
Oleh Dyah Ayu Fitriana @fitriyesss
Bunda, bagaimana caranya ridho? mengapa hatiku terus bergejolak seakan ada yang tak dapat kuterima?
Aku mendekap tubuh bunda dan membanjirinya dengan tangisan. Entah apa sebutan yang tepat untuk tangisan ini. Tangisan sedihkah? tangisan sesalkah? ataukah marah?
Bunda tak berkata, hanya mengelus pelan kepalaku. Tak peduli tangisanku yang kian menjadi, tak menghirau kicauanku tanpa henti, bunda hanya diam. Mungkin beliau berusaha menularkan energi positif dari elusan tangannya. Kurasakan ia begitu lembut, hatiku mulai tenang. Bunda mulai menatap mataku.
Nduk, anakku yang paling bunda sayang. Bersyukurlah tangismu adalah simbol hidupnya hatimu. Kamu harus merasakan sesal saat dirimu melakukan kesalahan. Kamu benar karena menangisi hal buruk yang masih bersarang di hatimu. Bersyukurlah atas teguran Allah itu. Namun jangan cukup bergelimang dengan kesedihan, itupun tiada benar.
Untuk ridho kamu harus belajar mengerti. Bagaimana perasaan seorang wanita yang satu tahun hidupnya harus ditemani dengan tangisan, karena harus berpisah dengan suami dan anaknya yang hijrah di madinah saat awal islam. Kamu coba fahami bagaimana kesedihannya ketika baru saja bertemu malah harus mengikhlaskannya dalam kesyahidan. Kau harus belajar mengerti itu anakku, barulah kau tahu apa balasan yang diberi untuk wanita itu? sebaik-baik lelaki yang akhirnya melamarnya. ya Rasulullah saw.
Ikhlaskan hati pada setiap apa yang dituliskan oleh ilahi. Mungkin susah untuk menerima apa yang terjadi dalam kehidupanmu yang tak kau harapkan. Tapi siapalah kita ini anakku? siapakah kita ini? hanya manusia biasa yang peuh dengan keterbatasan. Lalu mengapa kita sok tahu kalau takdir yang saat ini kita alami adalah buruk bagi kita? Lalu mengapa menangis ketika sesuatu terjadi tak sesuai dengan harapan kita? Ingatkah kita siapa kita ini?
Buka hatimu anakku, izinkan allah. Izinkan allah untuk memilihkan yang terbaik untukmu. Izinkan allah memberikan ganti yang lebih baik dari apa yang diambilNya darimu. Bukalah tanganmu, dan katakan. Ya Allah aku ridho.... Ambillah dariku, dan aku ridho mendapatkan ganti yang terbaik dariMu.
Kulakukan apa yang dikatakan bunda. Lalu kupeluk erat tubuhnya. Terimakasih Allah.. Ambillah dariku, dan aku ridho mendapatkan ganti yang terbaik dariMu.
Di persimpangan keridhoan
Bukit Cemara Tidar
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar