaman Badan Da’wah Islam (BDI) atau biasa disebut Rohis (Program
khusus kajian-kajian Qur’an dan Kitab, keputrian, kerohanian dll), dengan
mengikuti ekstra di sekolah ini ia yakin bahwa pelajaran agama tidak hanya
didapat dipondok saja namun bisa didaptkan melalui kegiatan Rohis ini.
SMA telah Ia lalui untuk melanjutkan kejenjang
selanjutnya ia bercerita bahwa perjuangan saat memasuki Perguruan Tinggi ia
hanya bisa mengungkapkan kepada Allah agar doanya terkabulkan 1 kata yakni “Semoga
Lulus” dan akhirnya diterimalah di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik
Ibrahim Malang Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) menjadi tujuan untuk
mengembangkan pashion yang sudah ia inginkan sejak kecil. Dorongan yang kuat
diberikan oleh guru-guru agama serta orang tua. Proses penentuan pemilihan
jurusan pun ia sering berdiskusi dengan guru-guru agamanya dahulu, hingga
jurusan PAI menjadi pilihan terakhirnya.
“Untuk menjadi manusia yang lebih baik di masa
depan itu salah satu kuncinya dengan ilmu pengetahuan tanpa kita memiliki ilmu
pengetahuan bagaimana kita bisa membentengi diri keluarga dan lingkungan
sekitar agar mampu mendidik keluarga serta masyarakat” (kata ini ia lontarkan
saat wwancara berlangsung) kata-kata di atas bisa menggugah semangat agar kelak
kita selalu belajar untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Ayah yang berperan sebagai kepala keluarga dan
menjabat sebagai TNI dan ibu sebagai ibu rumah tangga lah yang telah mendidik
sosok indah yang penuh dengan kelembutan serta keindahan dalam hidupnya sesuai
dengan namanya.
Ia beranggapan bahwa “Beban ada susah pernah dan
bahagia itu pasti” semua itu tergantung kita bagaimana mengatasinya, masalah
itu sesuatu yang gak perlu diumbar karena orang lain juga memiliki
masalah,bersikaplah sewajarnya saat memiliki masalah serta bagaimana kita
mengontrolnya, saat amarah tiba ia menyikapinya dengan berdiam diri tak banyak
bicara dengan sekitarnya. Ia juga mengungkapkan bahwa “hidup bersama-sama
apapun yang ada jangan terburu-buru untuk melebel/menjudge seseorang, karena
seseorang itu sifatnya berbeda-beda intinya hargailah orang lain karena perbedaan itu indah lebih memahami orang
lain.
Calon suami bagi indah yakni harus sesuai dengan
syariat dan selalu cocok dengan apa yang diucapkan oleh ustadz Halimi, selanjutnya
beragama, pengetahuan luas serta ingin memiliki keturunan yang sholeh/ah.
Pondok DarunNun sebagai tujuan untuk mengemban
ilmu agama yang lebih mendalam, ia juga mengagumi ustadz/ah pengajar di pondok.
Baginya DarunNun adalah keluarga keduanya setelah keluarga di rumah. Sosok ustadz/ah
yang mampu menuntunnya menjadi lebih baik lagi serta teman-teman DarunNun yang
baik dalam kehidupannya.
Tujuan setelah S1 menyesuaikan saja, dengan
impian ingin memiliki keluarga yang bisa membangun generasi yang lebih baik dan
masyarakat yang harmonis serta tak lupa tanggung jawab terhadap agama.
Motto hidupnya
“kuasailah dirimu sebelum orang lain menguasaimu”. Dengan memiliki motto ini ia
berharap agar tidak mudah goyah dengan godaan/omongan dari luar. Tetap teguh
dan tegar dalam menghadapi apapun.
0 komentar:
Posting Komentar