Oleh Dyah Ayu Fitriana
Kultum dhuhur yang
dibawakan oleh Ustad Muzakki di Masjid Tarbiyah UIN siang tadi sangat
mengena di hati. Perasaan sedih bercampur kesal karena susahnya tuntutan
penyelesaian skripsi, terobati sudah. Ust Muzakki, ustad gaul yang
ceramahnya berisi namun selalu menghibur.
Beliau berucap "Man tawaddhoa
rofaallahuu lakum" siapa yang tawadhu rendah hati maka allah akan
mengangkat derajatnya siapa yang tinggi hati Allah akan merendahkannya.
"Seperti pohon kelapa" ucap beliau. "Dia
begitu tinggi, semua bagiannya dibutuhkan banyak orang dari bawah
sampai atas, buahnya pun berada jauh di atas. Namun tahukah kita setelah
buah itu tua? dia akan dijatuhkan dengan sangat keras, dipukul,dikupas,
dijambak dan di parut. Dan harganya pun tidak seberapa mahal.
Tapi
lihat si ketela, dia berada di bawah tanah. Namun Allah mengangkat
derajatnya. ia dijadikan kripik dikemas baik lalu di jual sampai semua
penjuru kota. Itu baru contoh buah. Lalu bagaimana dg manusia? Manusia
seharusnya juga sama. Merendahkan hatinya. Walaupun mobilnya Mersi,
kalau ada guru atau teman di jalan ya tetap saja harus bersalam. Seorang
yang berpendidikan S3 harus tetap biasa berbicara pada bawahannya,
malah kalau bisa sambil didoakan agar bawahan tersebut bisa menjadi
sepertinya. Layaknya Nabi yang tak pernah memberi dengan tangan
diatas. Tapi beliau membiarkan pengemis untuk mengambil uang di
tangannya, sebagai isyarat bahwa Nabi mendoakan agar mereka bisa memberi
seperti beliau.
Perum BCT
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar