
Oleh Dyah Ayu Fitriana
“Suatu hari kamu akan menemukan hal baru, sehingga dengan
sendirinya hal yang lama akan terabaikan dan terbuang. Tapi sejatinya dia selalu memiliki ruang spesial”
Beberapa hari yang lalu saya begitu demen pake kerudung yang
ada di foto itu. jujur itu bukan kerudung saya melainkan kerudung kepunyaan mbak
ninis, yang saya pinjam untuk pembekalan PKL. Alih-alih digunakan untuk
pembekalan PKL, kerudung itu malah nempel aja pas kita ngerayain ulang tahun
mbak amanah, pas ngaji, bahkan pas sekedar keluar pondok. Saya nggak tau kenapa
tapi seneng banget pakai kerudung tersebut, apa karena saya terlihat cantik? Hehe
sama aja deh kayaknya, pakai apa aja tetep cantik maksudnya hehe.
Alasan itu baru saya temukan ketika malam ini kami berfoto. Saya
amati baik-baik sembari mencari jawaban kenapa nih kerudung saya gemari banget.
Ternyata kerudung tersebut sama dengan kerudung pertama kali yang dipakaikan
oleh ibu dan bapak. Saat aku mulai masuk di MI
Keluarga kami masih sangat kecil saat itu, hidup dengan
sangat sederhana pula. Saat itu saya duduk di kelas 3 SD. Dan karena beberapa
hal saya harus pindah ke sekolah madrasah. Syok? Tentu saja ada rasa seperti
itu, saya yang biasanya sangat senang mengepang rambut atau sekedar mengurainya
saat berangkat sekolah saat itu harus mulai menggunakan kerudung lengkap dengan
baju serba panjangnya. Masih terasa sampai sekarang bagaimana bapak dan ibu
terlihat sangat gembira melihatku berbusana muslimah. Hal itu yang membuatku
merasa tak tega untuk protes.
Beberapa tahun kerudung tersebut menemaniku belajar di
madrasah ibtida’iyah. Setelah itu mulai ada model-model kerudung baru. Tentusaja
yang lebih menarik hatiku. Sampai saat ini entah berapa puluh model kerudung
yang sudah ku pakai. Dari yang berrenda melati, kerudung paris polos, kerudung
bermotif, kerudung instan langsung pakai sampai yang berupa hijab yang cara
menggunakannya saya menghabiskan waktu dandan.
Walaupun telah puluhan kerudung yang saya kenakan, berbagai
model yang dijajal. Namun kali ini benar-benar terkesima dengan kerudung kepunyaan
mbak ninis yang mengingatkan masa-masa sulit bapak ibu, tentang awal kali saya
belajar menutup aurat diri sebagaimana peritah nabi, dan tentang banyak hal
yang ada di benak saat saat itu.
Memang kerudung itu telah jauh saya tinggalkan atau mungkin telah
terbuang. Keberadaannya telah tergantikan oleh yang lain, karena dia telah
ketinggalan zaman. Tapi sejatinya ia tetap tersimpan baik. Bukan lagi di lemari bajuku, namun di
ruang hatiku. Ia akan tetap di sana dan suatu hari akan kembali di kehidupan
untuk sekedar menyapa atau mengingatkan pada masa di mana kita tak dapat lagi
ke sana.
Ada banyak hal, mungkin pengamen bis akan mengingatkan pada
perjuanganmu saat masih muda dulu, atau aroma parfum yang mengingatkanmu pada
cinta pertamamu, atau jalanan yang pernah kau singgahi dengan orang-orang special.
Akan ada banyak hal yang kau lalui dan kau coba, namun mereka akan tetap ada di
dalam hati dan sesaat akan kembali menyapa.
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar