
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
Oleh : Ninis Nofelia
Sebulan yang lalu, dua hari mengawali mengaji bersama ummik,
tak berkesan baik. Karena saya datang tidak tepat waktu. Dari sini saya
mendapatkan simpulan hikmah dari nasehat beliau akan pentingnya disiplin
terhadap waktu dan janji. Kemudian diri ini berpikir bahwa tak cukup “waktu
adalah uang”, bahkan bisa jadi waktu lebih dari uang. Banyak orang yang
memiliki kelebihan rezeki
lebih memilih menunaikan ibadah haji menggunakan jasa haji plus dengan membayar sekitar 4 kali lipat dari biaya haji biasanya agar bisa berangkat lebih cepat dibanding jasa haji reguler. Menghemat waktu sekitar 12 tahun. Ini semakin meyakinkan saya bahwa ungkapan “waktu adalah uang” belumlah cukup. Waktu lebih dari uang. Membeli waktu 12 tahun dengan uang yang tak bisa dibilang sedikit. Masyaallah… uang yang diangggap penting menjadi kecil dibandingkan waktu. Semoga Allah menjaga kita dari pemborosan waktu, semoga kita yang merupakan kumpulan waktu ini mampu menjaganya dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.
lebih memilih menunaikan ibadah haji menggunakan jasa haji plus dengan membayar sekitar 4 kali lipat dari biaya haji biasanya agar bisa berangkat lebih cepat dibanding jasa haji reguler. Menghemat waktu sekitar 12 tahun. Ini semakin meyakinkan saya bahwa ungkapan “waktu adalah uang” belumlah cukup. Waktu lebih dari uang. Membeli waktu 12 tahun dengan uang yang tak bisa dibilang sedikit. Masyaallah… uang yang diangggap penting menjadi kecil dibandingkan waktu. Semoga Allah menjaga kita dari pemborosan waktu, semoga kita yang merupakan kumpulan waktu ini mampu menjaganya dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.
Demi waktu,
Sungguh manusia berada dalam kerugian,
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta
saling menasehati
dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran…
(QS. Al-‘Ashr: 1-3)
Malang, 16 Mei 2016
0 komentar:
Posting Komentar