Pondok Pesantren Darun Nun Malang
Salah satu ibu-ibu di deretan belakang, namanya Bu Aria mengangkat tangan dan menyahut; “Setuju banget bu, apalagi sekarang sudah masuk MEA (masyarakat ekonomi asia), kita harus kreatif untuk menciptakan produk sendiri, kalau yang kita buat tadi bisa kita jual, lumayan bisa jadi pemasukan”
Ibu ketua; "Tapi kita ada masalah. Untuk saat ini, di kampung kita tidak ada warga yang ahli di bidang-bidang itu, kalau kita harus mendatangkan dari luar bisa dipastikan biaya sangat mahal.
“Loh,,,memang bisa bu? Bukannya lulusan pesantren bisanya ngaji kitab-kitab, qiro’ah, tilawah”, Sahut salah satu ibu
“Wahhh,,,gak tau juga ya bu, tapi kemarin saya lihat dia dirumah membuat manik-manik dari bahan bekas, coba kita tanya saja bu”
Ibu ketua: “Oke,kalau gitu untuk saat ini kita minta Bu Lia untuk menanyakan perihal ini kepada saudari fitri, lulusan dari pesantren itu. Bagaimana Bu Lia? Nanti bisa sama saya”.
Ibu Lia: “iya bu, siapp"
"Assalamu’alaikum"
hemmm,,,,jngan lupa bu, tidak hanya ekonomi keluarga, tapi juga ekonomi masyarakat kita, “Lanjut Bu Lia”
“iya bu,,benar2”, kata bu Lia
By:
Laila Nadhifah
Pondok Pesantren Putri Darun Nun
BCT F.3 No.4
Apa sih pesantren ideal itu?
Bagaimana pesantren ideal dalam kacamata ekonomi??
Bagaimana pesantren ideal dalam kacamata ekonomi??
Eits, jangan bingung dulu yee,,,
Baca dulu cerita dibawah ini,,
Baca dulu cerita dibawah ini,,
Dalam suatu forum arisan, Ibu ketua dan anggota arisan
sedang bermusyawarah membicarakan bagaimana agar acara arisan tidak hanya
mengurus siklus uang, akan tetapi ada kegiatan lain.
Ibu ketua mulai membuka diskusi,
Ibu ketua mulai membuka diskusi,
Ibu ketua: “Ibu-ibu yang saya sayangi, bagaimana kalau kita
mengadakan pelatihan membuat kerajinan tangan, seperti piring dari anyaman
bambu, manik-manik untuk bros, hiasan dinding, membuat kue, memasak dll, supaya
kita punya keterampilan.
Salah satu ibu-ibu di deretan belakang, namanya Bu Aria mengangkat tangan dan menyahut; “Setuju banget bu, apalagi sekarang sudah masuk MEA (masyarakat ekonomi asia), kita harus kreatif untuk menciptakan produk sendiri, kalau yang kita buat tadi bisa kita jual, lumayan bisa jadi pemasukan”
Disahut ibu-ibu yang lain: "Iya bu, bisa untuk kesibukan kita
juga, daripada tidak ada kegiatan dirumah. Saya kira akan membuat lebih
bermanfaat waktu kita nantinya.
Beberapa ibu-ibu
menyahut;"iya bu,,setuju,,setuju"
Ibu ketua; "iya ibu-ibu,,,berarti ini kita setuju ya kalau diadakan
pelatuhan-pelatihan seperti itu?"
Dengan seretntak para ibu-ibu menjawab: "setujuuu,,,,"
Ibu ketua; "Tapi kita ada masalah. Untuk saat ini, di kampung kita tidak ada warga yang ahli di bidang-bidang itu, kalau kita harus mendatangkan dari luar bisa dipastikan biaya sangat mahal.
Salah satu ibu-ibu di deretan depan, sebut saja namanya bu
Lia menyahut; “Tetangga saya ada bu, dia
baru lulus dari pesantren, mbak Fitri namanya”
“Loh,,,memang bisa bu? Bukannya lulusan pesantren bisanya ngaji kitab-kitab, qiro’ah, tilawah”, Sahut salah satu ibu
“Wahhh,,,gak tau juga ya bu, tapi kemarin saya lihat dia dirumah membuat manik-manik dari bahan bekas, coba kita tanya saja bu”
Ibu ketua: “Oke,kalau gitu untuk saat ini kita minta Bu Lia untuk menanyakan perihal ini kepada saudari fitri, lulusan dari pesantren itu. Bagaimana Bu Lia? Nanti bisa sama saya”.
Ibu Lia: “iya bu, siapp"
Besoknya bu ketua dengan bu lia berkunjung kerumah fitri
"Assalamu’alaikum"
"Wa’alaikumsalam,
ohh,,bu lia dan bu ketua arisan,,iya bu. Silahkan duduk.
"Jadi gini mba fitri, ibu-ibu arisan di kampung kita sedang
mencari tentor untuk pelatihan membuat kerajinan tangan. Saya lihat beberapa
hari yang lalu mba lia membuat kerajinan tangan ya"? Tanya Bu lia
Fitri: “ohh,,,iya bu, saya kemarin membuat hiasan dinding
dari sedotan bekas”.
“Owlah,,,dek lia bisa ? bukannya dipesantren hanya ngaji
saja ya? Setahu saya lulusan pesantren bisanya ngaji kitab, qiro’ah, tilawah
dll”.
Sahut ibu ketua.
Sahut ibu ketua.
“Lha ini juga ngaji bu, ngaji keterampilanJ.
Jadi, dulu waktu dipesantren selain ngaji kitab, qiro’ah, dan tilawah semua santri diajari kerajinan tangan ,salah satunya membuat hisaan dinding dari sedotan bekas. selain itu, juga ada memasak, membuat kue dll”.
Jadi, dulu waktu dipesantren selain ngaji kitab, qiro’ah, dan tilawah semua santri diajari kerajinan tangan ,salah satunya membuat hisaan dinding dari sedotan bekas. selain itu, juga ada memasak, membuat kue dll”.
Bu Lia: ”Wahh,,bagus ya, itu artinya lulusan pesantren
mempunyai banyak keterampilan untuk masa depannya kelak”."
Fitri:”Benar sekali ibu, paling tidak untuk bekal keluarganya
kelak”.
“Iya dek Fitri, terlebih lagi kalau hasilnya mmenunyai nilai
lebih dan bisa dijual. Bisa membantu ekonomi keluarga”, sahut bu Lia
hemmm,,,,jngan lupa bu, tidak hanya ekonomi keluarga, tapi juga ekonomi masyarakat kita, “Lanjut Bu Lia”
“iya bu,,benar2”, kata bu Lia
Pintar itu santri
Rajin itu santri
Kreatif itu santri
Pemimpin masa depan itu santri
Pembawa perubahan ke arah yang lebih baik itu santri
Pesantren ideal dalam pandangan penulis yaitu yang mampu manghaslikan
output yang bermanfaat.
bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan orang lain tentunya. Dan salah satunya kebermanfaatan dalam segi ekonomi (pendapatan).
bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan orang lain tentunya. Dan salah satunya kebermanfaatan dalam segi ekonomi (pendapatan).
By:
Laila Nadhifah
Pondok Pesantren Putri Darun Nun
BCT F.3 No.4
0 komentar:
Posting Komentar