Oleh
Nur Sholikhah
Di bangku kuliah ada saja pengalaman-pengalaman yang mungkin
memberikan kita sebuah kenangan dan pelajaran tersendiri bagi kehidupan kita.
Salah satunya adalah ketika saya terpisah dari teman-teman saya di semester 2.
Peristiwa itu bermula saat di bukanya KRS (kartu rencana studi) online semester
genap. Teman-teman saya lebih dahulu menyelesaikan KRS di hari-hari pertama
pembukaan. Sedangkan saya menyelesaikan KRS di pertengahan karena saya tidak
memiliki akses internet di rumah. Saya harus mencari warnet yang jaraknya
lumayan jauh dari rumah saya.
Sebelum
berangkat mengurus KRS di warnet , dalam pikiran saya tidak terlintas sedikitpun
jika kemungkinan kuota kelas pada offering saya akan penuh karena terisi oleh
mahasiswa dari kelas lain. Saat itu saya begitu santai dan tidak memikirkan
kemungkinan terburuk jika tidak segera mengurus KRS online. Setibanya di warnet
saya langsung membuka siakad bagian rencana studi dan saat itu juga saya begitu
kaget karena kuota pada kelas saya rata-rata sudah penuh. Alhasil saya harus
mengambil kelas lain dan menyesuaikan jadwal agar waktunya tidak bentrok antar
mata kuliah. Dengan terpaksa saya harus mengambil 4 kelas yang berbeda.
“ya Allah
,bagaimana ini ?” batinku saat itu. Ingin rasanya aku menjerit untuk mengurangi
rasa gelisah ini. Bagaimana tidak ? saya terpaksa mengambil kelas lain dan itu
berarti saya akan masuk pada kelas baru, bertemu dengan teman-teman baru dan
pastinya harus beradaptasi kembali. Aku membayangkan saat perkuliahan di mulai,
mereka akan memandangi saya ketika dosen memanggil nama saya saat membacakan
absen karena saya adalah anak asing di kelasnya. Belum lagi saat tugas kelompok
dibagikan, mau tidak mau saya harus bergabung dengan mereka, mengajak ngobrol
mereka, sementara saya adalah tipikal orang yang tidak bisa langsung akrab
dengan orang yang baru saya kenal. Bagaiman nasib saya nanti ? apakah saya akan
menjadi orang bisu di dalam kelas. “ya Allah kuatkan hamba”.
Akhir
bulan Januari 2016, perkuliahan awal semester genap telah di mulai. Hari
pertama saya awali dengan baik-baik saja karena saya berada di kelas asli saya
dan bertemu dengan teman-teman lama yang sudah begitu akrab. Tapi di hari yang
kedua dan seterusnya saya harus berada di 4 kelas yang berbeda. Bisa di
bayangkan setiap harinya saya bertemu dengan teman-teman baru dan mencoba
berinteraksi , beradaptasi serta bersosialisasi dengan mereka semua.
Awalnya
saya begitu takut,saya hanya bisa terdiam di kelas. Saya berbicara dengan
mereka jika ada keperluan saja. Saya mencoba beradaptasi dengan berbagai macam
orang dan perbedaan. Setelah sebulan lebih saya menjalaninya, saya merasakan
ada pelajaran baru dalam hidup ini. Pelajaran yang begitu berharga , pelajaran
yang mengantarkan saya ke keberanian untuk berkomunikasi dengan orang lain. Memang
awalnya sangat sulit berhadapan dengan orang-orang yang berbeda setiap harinya.
Namun lama kelamaan kesulitan itu memudar, saya mulai berani mengajak berbicara
, bercanda dan menyapa saat bertemu di jalan.
Disinilah
saya mulai memahami rencana allah , ternyata allah merencanakan semua ini karena ingin memberikan
saya pelajaran berharga. Saya di tempatkan di beberapa kelas yang berbeda agar
saya bisa belajar bersosialisasi dan berkomunikasi dengan berbagai macam orang.
Disini saya juga mengenal banyak teman yang memudahkan saya dalam mencari
informasi. Dulu waktu semester 1 saya hanya mengenal sedikit teman, sehingga
saat di jalan jarang ada yang menyapa saya, andaikan ada itupun paling teman
sekelas atau teman waktu ospek dulu. Berbeda dengan sekarang, ketika berada di
area kampus ada saja yang menyapa saya, entah itu di gedung perkuliahan, di
perpustakaan, di jalan , di masjid dan lain sebagainya.
Pengalaman itu membuat saya semakin paham dan mengerti bahwa jika peristiwa yang tidak kita harapkan terjadi, maka di balik peristiwa tersebut menyimpan sebuah makna dan pelajaran tersendiri. Meski kita tahu kalau peristiwa itu terkadang sulit untuk kita lalui. Namun disana ada hal yang ingin Allah tunjukkan pada kita, hal itu sangatlah tersembunyi. Sehingga kita tak bisa memaknai secara langsung, butuh sebuah proses dan perenungan. Kita tidak bisa menganggap peristiwa itu sebagai sebuah musibah jika kita melihatnya hanya dalam sekejap mata. Akan tetapi kita butuh untuk memandangnya lebih lama , agar kita tahu dampak dan akibatnya dalam kemajuan hidup ini.
Pengalaman itu membuat saya semakin paham dan mengerti bahwa jika peristiwa yang tidak kita harapkan terjadi, maka di balik peristiwa tersebut menyimpan sebuah makna dan pelajaran tersendiri. Meski kita tahu kalau peristiwa itu terkadang sulit untuk kita lalui. Namun disana ada hal yang ingin Allah tunjukkan pada kita, hal itu sangatlah tersembunyi. Sehingga kita tak bisa memaknai secara langsung, butuh sebuah proses dan perenungan. Kita tidak bisa menganggap peristiwa itu sebagai sebuah musibah jika kita melihatnya hanya dalam sekejap mata. Akan tetapi kita butuh untuk memandangnya lebih lama , agar kita tahu dampak dan akibatnya dalam kemajuan hidup ini.
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
BUKIT CEMARA TIDAR
0 komentar:
Posting Komentar