Evi Nurjanah
Rangkaian kata yang begitu menawan bagi
hati-hati yang masih sendiri. “Eni & Galih”, tulisan yang ada pada lipatan kertas
pada halaman pertama, disambung dengan sebuah ajakan untuk datang ke walimahan,
yah, seorang teman mengundangku untuk datang pada acara pernikahannya.
Lembut, ceria, ramah dan manis
sikapnya. Seorang sahabat yang selalu berangkat bersama ketika pergi ke SMA. Tak
enak rasanya jika datang ke walimahan tanpa membungkus apa-apa sebagai kado
pernikahan. Hingga ku minta pada seorang teman untuk membuat sketsa sederhana
dengan gambar calon pengantin bersama calon imamnya.
Gambaran sketsa pun sudah siap untuk
dicetak, ku pikir akan lebih pas jika dipasang di pigora. Rencananya akan ku
ajak penggambar sketsa untuk menemani memilih pigora di sebuah toko yang
tersohor di kota Malang, “Sardo”.
Parkiran motor di toko ini hampir
setiap saat penuh oleh kendaraan pengunjung, namun masih dapat sedikit celah
untuk menempatkan kendaraanku. Pelanggan toko begitu banyak yang mengantri di
beberapa kasir, ku cepatkan langkahku untuk melewati pintu masuk yang tepat
berada di samping kasir 1. Kiri kanan ku teliti, namun tak ku temukan barisan
pigora di toko lantai 1, akhirnya ku langkahkan kaki untuk menapaki tangga-tangga
lantai 2, tak juga terlihat pigora disana, sampai ke lantai tiga. Terdapat begitu
banyak barang pecah belah seperti piring, gelas, nampan, hiasan piring dari kaca
dan berbagai barang plastik. mataku tersepona ketika melihat hiasan meja dari
bahan kaca, pilih-memilih, akhirnya ku mengambil sebuah piring yang sangat
lebar terbuat dari kaca dengan hiasan bunga-bunga. Selanjutnya beralih pada
barang-barang dari plastik. Sebuah botol minuman dan toples persegi panjang terpilih
untuk menemani piring besar di keranjang belanjaanku. Ku rasa sudah cukup
banyak barang yang ku ambil, hingga sesaat terlupa bahwa tujuan utama ke toko
ini adalah untuk membeli sebuah pigora. Ku putuskan untuk bertanya ke pegawai
toko, seorang perempuan muda mengatakan bahwa pigora berada di lantai 1 barisan
samping ATK. Ku kembali menapakkan kaki menuruni tangga menuju lantai 1.
Ku pilih-pilih, tak ada satu pun yang
sesuai dengan sisa uangku, akhirnya ku batalkan memilih pigora dan ku ajak
temanku untuk mengantre di kasir 1.
Selesai menata barang-barang di atas
motor, ku ingat samar-samar pesan seorang yang ku hormati ketika masih kuliah S1. Beliau berpesan bahwa
ketika sedang dalam sebuah perantauan hendaknya kita fokus pada tujuan, terlebih
ketika menuntut ilmu. Jangan sampai tergoyahkan ataupun terpengaruh dengan
hal-hal lain yang bisa mengganggu kita mencapai tujuan. Namun jika akhirnya
hal-hal berpengaruh tersebut adalah sebuah kebaikan dan kita mendapatkannya
setelah selesai mencapai tujuan, maka hal tersebut adalah bonus dari Allah.
Senyum hambar terlukis tipis di
wajahku, hendaknya lain waktu ku utamakan memenuhi tujuanku baru ku sempatkan
untuk berfokus ke hal yang lainnya. Namun, senyumku semakin melebar, membisikkan
hati untuk tetap optimis dan bersyukur telah Allah ingatkan melalui pengalaman
berbelanja hari ini. Akhirnya, ku putar kunci motor dan ku nyalakan mesin untuk
menuju ke kediaman kami.
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
Bukit Cemara Tidar, Karangbesuki Sukun, Malang
0 komentar:
Posting Komentar