
Oleh : Dyah Ayu Fitriana
Perjalanan kemarin ternyata cukup membuat kami semua
tumbang. Entah karena sudah terbiasa dengan jam Malaysia atau memang karena
kami terlalu capek, pagi tadi hampir semua penghuni Sweet Home A17 bangun
kesiangan. Pertanyaan “Mau kemana hari ini?” terjawab dengan helaan napas saja
hehe karena kami semua pada tepar. Jadilah hari ini kami hanya beristirahat di
kondo[1].
Walaupun
begitu, ritual di pagi hari tak akan pernah luput. Makan pagi ya itulah. Kami
makan bersama. Setelah itu semua melakukan kegiatannya masing-masing. Ada yang
tertidur sampai siang, ada yang ngobrol. Dan ada pula yang di sambang[2]
oleh keluarganya yang ada di Malaysia. Alhamdulillah beliau datang dengan
membawa banyak barang bawaan hehe. Tentunya oleh-oleh untuk kami semua yeey!
BELAJAR BELANJA
KE PASAR CHOW KIT
Di Malaysia ada sebuah pasar yang terkenal dengan
keunikannya. Kalau pasar yang lain dikuasai orang china atau orang melayu, nah
pasar ini berbeda. Pasar chow kit namanya. Tak tahu bagaimana awalnya, pasar
ini didominasi oleh orang Indonesia. Masuk ke sana serasa pulang ke rumah. “Ayo
mbak, golek opo mbak?”[3]
Hari ini banyak sekali yag akan saya beli. Di sticky notes
yang saya bawa tertulis
1. 10 kg Beras
2. 1 bks Lombok
3. 1 kg tomat
4. Cobek
5. Telor
6. Terasi
7. Sayur
8. Tempe
9. Teh
1. Tahu
Kami berangkat bertiga. Bersama Luza dan Fahmi. Kami telah
berjalan di depan sunway lalu baru teringat bahwa kami belum bawa passport.
Bagi kami orang rantau. Passport sudah sebagai nyawa kita. Harus dibawa
kemana-mana hehe. Bukannya apa, biasanya banyak polis yang akan memeriksa
kelegalan seseorang berada di Malaysia. Jadi kami harus siap sedia membawa
passport. Dari pada nanti dibawa polisi. Akhirnya mbak ovi dan dearga
membawakan passport kami dan segera dapat berangkat ke pasar.
Jalan
menuju pasar Chow kit tidak terlalu jauh. Tapi jalan sedikit itu saja telah
mengajarkan kami banyaknya perbedaan yang kami temukan di sini. Ada banyak
macam orang yang lalu lalang, tak hanya orang melayu, orang china, india dan
orang orang Indonesia berada di mana-mana. Namun serunya, di Malaysia tak
banyak kami temukan orang bersepedah motor. Semua memilih untuk menggunakan
mobil, atau berjalan. Jadi berjalan jauh pun tak terasa capek karena kita
berjalan dengan banyak orang.
Di tengah perjalanan seakan benar-benar berada
di luar negeri. Namun ketika sampai di pasar chow kit serasa pulang ke rumah.
Bedanya biasanya kalau harga cabe sebungkus 3000 rupiah nah kalau disini Cuma
2. Tapi 2 ringgit Malaysia hehe. Nah sama dengan 6000 tuh. Seorang pedagang
yang ramah menyapa kami dengan bahasa jawa. Mungkin terlihat ya kalau wajah
kita ndeso. Kami bercakap banyak hal. Mulai dari menanyakan harga-harga sayur
sampai meanyakan alamat asli masing-masing. Wah beliau berasal dari lampung
namun bicara bahasa jawanya lancar pol. Kami membeli tempe, tahu, kacang
panjang, dan juga diberi bonus 3 jeruk purut yeeey karena saya lagi kepingin
buat soto hehe.
Setelah itu
kami mencari cobek. Muter-muter-muter. Kalau bahasa malaysianya sih
pusing-pusing pasar, tapi tidak menemukannya. Akhirnya kami pulang dengan
membawa banyak kresek. Pulangnya sih lewat mall sunway. Jadi kalau ditanya dari
mana? Dari sunway beli sayur, tapi sunway nya lewat aja belinya di chow kit
hehehe.
Demikian
hari ini… :*
[1]
Nama untuk apartemen atau rumah tinggal yang bersusun.
[2]
Ditengok, dijenguk
[3]
Ayo mbak, cari apa mbak?
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar