Oleh
Dewi Fajariyah
Pesantren selama ini dikenal dengan
fungsinya sebagai lembaga pendidikan yang memiliki misi untuk menghilangkan
belenggu kebodohan santri serta meningkatkan keberdayaan para santri dalam
menguasai ilmu pengetahuan dan keagamaan akan menjadi bekal mereka dalam
perannya membangun perubahan sosial menuju masyarakat bangsa yang lebih
sempurna. Perlu adanya transformasi (pembaharuan) sistem pendidikan pesantren
guna memenuhi eksistensi pesantren dalam menghadapi dinamika sosial yang
terjadi di negara kita.
Proses belajar
dan mengajar di pesantren bukanlah sekedar menguasai ilmu-ilmu keagamaan,
melainkan juga proses pembentukan pandangan hidup dan perilaku para santri. Pesantren selain
berperan sebagai basis edukasi bagi masyarakat, perlu adanya internalisasi
nilai- nilai nasionalisme yang berorientasi pada pengentasaan masalah-masalah
sosial-masyarakat. Termasuk nilai-nilai nasionalisme
harus diajarkan dan diterapakan di dalam pesantren yaitu berinisiatif
mengadakan perubahan demi kemajuan bangsa dan negara dan peduli terhadap segala bentuk masalah
yang dihadapi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pesantren adalah bagian
dari negara yang memiliki peran penting untuk berkontribusi dalam hal ini.
Sebagaimana yang telah digagas oleh Rasulullah tentang kesejahteraan dan
kedamaian sebuah negara dalam piagam Madinah. Rasulullah berhasil menjadikan
masyarakatnya di abad ke -15 menjadi masyarakat yang penuh dengan persatuan dan persaudaraan, tolong-menolong, membela yang
teraniaya, dan kehidupan
toleran yang tinggi.
Pesantren sebagai lembaga Islam yang
setiap harinya mengkaji keilmuan Islam terkait aqidah, syari’ah beserta akhlak.
Maka kajiannya harusnya diimplementasikan secara tepat sasaran dengan kondisi yang
dialami bangsa Indonesia saat ini. Internalisasi nilai-nilai nasionalisme pada
santri dan pelaksanaannya adalah program yang seyogyanya dimasukkan dalam
sistem pendidikan pesantren. Program yang diberlakukan nantinya disesuaikan
dengan masalah yang dihadapi bangsa, Permasalahan intern yang dihadapi oleh
bangsa kali ini diantaranya: kemiskinan berdasarkan data Badan Pusat Statistika
Pada bulan Maret 2015, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per
kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,59 juta
orang (11,22 persen), rendahnya tingkat pendidikan dibuktikan dengan data BPS
pada tahun 2015 sadar pendidikan 12 tahun hanya mencapai 22,95%.
sempitnya lapangan pekerjaan. Serta faktor eksternal yang melanda
masyarakat sejak akhir abad ke-20, globalisasi yang tidak difilter dengan baik
terutama masyarakat sebagai pengguna (user) dan pemerintah sekaligus
sebagai pengontrol terhadap segala arus global yang masuk ke Indonesia.
Berdasarkan data diatas terkait
permasalahan yang dialami bangsa kita, kini saatnya keberadaan pesantren
menjadi partner ideal bagi pemerintah untuk bersama-sama mengatasi permasalahan
bangsa. Seperti beberapa program berikut dapat diimplementasikan di setiap
pesantren guna upaya solutif atas permasalahan bangsa yang dialami saat ini,
diantaranya:
1. Kegiatan Madrasah Diniyah
2. Kajian Al-Qur’an yang meliputi
(tajwid dan tafsir).
3. Kajian Tasawuf
2. Penguatan Mental Pemuda.
3. Pengupayaan Modal Bagi Pengusaha
Kecil dan Memberikan Informasi Pemasaran Produk.
4. Pendampingan di Bidang Hukum.
5. Program Pendampingan
Memotivasi Anak-Anak Putus Sekolah.
6. Pendampingan Keluarga dibidang
ekonomi.
7. Pelatihan Soft Skill dalam hal bertani/berkebun, beternak, seni, kuliner, menulis dan pemanfaatan IT tepat guna.
8. Peduli masyarakat Kurang Sehat
9. Amal Bakti Pada Anak Yatim dan
Orang- orang Miskin
10. Menjalin Hubungan dengan LSM serta
Organisasi Sosial/ Agama
Sebagian program diatas, beberapa
telah diterapakan oleh pondok pesantren rakyat Sumberpucung kabupaten Malang,
pesantren yang diasuh oleh Abdullah Sam, S. PSi. Pesantren ini pun berhasil
membawa santrinya menjadi agen perubahan dan penuntasan di tengah-tengah
peliknya polemik yang dialami masyarakat. Realisasi penerapan nasionalisme jika
dilakukan secara untuh dalam keseharian santri menunjukkan bahwa pesantren
mampu menciptakan peradaban luhur seperti mengulang kondisi masyarakat madani
di zaman Rasulullah saw. Target program diatas juga menjadikan santri ketika
sudah hidup di luar pesantren benar-benar
telah mengamalkan keilmuan di pesantren dengan baik dan telah menjadi warga
negara yang baik pula. Dengan demikian tugas pemerintah akan terbantu dengan aksi
para santri dalam peningkatan pembangunan nasional serta pengentasan rakyat
miskin dan anak putus sekolah. Pesantren dengan progresnya mampu menanamkan,
mengamalkan serta menyontohkan nilai-nilai nasionalisme. Maka kemajuan
pesantren telah nampak dengan menjadikan santri sebagai komponen masyarakat
yang mandiri dan menjadikan bangsa lebih bermartabat
PP. Darun Nun
Perumahan Bukit Cemara Tidar Karang
Besuki Sukun Kota Malang
0 komentar:
Posting Komentar