Sahabat, ada banyak hal yang ingin kita capai dalam hidup ini.
Mungkin salah satunya itu adalah jagi menulis, lebih lebih kita sebagai
akademisi yang setiap hari bergelu dengan dunia baca dan tulis. Tapi tak
menutup kemungkinan, seua orang juga butuh membaca dan menulis. Dan itu sangat
penting. Bukan hanya untuk orang yang sekolah atau kuliah saja, tapi siapapun
sangat perlu untuk membaca dan meulis. Dalam Al-Qur’an Allah mengajarkan kita,
untuk terus membaca alam ini. Membaca bukan hanya aktivitas dari mata saja,
membaca bukan hanya membaca tulisan saja, tapi hakikat membaca adalah bagaimana
memfungsikan semua indra yang kita punya untuk mampu mneyerap informasi yang
baik kedalam jiwa kita. Setiap detik dari kehidupan ini , tentu tak lepas dari
aktivitas membaca. Entah membaca dengan mata, telinga, ataupun dengan hati. Maka
disinilah sangat berperan indra kita, bagaimana kita memfungsikan apa yang
Allah berikan dengan sebaik baiknya.
Namun, kita sangat sering mengeluh, apa yang harus kita tulis. Ada satu
hal yang harus benar-benar kita fahami. Bahwa sesungguhnya menulis tidak akan
pernah bisa tanpa membaca. Ini adalah sepasang kekasih yang tak bisa di
pisahkan lagi. Jika gemar membaca, maka aka nada banyak hal yang ingin kau
tulis. Maka sangat sulit jika ingin jago menulis tapi tak suka membaca. Jika membaca
sudah menjadi makanan sehari hari, maka menulis pun akan menjadi minuman sehari
hari. Kita hanya perlu memaksa diri kita untuk banyak membaca, dengan begitu
akan banyak informasi dan ide ide yang selalu terbayang sehingga tak sabar
ingin menulis.
Yuk kita coba beberapa tips yang mungkin bisa muharab buat sahabat
semua ketika menemukan kesulitan dalam menulis. Karena segala sesuatu memang
harus diusahakan, harus susah dulu, gak akan mungkin langsung bisa, maka
disanalah kita akan merasakan proses belajar yang nikmat, mari kita nikmati
kemudian merasakan betapa berbunga bunga nya ketika sudah bisa menulis.
1.
Membiasakan
diri membaca, membaca apa saja yang ada di hadapan kita, membaca jenis buku apa
yang kita suka juga harus terus dicoba, misalnya suka cerpen atau novel, maka
banyaklah membaca itu., jika suka buku yang membahas politik atau agama maka
teruslah membaca itu. Karena membaca adalah aktivitas menyerap informasi yang
kemudian ditampung didalam otak, semakin kita banyak membaca maka otak kita
akan penuh dengan informasi, dan akan segera ditumpahkan dengan menulis.
2.
Berkumpul
atau banyaklah berteman dengan orang yang suka membaca dan menulis, hal ini
sangat mudah kita lakukan. Dengan bertemu orang orang yang demikian ini akan
sangat memacu kita untuk mengikuti jejaknya. Jika ingin harum ,bertemanlah
dengan orang yang menjual minyak wangi, jika ingin pandai menulis, maka
bertemanlah dengan orang yang suka dan pandai menulis pula.
3.
Yuk action
dengan menulis. Menulis itu bukan teori yang setumpuk halaman atau dari ceramah
dosen yang berjam jam, tapi menulis harus segera di laksanakan. Harus segera
dipraktekkan, harus segera di eksekusi, tulislah apa yang ingin kau tulis,
tulis apa yang ada dalam fikiran, jangan memikirkan apa yang akan ditulis, kata
Bapak Ewa.
4.
Senang
mengikuti diskusi menulis, dan senang
bertemu para penulis kemudian bisa berdiskusi, itu sangat baik dalam
mengembangkan potensi menulis kita. Semakin kita banyak bertemu orang, dengan
karakter yang berbeda-beda, dengan cirri khas penulis yang satu dengan yang
lain, membuat kita akan semakin banyak menyerap informasi, membaca kehidupan .
5.
Tiada
hari tanpa menulis, ini harus benar benar masuk ke dalam hati kita, hingga
setiap hari akan menjadi kewajiban yang akan terasa berbeda jika tidak melaksanakannya,
mungkin tahap ini agak sedikit sulit, tapi tak ada salahnya kita mencoba, tapi
kalau sudah cinta, maka tak ada yang sulit, cinta itu seperti virus, akan terus
menyerang, begitu juga dengan cinta menulis, nanti akan ketagihan pengen nulis
dan terus dan terus berbunga bunga kalau sudah menulis.
Sekarang tinggal di coba ya sahabat, semua tergantung dalam diri
kita masing masing, walau seribu memberikan kamu tips tapi tak satupun kau
mencobanya maka mustahil semua itu akan terjadi. Katanya Om Iwan Setyawan, Orang boleh pandai setinggi langit , tapi selama ia tidak menulis,
ia akan hilang dalam masyarakat dan sejarah , karena menulis adalah untuk
sebuah keabadian.Ustadz Salim
A.Fillah juga bertutur : Penulis sejati bersemboyan : Hanya sedikit ini yang
ku tahu , ku tulis ia untukmu, maka berbagilah denganku apa yang kau tahu.
Penulis sejati tak berniat mengajari, dia Cuma berbagi, menunjukkan
kebodohannya kepada para pembaca agar mereka mengoreksi. Penulis sejati berniat
diluruskan kebengkokannya, ditunjukkan kekeliruannya, diluaskan pemahamannya,
dilengkapi kekurangannya. Penulis sejati jadikan dirinya seakan murid yang mengajukan hasil karangan pada
guru, beribu pembaca menjelma berjuta ilmu. Bukan kecerdasan yang membuat
seorang penulis menjadi besar, kehausan pada ilmu yang membuat tiap goresan
pena menjadi bermakna.
Akhirnya, tak ada harap kecuali yang secuil ini mendatangkan
barakah dan ridhaNya, jadikan setiap huruf yang berbaris rapi ini mengalir
dalam aliran kebaikan hingga tak ada yang tersisa kecuali lautan barokah dariMu
Ya Robb….Semoga bermanfaat.
Malang, 07 Sepetember 2015
Izzati Ruba’ie
saya setuju dengan point no satu, Menulis dan membaca adalah ibarat 2 sisi koin yang tak bisa terpisahkan.
BalasHapus