oleh: Zuhrotul Anwariyah
Sering bukan terdengar cerita bahwa ada ular yang melilit tubuh
manusia?
Jawabnya adalah ia. Bahkan tidak hanya sekedar mendengar cerita
saja, namun sampai dibuatlah sebuah film tentangnya. Ternyata hal demikian ini
tidaklah sekedar kebetulan. Akan tetapi, salah satu bentuk dari dakwah ular
ialah melalui lilitannya pada tubuh mayat.
Berikut adalah kisah yang dikutip dari buku “Dakwah Para Binatang
Pilllihan Allah”, karya dari Sabana Sakti.
Kisah akhir manusia buruk pernah terjadi pada masa khalifah Abu
Bakar. Ketika itu ada seorang pria yang meninggal dunia, dan ketika dishalati
oleh banyak orang, tiba-tiba kain kafan pembungkus jenazah bergerak-gerak, dan
terlihat seekor ular didalamnya yang membelit leher si mayat dengan
menggerogoti dagingnya serta menghisap darahnya.
Menyaksikan mayat dibelit oleh ular, maka orang-orang yang berada di
tempat tersebut langsung membawa kayu, pentungan dan apa saja untuk membunuh si
ular. Sebelum ular dihajar, tiba-tiba dari mulut ular itu mengeluarkan kata.
“laa ilaaha illallahu Muhammadar
Rasulullah”
Setelah itu,
ular yang dapat berbicara itu mengatakan: “kenapa kalian hendk membunuhku,
padahal aku tidak bersalah? Aku hanyalah makhluk suruhan Allah. Sesungguhnya Allah
menyuruhku menyiksa mayat ini sampai hari kiamat!”.
Mereka pun bertanya:
“Apa dosa yang dilakukan oleh mayat ini sampai engkau diperintahkan untuk
menggerogoti dagingnya dan menghisap darahnya?”.
Si ular
menjawab: “Ada iga dosa ang dilakukan oleh mayat ini, yaitu;
1. Ketika mendengar
seruan adzan ia enggan melakukan shalat berjama’ah
2. Enggan mengeluarkan
zakat dari hartanya
3. Tidak memperhatikan
terhadap nasihat ulama.”
Maka inilah
sebagian dari siksanya.
Na’udzubillah
min dzaalik!
Padahal telah
diketahui bahwa hukum shalat berjama’ah adalah sunnah muakad. Dan pahala yang
ditawarkan adalah 27 derajat dibandingkan dengan shalat sendiri.
Membayar zakat
adalah sebagian dari membersihkan harta, yangmana bila tidak dilakukan, maka
dalam harta yang dimiliki masih ada sangkut pautnya dengan fakir miskin.
Nasihat ulama’
merupakan penerang jalan agar tidak tersesat dalam kehidupan ini. Jika seseorang
mengabaikan nasihat-nasihat tersebut, maka yang diperbuatnya akan cenderung
kepada hal yang bathil dan dapat menyeesatkan.
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
BUKIT CEMARA TIDAR
0 komentar:
Posting Komentar